Jawa Pos bakal punya wartawan di Hongkong. Dia adalah Michelle Lai, mantan banker yang kini menjabat chief strategy officer di Prenetics, perusahaan teknologi kesehatan yang berbasis di Hongkong.
eQuator.co.id – Meski lekat dengan dunia bisnis dan keuangan, Michelle punya passion besar untuk menulis. Lahir dan besar di Singapura, wanita muda ini punya akar dan kedekatan dengan Surabaya. Neneknya yang kelahiran Quanzhou, Tiongkok, pernah tinggal di Kota Pahlawan hingga 1936.
“Saya tidak menyangka, hampir 100 tahun kemudian jadi wartawan untuk koran Surabaya,” tutur Michelle, lantas tertawa.
Michelle merupakan pemegang dual degree dari The Wharton School and College of Arts & Sciences, University of Pennsylvania, AS. Mengambil jurusan finance dan ekonomi, dia lulus dengan predikat magna cum laude. Pada Juni 2007 dia pulang ke Singapura dan bergabung sebagai analis di Credit Suisse, bank investasi terkemuka. Di sana dia terlibat dalam proses deal merger dan akuisisi sejumlah bank. Termasuk transaksi penjualan BII ke Maybank pada 2007-2008.
Michelle memutuskan pindah ke Hongkong pada 2008 untuk mempertajam kemampuannya di bidang investment banking. Penyuka bikram yoga itu sempat mencicipi bekerja di sektor private equity karena ingin terlibat lebih dalam dengan operasional perusahaan.
“Kemudian, saya tertarik juga dengan dunia start-up,” ujar perempuan yang hobi mendaki gunung dan krav maga tersebut.
Michelle punya banyak hal untuk disampaikan dalam tulisannya nanti. Dia ingin memahami proses decision making di level pemilik usaha, serta bagaimana mengevaluasi mutu keputusan yang dihasilkan. Dia akan menggunakan kesempatan sebagai wartawan Jawa Pos untuk bertemu dan mewawancarai langsung para decision maker di perusahaan-perusahaan top di Tiongkok. “Alasan lain agak lebih personal sih,” sambung perempuan kelahiran 1985 itu.
Setelah berjibaku di dunia bisnis dan keuangan, dia ingin memberikan lebih banyak manfaat langsung kepada masyarakat. Karena itulah, dia memasuki bisnis healthcare. Prenetics, tempatnya bekerja sekarang, bergerak di bidang pengujian DNA.
“Nah, di sini saya melihat ada jurang yang cukup besar dalam pasar healthcare. Saya ingin membangun jembatan di atas jurang itu,” tutur Michelle.
“Saya pikir penting untuk meningkatkan akses dan kualitas healthcare di seluruh Asia, terutama di pasar-pasar yang sering tidak dilirik seperti Indonesia,” papar perempuan yang mengawali aktivitas pagi dengan nge-gym tersebut. (Jawa Pos/JPG)