eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Sebanyak 9.500 pelajar tingkat SMP di Kota Pontianak mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Senin (23/4). Sedangkan yang Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) sebanyak 1.957. Sehingga total pelajar yang mengikuti Ujian Nasional (UN) di Kota Pontianak sebanyak 11.457.
Tahun ini di Kota Pontianak ada 55 tingkat SMP yang menyelenggarakan UNBK. Tidak seperti tahun lalu yang hanya 11 sekolah. Artinya terjadi kenaikan mencapai 92,03 persen.
“Jumlah sekolah yang menggelar UNBK adalah 26 SMP negeri, 26 SMP swasta, 2 MTs Negeri dan 1 MTs swasta. Sedangkan peserta UNKP 1.957,” ujar Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Pontianak Mulyadi di sela-sela kunjungannya ke SMP Negeri 2 Pontianak, Senin (23/4).
UNKP, naskahnya dibagi empat lokasi. SMPN 20 mencakup wilayah Pontianak Utara, SMPN 1 mencakup Pontianak Timur, Barat, Selatan, Tenggara dan Kota. Kemudian di MTsN 1 dan MTsN 2. Semua sudah dipersiapkan, termasuk komputer. Seperti di SMPN 2 yang mendapat bantuan 60 unit komputer.
“Ada sekolah yang melaksanakan UNBK 2 shift dan ada yang 3 shift. Tergantung jumlah siswa dan sarana yang tersedia,” paparnya.
Selama pelaksanaannya di hari pertama, tidak ada laporan gangguan teknis bersifat fatal. Semuanya relatif berjalan aman dan lancar. Namun demikian, jika terjadi permasalah terutama soal jaringan, ia mengimbau sekolah maupun siswa tidak panik. Karena tidak mempengaruhi berlangsungnya ujian.
“Jangan panik karena itu tidak akan mengurangi waktu. Malah waktunya disesuaikan dengan yang dibutuhkan. Malah siswa diuntungkan, karena bisa sambil melihat dan mengingat-ingat jawabannya apa,” kata Mulyadi.
Sementara itu, Pjs Wali Kota Pontianak Mahmudah yang turut meninjau di SMP Negeri 2 Pontianak menyatakan, sebelumnya ia telah memantau beberapa sekolah atas kesiapannya dalam UNBK. Mengenai persiapan, ia menuturkan bahwa Pemkot Pontianak sudah menambah beberapa komputer di seluruh sekolah serta memfasilitasi genset sebagai antisipasi jika lampu mati.
“Kalau sampai listrik padam, tentunya pelaksanaan UNBK ini akan terhambat. Makanya kita menyiapkan mesin genset,” tukasnya.
Ia berharap dalam empat hari ini tidak ada kendala apapun dan semua dapat berjalan dengan lancar. Pemkot Pontianak juga selalu memonitor, baik terhadap kesiapan soal untuk UNKP maupun kesiapan peralatan UNBK. Sebelum pelaksanaan UNBK, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan PLN supaya tidak dilakukan pemadaman selama UNBK berlangsung.
“Meskipun demikian, kita tetap menyiapkan mesin genset sebagai antisipasi karena kita tidak tahu diluar kendali kita terjadi listrik padam. Intinya, Pemkot siap menyelenggarakan UNBK maupun UNKP,” lugas Mahmudah.
Beralih ke Kabupaten Kubu Raya, terdapat 226 SMP sederajat yang menyelenggarakan UN. UNBK sebanyak 27 sekolah, sedangkan UNKP ada 199. Total peserta UNBK dan UNKP SMP sederajat sebanyak 9.479 orang yang tersebar di seluruh wilayah Kubu Raya.
Total peserta UN sebanyak 9.479 orang yang tersebar di seluruh wilayah Kubu Raya.
“27 sekolah yang melaksanakan UNBK ini, sebarannya berada di Sungai Raya, Sungai Ambawang, Rasau Jaya, Kuala Mandor dan satu sekolah di Pulau Limbung,” kata Kabid Pendidikan SMP Disdikbud Kubu Raya, Firdaus, Senin (23/4).
