eQuator.co.id – Pontianak-RK. Teror asap akan datang lagi mengiringi cuaca panas jelang kemarau 2019, ditandai kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di Kabar. Selain kobaran besar api di kawasan Sungai Pinyuh, Mempawah, terdeteksi 22 hotspots (titik-titik api) yang dipantau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, Selasa (16/7) pagi.
Tak tanggung-tanggung, sekitar 50 hektar hutan dan lahan perkebunan kelapa sawit dalam satu area di Desa Rasau, Kecamatan Sui Pinyuh, dilalap api kemarin siang. Sekitar pukul 13.00. Asap yang timbul dari kebakaran hutan arah selatan Ibu Kota Kabupaten Mempawah itu dapat terlihat dari jarak 17 kilometer. Bahkan lebih.
Pemerintah Kabupaten Mempawah bergerak cepat. Mau tak mau meminta bantuan helicopter dari Pontianak. Untuk membantu memadamkan api dari udara. Namun, hingga berita ini diturunkan, api masih belum dapat dipadamkan secara total. Lahan gambut menjadi persoalan serius untuk memadamkan si jago merah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah, Hermansyah, mengatakan sebab terjadinya kebakaran tersebut belum diketahui. “Kebakaran ini diperkirakan menghanguskan lebih dari 50 hektar lahan yang ada. Sebagian besar adalah semak belukar dan ada juga mengenai perkebunan sawit,” jelasnya.
Dijelaskannya, kebakaran tersebut tidak mengakibatkan korban jiwa. Sebab jauh dari pemukiman warga. Hanya saja, polusi dari asap yang cukup tebal bisa berimbas terhadap kesehatan masyarakat.
“Angin cukup kencang, membuat api cepat menyebar. Kita berharap, kabut asap tidak menyebar dan dapat dinetralkan dengan cuaca saat ini,” ujar Hermansyah.
Mantan Camat Mempawah Timur ini menyebut, selain kebakaran di Desa Rasau, sebelumnya kebakaran juga terjadi di beberapa titik kecamatan Mempawah Timur. Yakni di Desa Antibar Moton dan wilayah Kecamatan Anjongan. Namun, skalanya kecil.
Untuk menindaklanjuti kebakaran di Kabupaten Mempawah, pihaknya akan mengelar rapat koordinasi dengan Wakil Bupati hari ini (Rabu, 17/7) di Kantor Bupati Mempawah. Juga bersama pihak terkait lainnya.
Terpisah, Kapolres Mempawah AKBP Didik Dwi Santoso S.Ik melalui Kapolsek Sui Pinyuh AKP Shandy mengatakan, pihaknya telah menurunkan anggotanya di lokasi kebakaran. “Kita belum tahu penyebabnya, namun diperkirakan cuaca panas dan tiupan angin kencang membuat lahan yang terbakar meluas,” ujarnya.
Dari pantauan wartawan koran ini, asap tebal hingga memasuki azan magrib masih terlihat mengepul dari area hutan. Helikopter yang membawa air belum dapat memadamkan api secara total di area yang terbakar. Namun, sebenarnya api sudah mulai dapat dikendalikan.
Selain itu, sejumlah satgas yang terdiri dari anggota Kepolisian, TNI, pemadam api dari Sungai Pinyuh serta relawan, masih bertahan untuk mengatasi api. Agar tidak semakin meluas.
EMPAT TITIK LAHAN
TERBAKAR DI KUBU RAYA
Di sisi lain, pada sore kemarin, dilaporkan titik api menyusut tinggal 13 yang tersebar di enam Kabupaten. Dari 22 hotspot yang terdeteksi pada siang hari.
“Kubu Raya ada empat titik, Sintang tiga, Kapuas Hulu dua, Ketapang satu, Mempawah dua dan Sambas satu titik,” ungkap Kepala BPBD Kalbar, Lumano, kepada Rakyat Kalbar.
Katanya, titik api itu langsung ditangani Tim gabungan yang sudah bergerak ke lokasi kebakaran lahan. “Mudah-mudahan kebakaran lahan itu bisa diminimalkan,” harapnya.
Ditambahkan Kepala Daerah Operasi (Daops) Manggala Agni Pontianak, Sahat Iriawan, empat titik kebakaran lahan di wilayah Kubu Raya terjadi di Kecamatan Rasau Jaya II dua titik. Di Kecamatan Sungai Raya juga ada satu titik dan di Kecamatan Sungai Kakap satu titik.
Saat ini, kata dia, Tim gabungan yang terdiri dari tim MPA, TNI, Polri, Satgas Udara dari BNPB/BPBD dibantu masyarakat, sudah melakukan pemadaman di empat lokasi kebakaran lahan tersebut.
Kata Sahat, sebagian areal lahan gambut yang terbakar di wilayah Kubu Raya itu memang ada yang tak memiliki akses jalan menuju ke lokasi. “Sehingga proses pemadaman di lahan yang tak ada akses itu harus dilakukan lewat udara,” jelasnya.
Ia berharap pemadaman kebakaran lahan di empat titik wilayah Kubu Raya tersebut bisa cepat ditangani agar tidak semakin meluas. Ia mengajak seluruh masyarakat bersama-sama mencegah kebakaran lahan. Apalagi saat ini sudah mulai masuk musim panas.
Kesiagaan menanggulangi potensi kebakaran lahan di Kalbar seiring memasuki kemarau tahun ini sejatinya jauh hari telah dipersiapkan. Baru-baru ini BPBD Kalbar bersama unsur TNI, Polri dan Manggala Agni telah melakukan Rapat Koordinasi. Pemetaan wilayah rawan kebakaran hutan pun sudah dilakukan.
Hasil rakor itu, setidaknya menetapkan 100 desa yang tersebar di 14 Kabupaten/Kota dianggap rawan Karhutla ketika musim panas datang. Bahkan, jumlah itu diperkirakan masih berpotensi bertambah.
Selain dana yang tahun-tahun sebelumnya menjadi masalah. Rawan pencairannya, tahun ini belum jelas kesiapannya. Namun BNPB Kalbar tak hanya sebatas memetakan wilayah rawan Karhutla. Upaya pencegahan dilakukan bekerja sama dengan unsur TNI dan Polri kabarnya juga akan menerjunkan seribu Satuan Tugas (Satgas).
“Satgas akan disebar ke seluruh wilayah yang dianggap rawan Karhutla. Ini rencana akan diturunkan pada tanggal 18 keatas,” tutur Kolonel Mahdi, selaku Liaison officer (LO) BNPB belum lama ini.
Satgas diharapkan bisa bekerja efektif melakukan upaya-upaya pencegahan melalui pola-pola pembinaan langsung kepada masyrakat.Termasuk problema pola pertanian masyarakat yang masih menggunakan pembakaran untuk membersihkan lahan.
Kendati puluhan tahun pengolahan dengan membakar lahan dianggap sebagai kearian lokal, namun Kolonel Mahdi, pola itu harus dikelola dengan baik.
“Pemerintah Daerah harus arif memanajemen kearifan lokal tersebut agar tidak memunculkan Karhutla,” harapnya.
Diharapkannya, dengan segala upaya pencegahan, tahun ini di wilayah Kalbar tidak lagi muncul asap akibat Karhutla. Seperti tahun-tahun sebelumnya.
Laporan: Abdul Halikurrahman, Alfi Sandy
Editor: Mohamad iQbaL