eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kepiluan korban banjir di Kabupaten Sambas membuat Mahasiswa dan Siswa Pencinta Alam (Mapala dan Sispala) di Kota Pontianak merasa terpanggil. Mereka menggalang dana dan menyerahkannya dalam bentuk kebutuhan pokok.
“Kami menggalang dana untuk korban banjir di Dusun Lubuk Dagak, Desa Lubuk Dagang, Kecamatan Sambas dan Dusun Tanjakan, Desa Sabung, Kecamatan Subah,” kata Riyadi Novianto, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi peduli korban banjir itu melalui rilisnya, Senin (22/2).
Aksi peduli tersebut melibatkan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Muhammadiyah Pontianak (Mata-UMP) bekerjasama dengan Sispala Serpa SMK Negeri 3 dan paschal SMA Negeri 9 Pontianak. “Poskonya di lingkungan kampus UMP,” ungkap Riyadi.
Dia mengungkapkan, posko penggalangan dana untuk korban banjir di Kabupaten Sambas ini dibuka selama delapan hari sejak 12 Februari 2016. “Kemudian pada 20 Februari kami berangkat ke lokasi banjir menggunakan Bus UMP. Barang bantuannya diangkut menggunakan truk Basarnas,” kata Riyadi.
Bantuan yang berhasil dikumpulkan tersebut, tambah dia, diterima langsung Kepala Desa yang daerahnya dilanda banjir. “Mereka mengaku sangat bersyukur telah menerima bantuan tersebut. Karena selama banjir, katanya minim bantuan,” ujar Riyadi.
Posko untuk menggalang bantuan untuk korban banjir ini, jelas Riyadi merupakan bagian dari program Badan Sar MATA-UMP. “Selain ini kami juga membuat sistem informasi bencana, termasuk analisa dan peta potensi bencana,” katanya.
Riyadi mengaku, dalam menjalankan program-program kemanusiaannya ini, para Mapala ini dihadapkan pada beberapa kendala. Di antaranya terkait sistem administrasi dari instansi terkait, baik pemerintah maupun dunia pendidikan. “Begitu rumit kalau diajak berpartisipasi. Orang berpendidikan memang belum tentu berprikemanusiaan,” sesalnya. (agn)