Menurutnya, pelaksanaan UNBK di hari pertama relatif lancar, meski terdapat beberapa ganguan teknis. Dia berharap, UNBK yang dilaksanakan 27 sekolah tersebut berlangsung sukses hingga selesai.
Sementara Kepala SMP Negeri 1 Sungai Raya, Slemet Riyadi mengatakan, secara teknis, pelaksanaan UNBK di hari pertama yang berjalan baik. Namun ada keterlambatan login aplikasi, sehingga siswa sedikit terlambat mengerjakan soal ujian. “Kendalanya login terlambat sekitar tiga sampai lima menit,” ungkapnya.
Kendala keterlambatan login aplikasi penyebabnya datang dari server pusat. “Mungkin karena hari pertama, sehingga sistem pusat agak eror. Tentu persoalan ini menjadi catatan untuk pusat,” ujarnya.
Ia berharap, berikutnya persoalan teknis tidak menjada kendala yang berarti lagi dalam pelaksanaan UNBK. Terkait dengan fasilitas komputer pendukung UNBK di SMP N 1 Sungai Raya, Slamet mengakui memang belum mencukupi. Jumlah komputer yang ada di SMP Negeri 1 Sungai Raya sebanyak 60 unit. Sementara siswa yang melaksanakan UNBK sebanyak 373. “Karena itu, kita bagi 3 sesi pelaksanaan UNBK ini,” jelasnya.
Di “Kota Amoy”, Penjabat (Pj) Sekda Singkawang, H Bujang Syukri bersama perwakilan Forkompinda meninjau UNBK tingkat SMP ini. Sekitar 70 persen dari 3.911 siswa SMP/MTs melaksanakan UNBK.
“Sisanya 30 persen masih melaksanakan UNKP,” jelas Kepala Bidang Pendidikan SMP Disdikbud Kota Singkawang, Asmadi di sela-sela menemani Pj Sekda melakukan peninjaua pelaksanaan UN.
Ia berharap, ke depan pelaksanaan UNBK bisa mencapai 85 persen bahkan 100 persen. Hal itu juga sesuai arahan Wali Kota Singkawang. “Kita di Dinas Pendidikan siap mendukung sarana dan prasarana yang dibutuhkan, apabila sekolah siap melaksanakan UNBK,” harapnya.
Di tempat sama, Sekretaris Dewan Pendidikan Singkawang, Helmi Fauzi mengatakan, berdasarkan pantauannya, pelaksanaan ujian beberapa sekolah berjalan lancar. “Hanya pada saat starting point sempat terjadi kemacetan pada UNBK,” katanya.
Namun, setelah dilakukan koordinasi dengan pusat bahwa hal itu terjadi di seluruh Indonesia. “Alhamdulillah dalam waktu setengah jam kembali normal,” ujarnya.
Tapi dengan adanya penundaan program tersebut, otomatis jadwal UNBK siswa akan bergeser. “Tadinya akan selesai pada pukul 16.00 WIB, namun dikarenakan adanya penundaan, kemungkinan akan bergeser sampai pukul 18.00 WIB,” katanya.
Dia pun siap mendorong semua sekolah untuk bisa melaksanakan UNBK pada tahun berikutnya. “Kita harapkan kedepan, tidak hanya sekolah-sekolah negeri tapi semua sekolah swasta pun akan ikut UNBK,” ujarnya. Helmi menegaskan bahwa Dewan Pendidikan Kota Singkawang siap merespon kebijakan nasional dalam pelaksanaan UNBK di Kota Singkawang.
Bergeser ke Kabupaten Sekadau, UNBK dan UNKP dipantau langsung pejabat teras Pemkab setempat. Tak kurang Bupati Sekadau Rupinus bersama Wakilnya Aloysius SH serta Sekda Zakaria Umar terjun langsung melakukan pemantauan UNBK di sejumlah sekolah. Asisten I Fendy dan Asisten III, Sapto Utomo juga ikut melakukan peninjauan.Di Kota Sekadau, tercatat sebanyak tiga sekolah yang menyelenggarakan UNBK. Masing-masing SMP Negeri 1 Sekadau Hilir, SMP Santo Gabriel Sekadau dan MTs Negeri Sekadau Hilir. Namun terbatasnya sarana untuk pelaksanaan UNBK, ketiga sekolah tersebut masih menumpang. SMP Negeri 1 Sekadau Hilir dan MTs Negeri Sekadau Hilir menumpang di SMK Amaliyah Sekadau. Sedangkan, SMP Santo Gabriel Sekadau menumpang di SMA Karya Sekadau.
