Kubangan Lumpur di Jalan Sayan-Madya Raya Meresahkan Warga

Kubangan Lumpur. Warga Desa Landau Sadak sedang berjibaku melintasi jalan yang mirip kubangan lumpur pada jalan poros Sayan ke Madya Raya, beberapa waktu lalu. Dedi Irawan/RK.

eQuator.co.id – Melawi-RK. Setakat ini di Kabupaten Melawi tidak sedikit jalan-jalan poros desa yang rusak berat. Salah satunya jalan poros penghubung desa dari ibu kota Kecamatan Sayan menuju Desa Madya Raya yang saat ini mengalami kerusakan parah, sehingga dikeluhkan masyarakat.

Bahkan keberadaan ruas jalan yang merupakan sarana utama bagi masyarakat Sayan dalam melakukan aktivitas sehari-hari bagaikan luput dari perhatian pemerintah setempat.

Tokoh Masyarakat Desa Landau Sadak, Mulyadi mengatakan, jalan ini beberapa tahun yang lalu memang sudah diperbaiki. Namun dalam waktu yang tidak lama jalan ini kembali rusak. Harapan masyarakat tentu hal ini segera ditindaklanjuti oleh Pemkab Melawi. Apalagi mengingat jalan ini merupakan jalan vital.

“Sudah sejak lama jalan poros penghubung sejumlah desa ini mengalami kerusakan berlubang hingga membuat jalan berkubang, berlumpur dan licin. Kondisi kerusakan di sepanjang jalan sekitar 18 kilometer ini terdapat belasan titik badan jalan yang mengalami rusak parah serta berlubang, sehingga membuat aktivitas sehari-hari dan roda ekonomi masyarakat pedesaan sangat terganggu. Terutama saat musim hujan,” ungkap Mulyadi di kediamannya, beberapa hari lalu.

Lebih lanjut, Mulyadi menambahkan, saat ini memang ada perbaikan dari Pemkab Melawi melalui anggaran UPJJ kabupaten. Untuk menutup lubang-lubang dengan menggunakan material pasir dan batu kecil sebesar Rp200 juta.

“Perbaikan hanya menutupi lubang-lubang menggunakan pasir dan batu tidak akan bertahan lama. Terlebih saat musin hujan akan kembali rusak. Saya mewakili masyarakat berharap kepada Pemkab Melawi melalui instansi terkait untuk tahun 2019 bisa ditingkatkan seperti pengaspalan. Agar aktivitas perekonomian warga lancar dan kondisi jalan bisa bertahan lama,” harapnya.

Menurutnya, mengingat jalan poros penghubung antardesa ini bukan saja dilintasi oleh kendaraan kecil, melainkan juga kendaraan besar sejenis truk bermuatan berat. Sebab di daerah ini ada sejumlah warga sebagai petani kelapa sawit.
“Kalau tidak diperbaiki dengan pengaspalan bisa jadi jalan yang menghubungkan ke sejumlah desa ini akan tambah hancur. Dan dipastikan akan menghambat aktivitas perekonomian warga,” ulasnya. (ira)