-ads-
Home Rakyat Kalbar Landak Lokal yang Bisa Mendunia

Lokal yang Bisa Mendunia

Festival Riam Solakng

ATRAKSI. Salah satu atraksi yang dilakukan oleh kelompok pemuda Kabupaten Landak di Festival Riam Solakng, Dusun Petai Bejamu, Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Jumat (31/8). Antonius-RK

eQuator.co.idSengah Temila-RK. Ribuan warga berdatangan menyaksikan Festival Riam Solakng 2018, di Dusun Petai Bejamu, Desa Senakin, Kecamatan Sengah Temila, Jumat (31/8). Riam Solakng, sebuah potensi wisata Kalbar yang layak dikembangkan lebih jauh.

“Saya memandang bahwa kegiatan ini sangat penting, untuk memperkenalkan dan mempromosikan potensi wisata yang kita miliki,” ucap Wakil Bupati (Wabup) Herculanus Heriadi, mewakili Bupati Karolin Margret Natasa.

Festival besutan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Landak ini memang dibuka langsung oleh Wabup. Lomba kuliner tradisional, lomba solo, lomba fotografi dan lomba sumpit, dikemas dalam festival tersebut.

-ads-

“Saya sangat mendukung penyelenggaraan Festival Riam Solakng ini, karena rangkaian kegiatan ini berpengaruh signifikan terhadap pengembangan destinasi tujuan wisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat serta bisa memberdayakan masyarakat di kawasan objek wisata,” paparnya.

Heriadi pun memuji seluruh panitia yang telah membuat festival ini terlaksana dengan baik dan lancar. Dikatakannya, banyak tempat wisata di Landak. Mulai dari wisata alam, wisata sejarah, hingga wisata budaya.

Festival Riam Solakng ini diharapkannya dapat menjadi salah satu sarana menggali, mengenalkan, memasyarakatkan, dan mengukuhkan eksistensi pariwisata Landak. “Dengan demikian pariwisata yang terdapat di Landak akan semakin berkembang, dan objek wisata kita akan semakin dikenal oleh para wisatawan, tidak hanya itu, bahkan mampu menjadi daya tarik bagi negara lain,” papar Heriadi.

Ditegaskannya, penyelenggaraan festival tersebut seharusnya menjadi perhatian dan tanggung jawab bersama. Bukan hanya pemerintah daerah maupun panitia penyelenggara. Juga mesti menjadi atensi para pelaku pariwisata dan masyarakat Landak.

“Kegiatan ini benar-benar dapat menyentuh masyarakat dan berdampak positif bagi kemajuan daerah dalam wujud peningkatan kunjungan wisata, meskipun festival ini masih tergolong festival lokal, kedepannya kita terus melakukan evaluasi dan perbaikan-perbaikan sehingga event ini bisa menjadi besar,” tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kegiatan ini telah diumumkan panitia. Bagi peserta yang mau mengikuti dapat mendaftar ke kantor Disporapar Landak.

“Pendaftaran sudah dimulai sejak 2 Juli sampai dengan 19 Agustus 2018 lalu,” ujar Kabid Pariwisata, Supiana.

Dijelaskannya, dalam festival ada lomba kuliner tradisional, lomba solo, lomba fotografi, dan lomba sumpit. Dalam ketentuan umum, lomba kuliner tradisional untuk rangkaian mengolah makanan dengan bahan baku singkong, ketela, jagung atau tepung beras, tepung tapioka, dan gula aren.

“Lomba ini untuk umum, boleh ibu PKK, pelajar, kelompok kuliner, peserta berkelompok, setiap kelompok maksimal 4 orang, boleh laki-laki dan perempuan,” papar Supiana.

Untuk bahan dan peralatan disiapkan dan dibawa oleh masing-masing peserta. Lanjut dia, ada ketentuan khusus terkait menu masakan. Harus memiliki kaitan dengan akar budaya setempat dan bahan mudah diperoleh.

Peserta menyiapkan resep masakan sebanyak 3 rangkap dan diserahkan kepada dewan juri pada saat technical meeting. Waktu lomba kuliner selama 3 jam, seluruh rangkaian kegiatan dilakukan di tempat pelaksanaan lomba. Dari awal pengolahan makanan sampai selesai dan siap disajikan.

“Pada saat penilaian masing-masing kelompok hanya satu orang peserta yang dianggap mampu untuk menjelaskan konsep makanan yang disajikan, dan yang menjadi penilaian, kreativitas, higienis, citra rasa dan penyajian atau menyiapkan minuman,” terangnya.

 

Laporan: Antonius

Editor: Mohamad iQbaL

Exit mobile version