Bupati Sekadau menuturkan, pihaknya sudah meninjau beberapa sekolah yang menyelenggarakan UNBK. Ia berharap, selama ujian berlangsung tidak ada kendala yang berarti.“Kalau pun ada mudah-mudahan bisa diatasi. Karena ini masih berjalan beberapa hari, kami minta PLN agar tidak ada pemadaman,” ujarnya ditemui usai peninjauan.
Rupinus menuturkan, melihat situasi dan kondisi yang ada masih banyak sekolah yang menumpang. Sebab, sekolah belum memiliki fasilitas komputer. Dalam pelaksanaan UNBK sekolah-sekolah tersebut menumpang di sekolah yang memiliki fasilitas komputer. “Kedepan akan diupakan pengadaan komputer. Supaya setiap sekolah bisa menyelenggarakan sendiri,” ucapnya.
Ditempat sama, Kepala Dinas Pendidikan Sekadau Djemain Burhan mengatakan, peserta UN sebanyak 3.407 orang. Dari beberapa sekolah yang melaksanakan UN, baru tiga sekolah yang menyelenggarakan UNBK.
“Kalau wajib pelaksanaan UNBK, tentu fasilitasnya tersedia. Kalau di Kota, Pemda bisa pengadaan alat. Kalau signal itu tidak bisa, karena masih banyak daerah yang tidak ada signal dan listriknya,” tuturnya.
Djemain mencontohkan, masih adanya kecamatan yang listriknya menyala hanya separuh waktu. Tentu, dalam pelasakaan UNBK semauanya harus siap dan hal itu dilakukan secara bertahap.
“Kalau dulu UNBK hanya satu sekolah, tahun ini ada tiga sekolah. Sebenarnya ada alternatif lain sekolah bisa menumpang tapi sekolahnya belum siap. UNBK ini tergantung sekolah juga,” kata dia. “Kalau dipaksanakan mereka (Sekolah, red) belum siap, tetu ini bisa jadi masalah. Jadi, mereka harus siap dulu,” timpalnya.
Djemain mengatakan, hingga saat ini belum ada kendala yang berarti. Hanya saja, kata dia, sempat terkendala karena server offline. Namun, kendala tersebut terjadi secara nasional. Sedangkan, koordiansi dengan PLN sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelumnya.
Djemain mengatakan, untuk target pihaknya berharap kualitas meningkat, baik itu kualitas pelaksana ujian maupun kualitas anak. “Kalau target angka tidak muluk-muluk.Kalau kelulusan sekarang ndak usah diperbincangkan lagi, karena itu urusan sekolah. Jadi kualitas yang perlu ditingkatkan,” pungkasnya.
Wakil Bupati Melawi Dadi Sunarya didampingi Asisten II Priscilla dan Kepala Disdikbud Joko Wahyono melakukan peninjauan ke sejumlah sekolah, Senin (23/4). Hasil paninjauan tersebut, satu sekolah yang melaksanakan UNBK, yakni SMP Negeri 1 Nanga Pinoh. Pelaksanaan UNBK di sekolah ini mengalami kendala pada sesi pertama. Waktu yang harusnya dilaksanakan pada pukul 07.30 WIB molor hingga pukul 9.30 WIB. Penyebabnya, selain terjadi pemadaman listrik PLN, terdapat pula gangguan server dari pusat.
“Memang ada kendala yang membuat kita molor pelaksanaan UNBK di hari pertama dan sesi pertama. Itu karena listrik dua kali padam dan server dari pusat gangguan,” jelas Kepala SMP Negeri 1 Nanga Pinoh, Theresia Idayani.
