eQuator.co.id – BENGKAYANG. Tak pernah takut diintai maut, seorang pemburu emas di bekas lokasi PETI Desa Tirta Kencana, Kecamatan Bengkayang, tewas tertimbun lagi, Kamis (14/9) sekira pukul 16.30.
Kali ini korbannya Siroy alias Simus, 45, petani yang mengadu untung di PETI. Lelaki warga RT 05 Sengkabang Dusun Tiga Desa, Desa Tirta Kencana, itu tewas tertimbun longsoran.
Kapolsek Bengkayang beserta Kanit Reskrim, PS Kanit Sabhara dan anggotanya menuju TKP Desa Tirta Kencana Kecamatan Bengkayang.
Dihubungi RK tadi petang pukul 19.00 Wib Kapolres Bengkayang AKBP Permadi Syahids Putra.SIK.MH membenarkan telah terjadi kecelakaan kerja di lokasi Eks PETI tersebut. Satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Saat kejadian, saksi mata di TKP diantaranya Amil alias Emil warga Tiga Desa yang juga abang kandung korban sudah dimintai keterangan.
Dijelaskan Permadi, sekitar pukul 16. Siroy bersama Amil sedang mendulang (ngarekek) di lokasi bekas PETI pada saat cuaca mulai hujan.
Pengakuan Emil, Ia sudah melarang Siroy untuk meneruskan kegiatannya karena curah hujan cukup tinggi namun si adik tidak menghiraukannya.
Benarlah, asyik mendulang dengan harapan mengais emas, tiba-tiba tanah di atasnya yang tingginya sekitar 10 meter, longsor dengan suara gemuruh.
Cepatnya longsoran membuat Siroy tak sempat beranjak menyelamatkan diri. Emil abangnya mujur berhasil menyalamatkan diri. Setelah itu ia berusaha menolong namun adiknya
sudah tertimbun tanah yang akhirnya tewas seketika.Emil segera meminta bantuan rekan rekan lainnya yang ada dilokasi. Baru sekitar pukul 20.30 jenazah Siroy berhasil dievakuasi dari TKP dengan dibantu warga setempat.
Korban dibawa kerumahnya di Sekabang Dusun Tigadesa Desa Tirta Kencana Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang.
“Pihak keluarga menolak visum dan akan mengurus jenazah korban Siroy sampai pemakaman,” tutup Permadi.
Korban Berjatuhan
Aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Sengkabang bukan kali ini menelan korban jiwa. Jajaran Polres Bengkayang sudah kerap melakukan razia PETI besar besaran di seantero wilayah Kabupaten Bengkayang. Alasan perut membuat warga kembali berkubang dalam lumpur dengan alasan sesuap nasi sehingga kegiatan itu bagaikan legal.
Pada 2015 misalnya, sedikitnya 18 orang meregang nyawa tertimbun longsoran tanah puluhan ton di Desa Goa Boma Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang.
Satu bulan kemudian tertimbun lagi 10 orang di lokasi yang sama, dan pada tahun yang sama sedikitnya 5 orang meregang nyawa tertimbun akibat aktivitas PETI Jenis Gelondong di Sekinyak Desa Belimbing Kecamatan Lumar Kabupaten Bengkayang.
Kini aktivitas PETI sudah menyeruduk ke Kota Bengkayang. Akibatnya jelas, Sungai Sebalo yang membelah Kota Bumi Emas kebanggaan warga Bengkayang yang dulunya jernih kini berubah warna menjadi kuning. Pompa jenis dompeng (Dong Peng) buatan RRC terus meraung menyemburkan lumpur dan menyisakan endapan di aliran air. Selebihnya, korban demi korban berjatuhan dan tak bisa dihentikan. (Kur)