eQuator – Singkawang-RK. Kalau melihat beras putih terang dan bersih, masyarakat langsung kepincut untuk membelinya. Apalagi ketika bertas itu dicuci, airnya tidak terlalu berkabut. Tetapi kalau melihat beras berkutu dan air tajinnya (bekas cucian beras) pekat, langsung dicibirnya.
“Persepsi seperti ini sebenarnya keliru, karena beras yang berkutu menandakan kalau beras itu murni,” kata Nancy Safira SE, Kepala Sub Divisi Regional (Divre) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kota Singkawang ditemui di ruang kerjanya, Kamis (7/1).
Kalau beras itu putih bersih dan ketika dicuci, air tajinnya juga bersih. Bisa saja beras itu mengandung pengawet, pewarna, beras plastik atau lainnya. “Sama seperti ikan, yang dikerubuti lalat tentunya ikan asli, tetapi kalau lalat saja enggan hinggap, bisa saja karena ikan itu mengandung formalin atau lainnya,” kata Nancy menganalogikan.
Dia kembali menegaskan, kalau beras berkutu itu menandakan kalau beras tersebut asli. Tidak sulit untuk mengkonsumsi, cukup dicuci dengan air bersih dan dimasak. Tentunya aman untuk dikonsumsi.
Terkait beras berkutu ini, seringkali dikeluhkan masyarakat yang membeli Beras Miskin (Raskin). Sehingga seringkali muncul persepsi kalau beras yang disalurkan Bulog tersebut tidak bagus. Padahal tidak demikian.
Nancy memastikan, beras Bulog selama ini sudah memenuhi standar untuk didistribusikan dan dikonsumsi masyarakat, termasuk Raskin. “Pada 2015 kita telah menyalurkan seluruh Raskin ke Singkawang, Bengkayang dan Sambas. Distribusinya mencapai 100 persen,” katanya.
Raskin yang telah disalurkan tersebut, termasuk pula Raskin tambahan yang disebut Raskin 13 dan 14. “Semuanya sudah disalurkan. Kami pastikan tepat sasaran,” ujar Nancy
Raskin tersebut disalurkan 45.000 RTS di 26 kelurahan di Singkawang, 124 desa di Bengkayang dan 184 desa di Sambas. “Pagu Raskin itu 8.170 ton. Paling banyak untuk Sambas mencapai 314 ton,” ungkap Nancy.
Secara lebih rinci, Nancy mengungkapkan, Raskin yang disalurkan untuk Sambas 413.445 kilogram per bulan, Bengkayang 149.775 kilogram per bulan dan Singkawang 117.675 kilogram per bulan.
“Untuk pagu Raskin pada 2016 ini saya dengar juga sama dengan 2015. Kami sedang menunggu SK dari pusat. Kemungkinan sama jumlah pagunya. Harga Tebus Raskin (HRT) juga kemungkinan sama, yakni Rp1.600 per kilogram sampai ke titik distribusi, minimal di desa atau kelurahan,” tutup Nancy. (dik)