Kulminasi Matahari di Pontianak Terkesan Belum Mendunia

TANPA BAYANGAN. Masyarakat antusias menyaksikan detik-detik bayangan sirna di hari pertama Festival Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa, Selasa (21/3). Iman Santosa-RK

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Kulminsi matahari di Tugu Khatulistiwa baru saja dilaksanakan. Pagelarannya tampak sukses, hanya saja dinilai masih belum mendunia. Pasalnya fenomena alam yang satu ini merupakan perihal langka bahkan hanya beberapa wilayah yang dilintasi terletak di tengah-tengah kota.

“Event ini harusnya luar biasa, bahkan mendunia. Karena jelas, di dunia ini sangat sedikit negara yang mendapatkan fenomena alam seperti ini,” ujar Ishak Ali Al Muthahar, Anggota DPRD Kalbar, Senin (25/3).

Kulminasi matahari, di dunia ini hanya ada 12 negara yang dilintasi. Itu pun lokasinya tidak tepat berada di jantung kota. Berbeda halnya dengan Kota Pontianak sehingga sangat layak dikemas sebaik mungkin, mendunia sehingga bisa dikunjungi masyarakat luar dan tidak hanya masyarakat lokal saja.

“Kulminasi matahari yang diwujudkan dalam even wisata di Kota Pontianak, hanya didatangi wisatawan lokal. Kalaupun ada dari luar, paling-paling hanya beberapa orang,” ucapnya.

Kuncinya menurut dia terletak bagaimana pengemasan dan pemasaran saja. Jika even ini digaungkan lebih kencang, menyuguhkan hal-hal yang tidak biasa, sudah barang tentu membuat wisatawan berminat sehingga keinginan untuk berkunjung itu ada.

“Sebenarnya fenomena kulminasi matahari merupakan momen potensial untuk mengeksplor Kalbar, khususnya Kota Pontianak,” katanya.

Jika pengemasannya baik, memunculkan hal baru setiap pagelarannya, menurut dia ini bakal menjadi agenda rutin mereka dari luar untuk mendatangi setiap even kulminasi. Sebaliknya, jika dikemas sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya, tentu mereka darai luar itu tidak akan tertarik.

Ia menjelaskan, kulminasi yang terbilang langka ini berbanding terbalik dengan even cap go meh di Singkawang yang terkesan dikemas baik sehingga pemerintah pusat turut berkunjung mempromosikan even tersebut.

“Semestinya even ini dihadiri minimal dari Kementerian. Saya tidak tahu, apakah ini kurang sosialisasi atau memang hanya diadakan untuk masyarakat Pontianak,” katanya.

Bahkan tidak hanya kementerian saja, tambah dia, wisatawan luar negeri pun turut hadir bahkan jumlahnya tidak sedikit.

“Bukan hanya wisatawan lokal, dari mancanegara pun berdatangan. Di Singkawang, menteri bisa datang, kenapa pesona kulminasi matahari di Kota Pontianak tidak ada menteri yang datang. Ini yang harus dipikirkan ke depannya,” tegasnya

Tidak memuaskannya pesona kulminasi matahari ini, mendorong Komisi V DPRD Provinsi Kalbar untuk memanggil seluruh Kepala Dinas Pariwisata di Kalbar dalam waktu dekat.

“Kita lihat di mana kurangnya, dan missnya di mana. Kurang optimalkan pemanfaatan fenomena langka seperti kulminasi matahari, hanya salah dari sekian banyak potensi wisata yang belum tereksplor di Kalbar,” tutupnya. (agn)