Lestarikan Tradisi Ruah Amping

MEMASAK AMPING. Kaum ibu-ibu Desa Trimadayan, Kecamatan Teluk Keramat saat membuat Amping, Kamis (25/7). SAIRI/RK

eQuator.co.id – SAMBAS-RK. Sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang diberikan Sang Pencipta, Sangar Rumah Budaya Mekar Setman melakukan tradisi Ruah Amping. Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sambas. Di Dusun Sebadi, Desa Trimandayan, Kecamatan Teluk Keramat, Kamis (25/7).

Ketua Sanggar Rumah Budaya Mekar Setaman, H Hamdan, S.Pd  menjelaskan, Ruah Amping merupakan kegiatan budaya yang dilakukan setiap tahun. “Kegiatan ini merupakan adat dan budaya yang sering kami laksakan setiap tahunnya sebagai bentuk rasa syukur kami terhadap hasil panen yang melimpah di Dusun Sebadi, Desa Trimandayan,” jelasnya.

Kebudayaan ini sejak orang-orang tua terdahulu juga telah melaksanakannya. “Kegiatan ini juga bentuk pelestarian kebudayaan kemudian tujuan utamanya adalah untuk mensyukuri hasil panen kita yang melimpah setiap tahunnya,” tutupnya.

Ditambahkan Camat Teluk Keramat, Budi Santoso, kegiatan yang dilaksanakan harus diambil hikmahnya karena dapat menyambung tali silaturahmi. “Bersyukur kita bisa hadir untuk menjalin silaturahim dalam rangka memperingati hari Ruah Amping 2019 ini,” katanya.

Ruah Amping, disampaikan Budi, kegiatan rutin Kabupaten Sambas. “Alhamdulillah, kegiatan ini sudah masuk agenda kabupaten sebagai warisan budaya non benda yang diperingati setiap tahun, semakin banyak budaya, maka semakin banyak juga silaturahmi yang bisa kita jalani,” ungkapnya.

Budi mengharapkan, khasanah kebudayaan seperti Ruah Amping itu bisa terus dijaga dan dilestarikan. Karena bisa menjadi warisan yang sangat berharga bagi anak cucu di masa depan.

Kemudian untuk hasil panen yang melimpah itu bukan hanya hasil kerja keras satu orang. Tapi kerja keras semua pihak dan tidak lupa andil Sang Pencipta di dalamnya.

“Setiap keberhasilan, itu bukan hanya kerja satu orang tapi ini adalah kerjasama kita semua. Dan jangan lupa berterima kasih kepada Allah SWT,” tuturnya.

Staf Ahli Bupati Sambas, Ibrahim, mengatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara agraris yang kaya akan budaya dan tradisi. Demikian juga Sambas, kegiatan ini merupakan salah kebudayaan yang harus dilestarikan.

“Indonesia adalah negara agraris, dan banyak tradisi yang dilakukan pada saat masa tanam dan juga masa panen tiba, kemudian banyak daerah yang melaksanakan tradisi pada saat masa panen, dengan tujuan rasa syukur untuk hasil panen yang melimpah,” terangnya.

Ibrahim menjelaskan Amping adalah salah satu kuliner tradisional yang di miliki Indonesia, dan khususnya Sambas. “Amping sebenarnya adalah salah satu kuliner tradisional yang ada di Kabupaten Sambas. Bahan pokoknya adalah padi, Tradisi ini umumnya bisa dilakukan pada saat masa panen,” tuturnya.

Kegiatan ngamping (membuat Amping) juga menandakan bahwa Sambas adalah Kabupaten yang mengedepankan kerjasama dan kebersamaan. Hal itu sesuai dengan apa yang di tampilkan pada saat tradisi numbuk Amping. Semoga kegiatan tersebut bisa membawa keberkahan untuk semuanya.

“Mudah-mudahan acara ini membawa berkah untuk Indonesia dan masyarakat kabupaten Sambas,” pungkasnya.

 

Laporan: Sairi

Editor: Indra Wardhana