eQuator.co.id – Pontianak-RK. Belum ada kata terlambat bagi masyarakat Indonesia untuk memperbaiki diri dan kemampuannya agar tak “ketinggalan kereta” era globaliasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini. Kunci suksesnya tak lain dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusianya.
“Kemajuan suatu bangsa itu sangat ditentukan kualitas oleh Sumber Daya Manusia (SDM), yang meliputi tiga hal yaitu pengetahuan, keterampilan dan karakter. Kemudian kemajuan bangsa memerlukan perubahan mentalitas masyarakat terutama bidang karakter,” kata Prof. Bambang TK Garang dari Universitas Palangkaraya, dalam seminar sehari “Peluang dan Tantangan Teknologi Pendidikan dalam MEA” di Universitas Tanjungpura (Untan), Sabtu (28/5) kemarin. Sementara itu, Dr Benny A Pribadi dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta mengatakan solusi untuk memperkuat kualitas SDM Indonesia dapat dimulai dengan perbaikan kualitas pendidikan. “Indonesia yang lebih baik dengan kualitas SDM yang unggul secara regional, solusinya memperbaiki kualitas belajar dan pembelajaran pada semua jenjang dan satuan pendidikan,” ujarnya.
Pemateri lainnya, Dr Purwanto dari Pustekom mengatakan MEA membutuhkan peningkatan pada beberapa aspek. Salah satunya jaringan kerjasama yang sangat luas.”Mampukah kita mewujudkan pendidikan yang mudah dan terjangkau, serta mampukah kita mengurangi atau menghilangkan resiko, kalau kita mau belajar, maka MEA tidak perlu untuk ditakuti,” katanya.
Lebih dari itu, MEA merupakan tantangan sekaligus peluang yang baik untuk kemajuan bangsa. Kehadiran teknologi, hendaknya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. “Begitu juga kalau ingin kuliah dengan dosen dari universitas di seluruh Indonesia, atau dosen dari universitas luar negeri juga bisa didapat dengan memanfaatkan teknologi dunia maya,” pungkasnya.
Seminar sehari yang dibuka oleh Pembantu Rektor 1 Untan, Dr Aswandi di Gedung Rektorat Untan Lantai 3 ini juga dihadiri oleh Prof Aunurrahman, Dekan FKIP UNTAN, D Martono, Ketua Prodi TEP, Dr Aloysius Mering, Dr Indri Astuti, Dr H Syahwani Umar, dan Dr Fadillah. (fik)