Wakil Bupati Melawi, Dadi Sunarya ditemui usai melakukan peninjauan pelaksanaan mengatakan, tidak ada persoalan yang terlalu berat dalam pelaksanaan UN ini. hanya saja UNBK yang dilaksanakan SMP Negeri 1 Nanga Pinoh mengalami kendala karena terjadinya pemadaman listrik. Padahal pihak PLN sudah disurati untuk mendukung pelaksanaan UNBK.
“Persoalan yang ada tadi hanya pelaksanaan UNBK di SMP Negeri 1 Nanga Pinoh yang molor. Namun semuanya bisa diatasi dan kita bersyukur pelaksanaan ujian semuanya berjalan lancar tanpa kendala apapun. Terhadap persoalan itu, akan menjadi pelajaran bagi kita dan akan kami rapatkan serta memanggil pihak PLN,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Melawi, Joko Wahyono, mengungkapkan, pelaksanaan UN tingkat SMP di Melawi digelar dengan dua model ujian. Ada yang UNBK, tapi sebagian besar masih UNKP. “Dari 3.800 an siswa yang ikut ujian, 320 siswa saja yang akan mengikuti UNBK yakni siswa dari SMPN 1 Nanga Pinoh,” terangnya.
Persiapan pelaksanaan UN menurut Joko berjalan lancar. Untuk sekolah yang masih menggunakan UNKP, soal sudah datang pada 16 April lalu. Soal UN ini juga sudah didistribusikan ke sub rayon. “Ada tiga sub rayon di Melawi. Pendistribusian sudah dilakukan sejak 17 April. Nanti setelah sampai sub rayon, maka akan menjadi tanggung jawab rayon tersebut masing-masing,” katanya.
Tahun ini, kata Joko, memang baru SMPN 1 Nanga Pinoh yang siap menggelar UNBK. Namun, ia menargetkan pada 2019, jumlah sekolah yang menggelar UNBK bisa meningkat. “Kita menargetkan paling tidak 15 sekolah bisa UNBK tahun depan. Karena kita sudah memberikan bantuan dan media komputer serta peralatan pendukung untuk 15 sekolah tersebut pada 2017 lalu,” tuturnya.
Joko mengimbau agar siswa yang akan menghadapi UN bisa belajar serius untuk menghadapi ujian, karena ada beberapa hari lagi. Manfaatkan waktu sebaik mungkin dan kurangi kegiatan-kegiatan di luar rumah yang tak ada kaitannya dengan ujian. “Jaga fisik dan kesehatan. Belajarlah dirumah semaksimal mungkin. Kita juga meminta orangtua mengawasi anak-anaknya dan guru juga bisa mempersiapkan pelaksanaan ujian dengan maksimal,” pesannya.
PLN (Selalu) Janjikan Listrik Aman
Supervisor Humas PLN Wilayah Kalbar Agi Risnandar UNBK SMP memastikan tidak akan terkendala padamnya listrik. Dimana titik prioritas, yaitu sekolahan yang sedang menjalani UNBK di Kota Pontianak. Untuk pencegahan jaringan listrik mati, PLN juga melakukan perawatan seperti pemangkasan pohon agar mengurangi gangguan dilapangan.
“Perawatan jaringan sudah sering dilakukan, bukan hanya menjelang UNBK saja dan itu sudah biasa. Seperti pengecekan di lapangan, apakah jaringan dekat dengan pohon yang takut mengganggu jaringan listrik. Tapi dari daya mampu listrik sangat cukup,” katanya, Senin (23/4).
Menurutnya, pihak PLN siap meminjamkan genset apabila terjadi listrik padam. Namun untuk sekarang dimungkinkan belum ada pinjaman dari sekolah. Apabila bila diperlukan pihak PLN siap untuk melakukan koordinasi. “Kita siap koordinasi, apakah genset atau pengecekan instalasi di lapangan,” ujarnya.
Laporan: Gusnadi, Syamsul Arifin, Suhendra, Abdu Syukri, Dedi Irawan, Maulidi Murni
Editor: Arman Hairiadi