eQuator.co.id – SINTANG-RK. Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang kini memiliki fasilitas penunjang hidup sehat. Fasilitas yang dibiayai APBN tahun 2018 ini, dikenal dengan sebutan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas).
Masyarakat setempat kini sudah bisa memanfaatkan Sanimas yang diresmikan oleh Bupati Jarot Winarno, Rabu (9/1). Sanimas sendiri dibangun dengan metode Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal.
“Ditambah dengan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja. Di mana limbah tersebut bisa diolah kembali untuk dimanfaatkan seperti membuat hidroponik di kelurahan,” ujar Jarot.
Jarot bilang, masalah kesehatan di Kabupaten Sintang merupakan urutan kedua setelah kemiskinan yang harus diselesaikan. Maka dari itu, untuk fasilitas penunjang kesehatan memang mesti dipenuhi.
“Sejauh ini fasilitas penunjang di bidang kesehatan kita sudah cukup maksimal. Akan tetapi untuk di bidang kesehatan lingkungan kita masih kurang,” katanya.
Contohnya kata Jarot, seperti sanitasi. Di mana kategori baik sekitar 61 persen. Sementara 39 persennya merupakan sanitasi yang kurang baik. Sanitasi yang kurang baik itu akan berdampak buruk bagi kesehatan bila tidak segera diperbaiki.
“Dari 39 persen itu masih ada masyarakat yang BAB di aliran sungai. Kemudian belum ada pembuangan air limbah khusus, masih buang sampah ke sungai. Hal itu akan berdampak pada masalah kesehatan seperti diare, tipes dan lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Pemukiman Kalimantan Barat, Ridwan Kristian Manik menjelaskan, Sanimas adalah program peningkatan kualitas akses sanitasi yang baik berbasis masyarakat. Menyediakan sarana dan prasarana untuk sanitasi yang berkualitas.
“Sehingga program ini akan berkelanjutan. Berwawasan lingkungan sesuai dengan kebutuhan. Dalam rangka kita meningkatkan kualitas sumber daya air dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan bersih,” katanya.
Ridwan menambahkan, program Sanimas ini berpola padat karya. Jadi program ini dilakukan oleh kelompok masyarakat Al-Hidayah yang didampingi oleh fasilitator lapangan. Dikerjakan dan dibangun secara swakelola yang berbasis gotong-royong dan diarahkan untuk padat karya dengan melibatkan masyarakat setempat.
Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Al-Hidayah, Badarudin, pembangunan fasilitas dimulai pada Juli 2018 dan selesai pada November 2018.
“Pembangunan ini menggunakan dana APBN tahun anggaran 2018 dengan total biaya Rp500 juta, dengan konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah Komunal berukuran 10×3 meter,” pungkasnya.
Laporan : Saiful Fuat
Editor : Andriadi Perdana Putra