Mantap… SMA Muhammadiyah Punya Tempat Usaha Mebel

Foto: KARYA SISWA. Sejumlah kursi karya siswa SMA Muhammadiyah Putussibau yang dibuat di Tempat Usaha Mebelnya, Jumat (6/1). Andreas-RK

eQuator.co.id – Putussibau-RK. Kendati bukan sekolah kejuruan, tidak menghalangi SMA Muhammadiyah Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu untuk mendirikan Tempat Usaha Mebel (Meuble). Keuntungannya, 30 persen untuk sekolah dan 70 persen untuk pekerja.

“Usaha mebel ini batuan dari Disperindagkop (Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi) Kapuas Hulu beberapa tahun lalu,” ungkap Waris WS, Kepala SMA Muhammadiyah Putussibau, ditemui di kantornya, Jumat (6/1).

Waris mengungkapkan, dari ratusan tempat usaha mebel binaan Disperindagkop, hanya dua yang aktif. “Kalau untuk sekolah, hanya di SMA Muhammadiyah ini yang masih aktif, yang lainnya sudah tutup,” katanya.

Sejak tempat usaha mebel di samping SMA Muhammadiyah Putussibau ini dibuka, kata Waris, pesanan (order) dari pelanggan tidak pernah putus. “Walaupun jumlahnya tidak banyak,” ucapnya.

Para pekerja di usaha mebel SMA Muhammadiyah Putussibau ini, selain karyawan khusus, juga guru dan siswa. “Hasilnya, setelah dipotong modal, akan dibagikan, 30 persen untuk sekolah, 70 persennya untuk pekerja dan siswa yang bekerja di mebel,” kata Waris.

Siswa yang bekerja di Usaha Mebel SMA Muhammadiyah Putussibau ini, ujar Waris, hanya beberapa orang, tentunya mereka yang mempunyai kemauan dan keinginan untuk menyalurkan kreativitas dan bakatnya di bidang furniture. “Hitung-hitung untuk menambah uang jajan mereka,” ucapnya.

Sedangkan keuntungan atau bagi hasil usaha mebel untuk sekolah, ungkap Waris, digunakan untuk membantu operasional sekolah, guna memperlancar aktivitas proses belajar dan mengajar.

Selain sebagai tempat produksi yang mesti menghasilkan keuntungan atau laba, jelas Waris, Usaha Mebel ini juga menjadi sarana praktik siswa SMA Muhammadiyah Putussibau untuk program pengembangan diri. “Program pengembangan diri berupa keterampilan itu wajib di sekolah ini,” katanya.

Waris mengaku, sekolah yang dipimpinnya ini memang sekolah umum. Tetapi sudah bisa disebut semi kejuruan, karena arahnya memang demikian. Misalnya, sudah memiliki ruang praktik langsung.

Tidak hanya praktik untuk membuat mebel, tambah dia, di SMA Muhammadiyah ini juga tersedia laboratorium komputer. Karena ada matapelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). “Saat ini ada puluhan computer, walaupun sudah lama,” ungkapnya.

Berbagai ruang praktik yang tersedia ini, kata Waris, diharapkan bermanfaat bagi siswa SMA Muhammadiyah Putussibau yang sebagai besar dari daerah pedalaman Kapuas Hulu. “Sebagian besar siswa kita menumpang di rumah orang. Makanya mereka lebih mandiri,” tutupnya.

 

Laporan: Andreas

Editor: Mordiadi