eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Pengunduran diri juara bertahan dari sebuah pertarungan, khususnya di kancah perpolitikan, jarang terjadi di Indonesia. Apalagi jika Si Incumbent, konon, telah mengantongi dukungan sejumlah partai politik.
Namun, hal itu terjadi di Kabupaten Kubu Raya. Seperti diketahui, belum lama ini, Bupati Rusman Ali mengumumkan pengunduran dirinya dari bursa pemilihan kepala daerah (Pilkada) setempat. Hanya saja, tak ada aksi yang tidak menuai reaksi.
Kamis (16/11), ratusan simpatisan dari sembilan kecamatan meminta Rusman kembali mencalonkan diri untuk memimpin Kubu Raya, hingga lima tahun lagi. Tetap fight (bertarung/maju) dalam Pilkada tahun depan. Saking seriusnya, mereka sampai-sampai menjemput Sang Bupati di Bandara Internasional Supadio.
Kebanyakan penjemput itu bahkan mengendarai motornya beriringan dengan mobil yang dinaiki Rusman ketika dia menuju kantor Bupati Kubu Raya dari Bandara. Pun menuntut penjelasan langsung dari bibir Rusman.
“Ini kami lakukan spontanitas, mengharapkan Rusman Ali tetap maju sebagai Balon (bakal calon) bupati periode 20019-2024,” klaim Herri Zp. Ar., seorang tokoh pemuda perwakilan Kecamatan Sungai Raya, Kamis(16/11) pagi, dalam pertemuan dengan Rusman di aula Kantor Bupati Kubu Raya.
Ia berharap Rusman menarik omongan mundurnya dari proses Pilkada 2018. “Kami meminta lanjutkan kepemimpinan, supaya program jalan poros terus dilanjutkan dan berjalan baik, karena banyak masyarakat mengharapkannya, ini sudah banyak kami rasakan program-program pak Rusman Ali ini,” pintanya.
Senada, tokoh masyarakat lainnya, Ali M. Ia menyebut kembali majunya Rusman merupakan harapan warga Kubu Raya. “Ibarat Rusman Ali sudah membangun pondasi, itu harus dilanjutkan sampai utuh, supaya berdiri dalam keadaan kokoh. Program itu harus terselesaikan,” harap dia.
Sukarman sependapat. Aparatur Sipil Negara (ASN) Kubu Raya itu bahkan menyatakan siap dicopot statusnya sebagai abdi negara. “Kami ini siap menanggalkan status PNS, saya iklas. Saya sangat sedih, dengar hal ini (pengunduran diri Rusman, red). Tapi masih punya harapan, mudah-mudahan Rusman Ali berubah dan tetap mencalonkan diri sebagai bupati,” tegasnya.
Bahkan, tokoh masyarakat Kecamatan Sungai Ambawang, H. Pusiri, beberapa hari ini belum bisa keluar rumah ketika mendengar Rusman mengundurkan diri. “Syok dengar itu, harapan kami Rusman Ali tetap maju,” tutur dia.
Dari Kuala Mandor B, Kades M. Ali, yang mengatasnamankan perwakilan masyarakat mengatakan, ia mewakili masyarakat di daerahnya meminta Rusman melanjutkan pembangunan. “Program jalan poros Kuala Mandor B sampai ke ujung. Bahkan kami siap pasang badan untuk tetap mendukung Rusman Ali. Dengan Rusman Ali jadi Bupati, jalan semakin mulus,” ungkapnya.
Pun demikian dinyatakan oleh perwakilan simpatisan Rusman di daerah yang jauh, Kecamatan Terentang, Agus Salim. Ia menegaskan mendukung Rusman memimpin selama dua priode.
“Banyak sekali manfaat program yang dilaksanakan Rusman Ali ini, terutama perekonomian di daerah kami sangat draktis meningkat. Dan mudah untuk membawa hasil pertanian untuk menuju perkotaan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Anggota DPRD Kubu Raya, Suharso mengatakan, Kubu Raya mencari pemimpin yang baik serta mempunyai integritas tinggi. “Meskipun Rusman Ali sudah menyatakan mundur dari pencalonan, kami masih menunggu surat tertulis dari Beliau. Tapi kami tetap berharap Beliau maju menjadi Balon Bupati,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sebelum partai lain menyatakan dukungan terhadap Rusman, Partai Golkar lah yang pertama kali menyatakan dukungan. “Kami melihat, banyak perubahan yang dilakukan Rusman Ali, terutama daerah kami, yang dulu belum bisa masuk mobil, sekarang sudah bisa. Belum lagi kita melihat program yang lain,” ucap Suharso.
Begitu pula dinyatakan Yuslanik, anggota DPRD Kubu Raya dari Partai Gerindra. Partainya tidak membuka pendaftaran Balon sebab sudah memastikan untuk mendukung Rusman.
“Karena potensi yang dilakukan Rusman Ali jelas, terutama untuk mensejahterakan masyarakat melalui programnya. Tak hanya itu, sudah meningkatkan perekonomian,” tutur Sekretaris Partai Gerindra Kubu Raya itu.
Lantas, apa jawaban Rusman? “99 persen, kami memastikan mundur. Ini hasil (bincang-bincang,red) yang dilakukan bersama keluarga beberapa bulan lalu untuk meminta tidak maju,” ungkapnya di depan para simpatisan. Apalagi, dirinya pernah menyatakan hanya akan memimpin Kubu Raya selama satu periode.
Imbuh dia, “Memang saya, sekitar 3 bulan, saya rapat dengan keluarga. Sepakat diminta keluarga tidak maju lagi dalam pencalonan di Kubu Raya ini. Kemarin (belum lama ini,red) juga saya kumpulkan ketua partai, juga menyatakan hal yang sama”.
Meski begitu, masih ada kemungkinan Rusman untuk maju Pilkada sebesar 1 persen. Untuk memastikannya, kata dia, harus puasa selama 3 tiga hari.
“Makanya, saya, sampai saat ini, masih menyatakan mengundurkan diri. Tapi dengan adanya permintaan masyarakat ini, saya sangat apresiasi. Saya akan berunding dulu dengan keluarga. Karena sebelumnya sudah sepakat saya tidak maju lagi,” ucapnya.
Atas dukungan masyarakat Kubu Raya, ia menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya. “Terkait desakan masyarakat, saya mohon maaf belum bisa beri jawaban sekarang. Saya harus berunding dengan keluarga dulu, karena keluarga ini utama. Saya lihat banyak orang-orang berpotensi,” papar Rusman.
Ia berpesan kepada siapapun pemimpin Kubu Raya nantinya untuk bisa melanjutkan pembangunan. “Terutama pemimpin yang mempunyai moral,” tukasnya.
Langkah Rusman Ali ini, disebut pengamat politik dari Universitas Tanjungpura (Untan), Jumadi, memang kembali kepada yang bersangkutan. Bagaimana pun, kata dia, Rusman punya konstituen.
“Partai politik tidak bisa memaksa, kalau memang atas pertimbangan-pertimbangan yang bisa dipertanggungjawabkan, itu juga kembali ke Beliau,” ungkapnya.
Yang penting, menurut dia, Rusman harus mencari momen yang tepat untuk menjelaskan hal tersebut di tengah kesimpangsiuran informasi di tatanan masyarakat. “Dengan menjelaskan secara resmi kepada publik, kemudian kepada partai politik, baik secara lisan ataupun tertulis,” papar Jumadi. Dikatakannya, tidak ada yang perlu diributkan, sebab ini soal hak individu.
Laporan: Syamsul Arifin, Zainudin
Editor: Mohamad iQbaL