Beberapa hari terakhir, cuaca panas terasa di Kota Pontianak dan sekitarnya. Kondisi tersebut perlu diantisipasi. Terutama mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), karena menjadi masalah tahunan di Kalbar.
Andi Ridwansyah, Pontianak
eQuator.co.id – Tahun 2018, tercatat lebih dari 40 titik api dengan luas sekitar 30 hektar lebih di Kota Pontianak. Tidak ingin terulang, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak mengaktifkan patroli di lokasi-lokasi rawan karhutla.
“Kita sejak 1 Maret sudah melakukan partoli, setiap hari, mulai pukul 14.00 Wib sampai pukul 17.00 Wib, kita berkeliling,” terang Kepala Pelaksana BPBD Kota Pontianak, Saptiko kepada wartawan, Sabtu, (16/3) sore.
Dalam patroli tersebut, BPBD dibantu dengan personel TNI, Polri dan relawan. “Patroli akan terus kita lakukan sampai selesai musim kemarau. Kalau hujan, kita tidak patrol. Selain itu, dalam patroli kita juga didukung oleh TNI, Polri, dan relawan,” paparnya.
Dari patroli yang dilakukan petugas BPBD Kota Pontianak, saat ini memang sudah ditemukan warga yang melakukan pembakaran, terutama mereka yang berkebun. “Sudah ada. Setiap kali patroli jika menemukan, kita selalu berikan pengertian dan sosialisasi. Kemudian, kita minta untuk dipadamkan. Jangan sampai meluas,” paparnya.
Dia bersyukur, sampai Maret 2019, karhutla belum meluas seperti tahun sebelumnya. “Alhamdulilah sampai saat ini belum ada kebakaran lahan yang luas. Kalau tahun kemarin, sejak Maret sudah terjadi,” terangnya.
Saptiko menuturkan, di Kota Pontianak tahun 2018 tercatat ada lebih dari 40 titik api dengan luas sekitar 30 hektar lebih. Sehingga membuat BPBD Kota Pontianak harus siap siaga mengantisipasi sedini mungkin, agar tidak terjadi karhutla. “Kita sudah siapkan semua. Pertama peralatan, dimana tahun kemarin hanya ada tiga mesin. sekarang kita siapkan lima mesin, dua mesin besar, tiga mesin kecil. Satu mesin kita siapkan khusus untuk Pontianak Utara. Jadi kalau ada karhutla disana, tidak perlu lagi unit dari sini pergi kesana,”paparnya.
Selain peralatan, Saptiko menilai, kesiapan manusianya tidak kalah penting. Sejak dini harus dilatih, agar sigap dalam memadamkan api. “Kita siapkan juga manusianya, kita latih terus secara rutin. Sehingga ketika terjadi kebakaran mereka sudah tahu, regunya siapa, tugasnya apa, dan bagaimana kerjanya. Sehingga bisa cepat mengantisipasi karhutla,” ungkapnya.
Personel BPBD Kota Pontianak tampak melaksanakan latihan dan menguji kesiapan personel siaga karhutla. “Kita melaksanakan program dari BPBD dalam rangka kesiap siagaan karhutla. Artinya, sudah ada potensi ancaman, sehingga kita melakukan upaya kesiap siagaan dalam penanggulangan karhutla,” terangnya.
Saptiko mengungkapkan, personel BPBD yang terlibat sebanyak 20 orang, belum lagi ditambah dari staf BPBD, relawan luar baik kelompok masyarakat maupun komunitas.
Saptiko melanjutkan, wilayah yang menjadi langganan karhutla yakni di Kecamatan Pontianak Tenggara, tepatnya di Jalan Parit H Husin II ujung sampai Jalan Sungai Raya Dalam. Kemudian di kelurahan Bansir Darat, dari Jalan Parit H Husin II ujung sampai Jalan Sepakat 2. Selanjutnya, di belakang Untan dan Jalan Padat Karya. “Juga di Kelurahan Parit Tokaya di Jalan Perdana, Parit Demang dan Jalan Purnama 2,” jelasnya.
Sedangkan di Kecamatan Pontianak Utara, yakni kawasan ujung Batulayang, Siantan Hilir, Siantan Tengah dan Siantan Hulu sedikit. “Hambatan kita sebenarnya kalau kondisi kemarau adalah air, tapi kita sudah koordinasi dengan Dinas PUPR. Nanti mereka akan melakukan penggalian di parit-parit, untuk tempat penampungan air, juga mereka membuat sekat tanah. Sehingga nanti kesulitan air bisa kita antisipasi. Untuk SDM dan alat kita tidak ada masalah,” paparnya.
Sementara penyebab karhutla masih karena manusia. Kebakaran 99 persen dari manusia, kemudian merembet kemana-mana. Dia mengimbau masyarakat
yang berada di daerah rawan karhutla, agar bekerja sama memantau wilayahnya masing-masing. “Jangan ikut membakar bagi yang bekebun. Sebaiknya membakar jangan di tanah, tapi gunakanlah media tempat pembakaran, seperti drum besi, atau dialas pakai seng,” pintanya.
Dia juga mengingatkan para pengembang perumahan, agar tidak membakar lahan. Jika ketahuan membakar lahan, sesuai Peraturan Walikota Pontianak Nomor 55 Tahun 2018, izin pengembang akan dicabut. “Tidak akan diterbitkan lagi izin mendirikan bangunannya oleh Dinas PUPR,” tegasnya.
Terpisah, Kapolresta Pontianak, Kombes Pol M Anwar Nasir menuturkan, pihaknya terus memonitor pencegahan karhutla di wilayah hukum Polresta Pontianak. “Kita memonitor dan melakukan pencegahan melalui patroli bersama pihak terkait,” katanya kepada Rakyat Kalbar.
Dia mengaku, permasalahan karhutla menjadi atensi pihak kepolisian. Dia telah memerintahkan jajaranya di Polresta Pontianak agar rutin melaksanakan patroli bersama.
Tak hanya itu, upaya preventif sudah dilakukan dengan memasang spanduk-spanduk imbauan, agar masyarakat tidak membakar lahan.”Kita juga sudah memasang spanduk-spanduk imbauan, “pungkasnya.
Editor: Yuni Kurniyanto