eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Dekranasda Kota Pontianak menggelar pelatihan pemanfaatan kulit jagung sebagai kertas seni dan kerajinan tangan, Rabu (26/12). Pelatihan ini dilaksanakan tanggal 26 hingga 28 Desember 2018 di Galeri Dekranasda Kota Pontianak, Jalan Abdurrachman Saleh.
Pelatihan ini bertujuan mewujudkan pelaku kriya yang lebih kreatif dan inovatif. Dengan pemanfaatan kulit jagung sebagai kertas seni dan kerajinan tangan.
“Saya berharap pelatihan ini betul-betul dimanfaatkan, jangan banyak main Hp ketika pelatihan yang penting, karena hasil dari pelatihan ini bisa membantu ibu untuk mendapatkan tambahan buat keluarga,” ujar Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Edi Kamtono ketika memberikan sambutan.
Pelatihan itu diikuti 20 orang perwakilan kader PKK kecamatan se Kota Pontianak. Peserta pelatihan ini merupakan kader-kader PKK pilihan dari enam kecamatan yang ada di Kota Pontianak. Sehingga selama pelatihan dia berharap tidak ada peserta yang datang terlambat.
“Saya memilih betul-betul kader PKK di enam kecamatan artinya ibu adalah orang yang terpilih. Jangan sampai terlambat karena kesempatan tidak datang dua kali, dari pelatihan ini ibu dapatkan ilmu baru untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” ujarnya.
Yanieta menambahkan, Dekranasda Kota Pontianak selalu mendukung dan memotivasi sehingga tercipta pelaku ekonomi kreatif yang baru.
“Jadi setelah pelatihan ini jangan didiamkan terus dilatih lagi dirumah agar berkembang, Nanti hasil nya dimasukkan ke Dekranasda, kita pasarkan ketika ada pameran inilah manfaat ada nya Dekranasda Kota Pontianak,” imbuhnya.
Sri Hestuti, peserta pelatihan yang merupakan kader PKK Kecamatan Pontianak Tenggara mengungkapkan syukur karena ada pelatihan seperti ini supaya bisa berkarya untuk membantu perekonomian keluarga.
“Melalui pelatihan ini kami memang mengharapkan dan berterima kasih ke Dekranasda Kota Pontianak yang telah mengadakan pelatihan ini untuk membantu dalam meningkatkan kompetensi kami sebagai ibu rumah tangga,” ujarnya.
Dia berharap, Melalui pelatihan ini bisa mandiri sehingga tidak semata-mata mengandalkan pendapatan suami.
“Sekarang kita harus mandiri, jangan hanya mengandalkan suami, sehingga kita juga bisa berkontribusi untuk menambah perekonomian keluarga tanpa melupakan tugas kita sebagai ibu rumah tangga,” pungkasnya. (lid)