
eQuator.co.id – MEMPAWAH-RK. Kabupaten Mempawah resmi dicanangkan sebagai Kota Budaya Maritim oleh Kerajaan Mempawah. Pencanangan ini digelar di Istana Amantubillah Mempawah, Selasa (19/3).
Raja Mempawah ke-XIII, Pangeran Ratu Mulawangsa Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim mengatakan, pencanangan Mempawah sebagai Kota Budaya Maritim merupakan suatu pengembalian budaya di mana masyarakat di daerah inj dikenal sebagai pelaut.
Raja Mardan menyebutkan, ada lima pilar penting yang harus dikembangkan. Diantaranya pemerintahan yang kuat, kesejahteraan masyarakat, keamanan dan pertahanan, sistem informasi dan teknologi, serta budaya yang kokoh.
“Kita sebentar lagi akan miliki pelabuhan maritim. Saya ingat kata-kata Bung Karno kembalikan lagi kita sebagai bangsa maritim, bangsa pelaut, bangsa yang kuat, baik di laut, darat, maupun udara,” katanya.
Oleh sebab itu, ke depan semua elemen harus bekerjasama untuk menjadikan Mempawah sebagai kota maritim yang kuat. Baik dari segi fisik, maupun dari segi batiniahnya.
“Untuk itu, mari sama-sama kita bangun, apa yang menjadi potensi budaya bangsa ini. Sehingga budaya bangsa lain, namun harus membangun tanpa merusak dan juga memimpin tanpa membedakan,” tegasnya.
Bupati Mempawah, Gusti Ramlana menyebutkan pencanangan Mempawah sebagai Kota Budaya Maritim, merupakan sebuah pelestarian budaya.
Selain itu, Ramlana menambahkan bahwa dengan membangkitkan semangat, serta nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat. Terutama di sektor laut, ini bisa memberikan suatu momentum dalam memajukan perekonomian.
“Sebuah nilai-nilai dasar negara, yang harus dilestarikan. Dan perlu kita sikapi bersama, jangan sampai budaya ini luntur,” katanya.
Tapi dalam pencanangan ini, perlu didesain mulai dari tata ruang dan program serta kebijakan pembangunan. Dimana harus mengarah pada dunia maritim, dalam hal ini masyarakat juga harus cerdas dan punya skill di sektor laut, bila perlu modernisasi bisa diterapkan.
“Ke depan berharap sumber perekonomian rakyat, bisa berkembang di sisi laut,” pungkasnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (KemenkumHAM) Kalbar, Muhammad Yanis menyambut baik rencana ini. Mempawah sendiri sedang membangun kawasan ekonomi khusus, yang berbasis maritim.
“Kita tahu sendiri Mempawah memiliki wilayah laut yang cukup luas. Kemudian latar belakang Raja Mempawah sendiri dari Bugis, yang dikenal sebagai pelaut unggul,” katanya.
Dia berharap ke depannya, investasi maupun lalu lintas barang dan orang, akan semakin tinggi. Dan diharapkan juga pencanangan ini bisa memberikan dampak positif khususnya dalam memajukan perekonomian masyarakat.
Selain pencanangan Kota Budaya Maritim, kegiatan juga dirangkai dengan penganugerahan gelar dari Kerajaan Mempawah kepada sejumlah tokoh di Kalbar. Pemberian gelar ini dilakukan langsung oleh Raja Mempawah.
Tokoh-tokoh dan pejabat daerah yang menerima gelar tersebut diantaranya Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalimantan Barat, Baginda Polin Lumban Gaol dengan gelar Pangeran Nata Argya Wangsa.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kakanwil KemenkumHAM) Kalbar Muhammad Yanis dengan gelar Pengeran Nata Prabawa Wangsa. Kadiv Pelayanan Hukum Kemenkumham Kalbar, Toman Pasaribu dengan gelar Pengeran Anom.
Kabid Pelayanan Hukum Kemenkumham Kalbar Muhayan dengan gelar Pengeran Anom. Serta Istri Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Kalimantan Barat Rominar Sibarani dengan gelar Datin Petinggi.
Laporan : Ari Sandy
Editor : Andriadi Perdana Putra