eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sejak tiga tahun lalu, Hendi serta beberapa anak muda berkenalan melalui jejaring media sosial (Medsos) Facebook. Setelah itu, mereka bertemu untuk membentuk komunitas komik Pontianak yang bernama Pontianak Comic (PoCo).
Alhasil, digagaslah rencana untuk membuat komik mereka sendiri, sehingga akhirnya lahir sejumlah kompilasi komik yang menarik sebagai suatu karya.
“Kompilasi ini biasanya kami promosikan lewat event-event di Pontianak. Terutama event Jepang,” ujar Reza Pahlevi yang merupakan salah satu pendiri PoCo ketika ditemui Rakyat Kalbar, Rabu (18/7).
Sementara itu, saat ini Hendi sendiri sudah tidak aktif lagi di PoCo. Bahkan dia telah pindah ke Bandung dan menggeluti dunia perkomikan. Sedangkan anggota PoCo lebih berkutat pada dunia masing-masing. Namun tidak lupa untuk bertemu secara berkala sekaligus membicarakan rencana-rencana yang berkaitan dengan komik dan event.
“Ngumpul di warung kopi, kafe dan lainnya. Kita bicarakan tentang komik, kesulitan-kesulitan dalam membuatnya serta apa rencana ke depan,” timpal Reza.
Sekadar diketahui bahwa dalam membuat komik rata-rata anggota PoCo membuat sendiri komik yang mereka inginkan. Namun apabila ada sebuah proyek bersama maka mereka akan berbagi tugas.
“Ada yang membuat sketsa, konsep cerita, penintaan dan pewarnaan. Apalagi pada era teknologi seperti ini, ditambahkan dengan keahlian menggunakan perangkat halus untuk membuat komik. Untuk komik digital kami juga melakukan promosi. Terutama melalui akun pribadi milik anggota PoCo,” ulasnya.
Dalam kesempatan itu, pemuda yang kini bekerja di Kantor PLTU Wajok ini menuturkan, dunia perkomikan Pontianak memang tidak seheboh perkomikan luar terutama di Pulau Jawa.
Apalagi sejauh ini masyarakat Pontianak masih menganggap bahwa membuat komik hanya merupakan sebuah hobi. Padahal apabila ditekuni secara serius maka komik bisa menjadi sebuah pekerjaan tetap yang menggiurkan serta bisa menjamin masa depan.
“Contohnya Hendi. Dia lumayan sukses di Bandung. Karena dia sudah merasa membuat komik merupakan pekerjaan dia. Sementara kita masih menganggap ini hobi. Ditambah kita kurang bisa mengatur waktu antara mengkomik dan pekerjaan sehari-hari,” keluh Reza.
Meskipun setakat ini keberadaan PoCo masih dirasakan memiliki banyak kendala serta aral yang melintang sebagai tantangan untuk dapat terus maju dan berkembang, Reza berharap ke depan dunia perkomikan di Kota Khatulistiwa bisa semaju di Pulau Jawa.
“Saya optimis suatu saat dunia perkomikan di Pontianak akan maju serta berkembang seperti di Pulau Jawa,” ulasnya.
Reporter: Bangun Subekti
Redaktur: Andry Soe