eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pada hari kiamat, Alquran akan datang menjadi penolong dan pembela para sahabatnya saat dihisab agar tidak disiksa masuk neraka. Pembelaan Alquran pasti diterima Allah SWT.
“Tentu saja tidak semua orang akan mendapatkan pembelaan Alquran, tidak setiap manusia akan mendapat syafaat Alquran, pembelaannya hanya terkhusus bagi orang-orang yang terpilih, syafa’atnya hanya bagi hamba-hamba yang istimewa. Yang akan dibela oleh Alquran adalah ashabul quran, yaitu para sahabat Alquran,” terang Ustadz Didik M Nur Haris, Lc, MA, pada Majelis Quran Edisi Spesial Ramadan, Minggu (19/6) di Masjid Raya Mujahidin.
Untuk menjadi sahabat Alquran, kata dia, yang pertama adalah tilawah. Banyak membaca Alquran. Jangan sampai mengaku beriman kepada Alquran tetapi tidak membacanya.
Kedua, selain istiqomah tilawah, para sahabat Alquran juga rajin tadabbur. Kuncinya hati adalah tadabbur, sehingga hatinya terbuka. “Bagaimana kiatnya sehingga kita semangat tadabbur? Ingatlah pahala ketika kita mentadabburi Alquran. Anggap bahwa kita sedang munajat kepada Allah, berkomunikasi kepada Allah. Bukan hanya pada saat kita memiliki masalah sehingga lebih berasa. Dan Alquran juga merupakan syifa (obat) dan sumber ilmu pengetahuan. Semakij rajin kita tadabbur, semakin luas pemahaman yang kita miliki, ” terangnya.
Ketiga, ciri sahabat Alquran adalah tahfidz. Bersemangat menghafal Alquran. Dikatakannya, hendaknya setiap muslim menjadikan cita-cita hidupnya sebelum meninggal dunia bisa menghafal Alquran 30 juz. “Kuatkan azzam dan bermohon kepada Allah agar dimudahkan menjadi penghafal Alquran. Kiatnya sederhana yaitu tidak lain banyak mengulang-ulang bacaan Alquran. Bila perlu 1 ayat diulang hingga 300 kali, insya allah hafal. Dan mesti bertahap. Mulai dari yang mudah-mudah dulu. Pandai membagi waktu dan diperdengarkan kepada orang lain, ” papar Didik.
Terakhir, sahabat Alquran adalah mereka yang mengamalkan Alquran setelah membaca, mentadabburi, dan menghafalnya. Mengamalkan Alquran akan dimudahkan oleh Allah setelah melewati tiga fase sebelumnya tadi. “Ini merupakan hasil dari tilawah, tadabbur, dan tahfidz,” demikian Didik.
Majelis Quran Edisi Spesial Ramadan dengan tema “Agar Quran Menjadi Pembela ini dihadiri ribuan jamaah dan diawali dengan tasmi Quran oleh Yusuf Mubara yang berusia 8 tahun. Di usia terbilang bocah itu, Yusuf sudah hafal 15 juz Alquran. Bahkan ia Juara 1 Tahfidz Quran tingkat kota Pontianak tahun 2016 yang dilaksanakan oleh Labinas beberapa waktu lalu.
“Yusuf Mubarak diumur 3 tahun sudah hafal juz 30. Umur 4 tahun sudah bisa baca Alquran. Menghafal Alquran menjadikannya terbiasa konsentrasi dan membuatnya cerdas. Di sekolah, Yusuf kerap juara kelas. Semoga jagi motivasi kita semua,” ujar Hamdani, ketua panitia Majelis Quran. (*)