Lahan di Sepakat II (Diduga) Sengaja Dibakar

BPBD Pontianak Terus Lakukan Patroli

KARHUTLA. Petugas Manggala Agni Daops Sintang melakukan penanggulangan Karhutla di Sintang, Minggu (8/9) siang. Manggala Agni for RK

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Beberapa hari terakhir ini, cuaca di Kota Pontianak dan sekitarnya memang panas. Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pun kembali terjadi. Di Jalan Sepakat II, Sabtu, (7/9). Di lokasi tersebut, 250 m2 lahan terbakar.

Petugas gabungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, Rumah Zakat, dan unsur TNI tampak melakukan penanggulangan. “Saat ini sudah padam bang,” tutur Deni Rahmat, Komandan Regu (Danru) 1 Tim Reaksi Cepat BPBD Kota Pontianak, kepada Rakyat Kalbar, Minggu (8/9) malam.

Deni mengungkapkan, tidak ada kendala dalam pemadaman tersebut. Sebab sumber air mudah didapat dan lahan yang terbakar pun tidak terlalu luas.

“Kecik bang, ndak sampai setengah hektare,” jelasnya. Ia menduga, lokasi tersebut sengaja dibakar.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Pontianak, Saptiko, mengatakan bahwa hari ini sudah tidak ada pemadaman yang dilakukan petugasnya. “Hari ini (kemarin,red) tidak ada, hanya orang berkebun sudah minta dimatikan,” tuturnya.

Berdasarkan pantauan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) perkemarin, menurut dia, tidak ada hotspot di Kota Pontianak. Pada Sabtu (7/9), diakui Saptiko, memang sempat ada lahan yang dilakukan pemadaman. Namun luasnya kecil, hanya 250 m2 saja.

“Kalau di daerah, kabupaten lain banyak, bahkan puluhan hektar,” bebernya.

Berdasarkan pengolahan data Lapan, lanjut dia, hotspot di Kalbar secara keseluruhan berjumlah 514. Terbanyak di Kabupaten Ketapang 320 titik, Sintang 50 titik, Kubu Raya 40 titik, Kayong Utara 29 titik, Melawi 19 titik, Sanggau 19 titik, Kapuas Hulu 10 titik, Sekadau 8 titik, Singkawang 6 titik, Bengkayang 6 titik, Sambas 5 titik, Mempawah 1 titik, Landak 1 titik, dan Kota Pontianak 0.

Saat ini, BPBD Kota Pontianak terus melakukan patroli bersama unsur TNI, Polri, yang telah dimulai sejak 1 Januari 2019. Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi cegah Karhutla  kepada masyarakat dengan menggunakan semua media yang ada. Yang intinya, kata Saptiko, agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar.

“Menegakkan Peraturan Wali Kota No. 55 tahun 2018 tentang larangan membakar lahan,” tegasnya.

FOKUS AMANKAN BANDARA

Sementara itu, Kasi Kedaruratan BPBD Provinsi Kalimantan Barat, Tugiyanto, membenarkan hampir semua wilayah di Kalbar terdapat hotspot. Yang paling luas di Ketapang, Kayong Utara, Sintang, Kubu Raya, dan Kapuas Hulu.

Pihaknya terus menekankan agar jajaran terkait melakukan penanggulangan berlanjut. “Namun jumlah kebakaran sudah sangat besar, sehingga perlu waktu yang lama untuk melakukan pemadaman, ditambah lagi dengan sumber air yang kadang ditemukan terbatas di lokasi kebakaran,” tutur Tugiyanto, kepada Rakyat Kalbar, Minggu (8/9) malam.

Pihak BPBD Provinsi pun, ia melanjutkan, berfokus melakukan pengamanan Bandara Internasional Supadio. Agar tidak mengganggu penerbangan di sana, waterbombing dilakukan.

“Ini yang mau kita amankan, sementara untuk daerah  lainnya menggunakan tim darat,” jelasnya.

Dipaparkannya, jarak pandang wilayah bandara minimal   harus 1.000. Dan sempat beberapa hari lalu, pada pukul 06.00 WIB dan 07. 00 WIB, jarak pandang pendek, di bawah 1.000.

Untuk Kabupaten Kubu Raya, kata dia, wilayah yang terbakar diantaranya Arang Limbung dan Terentang. Yang terjadi di beberapa desa.

“Namun insya Allah, ini bisa kita tanggulangi,” tegas Tugiyanto.

Ia mengimbau agar masyarakat menahan diri. Tidak melakukan pembakaran lahan, baik disengaja maupun tidak.

“Kita pun berharap peran serta masyarakat, pihak swasta,” harapnya.

Menurutnya, selama ini pihak BPBD sangat terbantu oleh peran pemadam kebakaran swasta yang luar biasa. “Kita ucapkan terima kasih kepada mereka, terus juga beberapa kelompok masyarakat dan lembaga swadaya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,” papar Tugiyanto.

Ia berharap, kedepan, dunia usaha juga dapat terlibat dalam bentuk bantuan peralatan pemadaman. Jika di daerahnya sering terjadi kebakaran lahan.

“Mungkin mereka tidak memiliki alat, tapi kalau dunia usaha terlibat, dengan CSR-nya, dan memberikan masyarakat peralatan, mungkin bisa dicegah sebelum terjadi kebakaran,” pungkasnya.

 

Laporan: Andi Ridwansyah

Editor: Mohamad iQbaL