Kurang Diperhatikan, Situs Sempat Hilang

Penemuan Reruntuhan Batu Mirip Candi di Pemayung

PERLU PERHATIAN. Penemuan reruntuhan batu mirip testur batu candi di Desa Teluk Ketapang, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi. Ist for Jambi Ekspres

WARGA Desa Teluk Ketapang Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari menemukan reruntuhan batu yang teksturnya mirip seperti candi. lebih mengagetkan lagi, dua lokasi reruntuhan ditemukan sekaligus.

 

REZA FAHLEVI, MUARABULIAN

 

SITUS bangunan yang diduga merupakan candi peninggalan sejarah kerajaan pada masanya ditemukan di Desa Teluk Ketapang. Teksturenya seperti bekas reruntuhan candi.

Struktur bangunan batu bata berbentuk merah lebar dan tebal memanjang ini ditemukan warga di lahan kebun karet milik almarhum Aak Saari  di RT. 05 Desa Teluk Ketapang Kecamatan Pemayung.

Dikatakan warga setempat, Pauzan, runtuhan batu bata tersebut merupakan Candi Tambak Bato, dulu pada zaman Presiden Soeharto pernah ditemukan oleh warga setempat, namun dikarenakan tidak ada perhatian dan tidak dirawat akhirnya situs candi tersebut hilang, dan kembali ditemukan lagi oleh warga setempat.

“Untuk nama candi tersebut menurut sejarah namanya candi Tambak Bato, itu yang disebutkan oleh orang tua dahulu, dan menurut kisahnya candi tersebut merupakan bagian dari candi Sungai Danau Bangko,” ungkap Pauzan.

Dibeberkan Pauzan, sebelumnya dirinya membuka lahan untuk perkebunan, namun warga lain mengatakan bahwa dilokasinya tersebut ada candi. “Sebelumnya saya membuka lahan, orangtua di kampung ini bilang ada candi, ternyata benar ada,” terang Pauzan.

Terpisah Dani salah seorang warga setempat menuturkan bahwa di Desa Teluk Ketapang Kecamatan Pemayung sedikitnya ada dua situs candi yang ditemukan oleh warga, yang pertama yakni Candi Pematang Saung, dan yang terakhir candi yang ditemukan oleh warga beberapa pekan lalu.

Untuk kondisi candi Pematang Saung sudah diberikan plang atau papan merek nama candi, dan juga telah dibuat pagar kawat di sekeliling komplek candi tersebut, sedangkan untuk candi yang ditemukan oleh warga beberapa pekan lalu masih terlihat semak belukar dan seperti belum pernah dipijaki oleh manusia.

Terpisah Heri Kepala Desa Teluk Ketapang menuturkan bahwa saat ini pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan pemugaran candi tersebut, dikarenakan keterbatasan anggaran, dan pihaknya masih menunggu upaya dari pemerintah Kabupaten Batanghari.

“Kita tidak bisa berbuat banyak, kita masih menunggu upaya dari pemerintah daerah, untuk kondisi jalan menuju candi sudah kita buatkan secara gotong royong, karena jarak yang ditempuh tersebut sekitar 3,5 KM,” ungkap Heri.

Heri menuturkan bahwa sejarah yang dirinya ketahui, untuk situs candi yang ditemukan terakhir yakni Candi Tambak Bato Cermin Cino, sedangkan yang pernah ditemukan dulu pada masa Presiden Soeharto yakni candi Pematang Saung.

“Kalau sejarah candi Tambak Bato Cermin Cino itu, dulunyo ado putri yang sangat cantik jelita bercermin di situ, cantiknyo itu putih macam orang Cino (Cina, red), seperti itulah kiro-kiro,” ungkap Heri.

Sementara itu M. Amin Camat Pemayung mengatakan bahwa saat ini Pemerintah Kabupaten Batanghari sudah melakukan upaya untuk mengeksplore situs candi yang terletak di Desa Teluk Ketapang Kecamatan Pemayung tersebut. Bahwa situs candi tersebut sudah didaftarkan dalam program atau kegiatan Daftar Rupa Bumi di wilayah Kabupaten Batanghari.

“Kita sudah melakukan upaya untuk mengembangkan situs candi itu, dari pemkab pun sudah turun ke lokasi, dan sudah disampaikan kepada dinas terkait di Provinsi Jambi melalui cagar budaya alam,” jelas Amin.

Kemudian dirinya menyampaikan kepada Pemerintah Provinsi Jambi untuk dapat lebih memperhatikan situs candi tersebut, agar hal tersebut dapat lebih dikenal oleh masyarakat khususnya Provinsi Jambi.

“Kalau sudah dikenal kan siapa tahu nanti bisa menjadi destinasi wisata cagar budaya, dan itu yang kita harapkan kepada Pemerintah Provinsi Jambi,” harpa Amin. (*/Jambi Ekspres)