eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kasus perampokan BRI Unit Ngabang, Kabupaten Landak, Rabu (17/7) lalu, menandai peringatan kepada polisi, perbankan, masyarakat keseluruhan. Bahwa kejahatan kian berkualitas. Pelakunya, modusnya, maupun pola keamanan yang tersedia.
“Ini pertanda, dan harus menjadi bahan evaluasi pihak perbankan untuk meningkatkan kualitas pengamanan, guna mencegah terulangnya kejahatan fisik terhadap bank-bank di Kalbar, bahkan hingga di pedesaan,” ungkap DR. Hermansyah, pakar hukum Universitas Tanjungpura, menjawab Rakyat Kalbar, Jumat (19/7) malam.
Ia bahkan tak menafikan, kejadian serupa bisa saja terjadi di daerah lain dengan pola lebih berani dan canggih. Karena itu, ia mengingatkan agar perbankan tidak boleh abai terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) keamanan dan pengamanan.
“Jika perbankan abai terhadap SOP keamanan dan pengamanannya, bank manapun, baik bank pemerintah, swasta, atau BPR sekalipun serta unit-unit pelaksana keuangan entah itu koperasi dan lain sebagainya, bakal kena giliran,” katanya.
Dosen di Fakultas Hukum Untan ini berpendapat, kejahatan seperti itu tentu tidak memandang tempat. Karena sebaran informasi, pola kejahatan, kesempatan, faktor ekonomi dan pengangguran, kian mendorong penjahat berfikir dan bertindak lebih berani.
Kebetulan saja, kata Hermansyah, terjadi di BRI Ngabang. Dan kejahatan tidak bisa dianggap remeh dan sederhana.
“Pihak perbankan juga harus mempekerjakan dan mempercayakan orang-orang yang bekerja sebagai Satpam adalah mereka yang terampil dan terlatih. Baik dalam beladiri, sigap bertindak, dan semuanya harusnya terlatih. Sehingga bisa mengantisipasi secepat mungkin berbagai bentuk kejahatan atau kemungkinan kejahatan yang terjadi,” ingatnya.
Satpam pun tidak boleh abai atau meremehkan situasi dan orang-orang yang keluar masuk bank yang tidak diketahui maksudnya. Fokus utama adalah keamanan orang perorang yang masuk ke bank. Jangan sambilan atau tidak ikut melakukan aktivitas lain. Seperti membantu menghitung uang dan sebagainya.
“Satpam tetap saja bertugas menjaga keamanan. Tidak ikut menghitung uang. Yang bertugas menghitung uang adalah petugas bank. Nah, ini salah satu bentuk pengabdian terhadap tugas dan fungsi masing-masing, yang seharusnya tidak demikian,” ungkapnya.
Dirinya menilai, meski keadaan bank dalam keadaan hampir tutup sekalipun, petugas keamanan harusnya tetap menjaga keamanan. “Kalau dia hampir tutup, harusnya sekali lagi keamanan tetap penting. Terhadap mereka-mereka orang-orang atau siapa pun yang datang harus dihadapi dengan baik, dalam artian patut dicurigailah, apalagi dia pakai helm, dan sebagainya,” lanjut Hermansyah.
Ia menerangkan, saat ini kejahatan-kejahatan sudah sangat luar biasa. “Tidak lagi pada tujuan sakit hati, atau apa, namun tujuan ekonomi. Artinya apa, mereka melakukan aksi perampokan bank kan jelas, motif ekonomi. Karena dia ingin mendapatkan uang yang banyak dan sebagainya,” ujarnya.
Untuk itu, sejatinya pihak perbankan, pihak otoritas keuangan, jika merasa perlu harusnya juga meminta pendampingan dengan aparat kepolisian. “Karena, sekali lagi, keamanan suatu hal yang sangat penting,” tegas Hermansyah.
Diharapkannya, kepolisian mengungkap tuntas kasus tersebut. Karena tugas dan kewajiban Kamtibmas berada pada Polri yang bertanggung jawab terhadap kondisi keamanan. “Peran kepolisian melakukan penyelidikan sampai tuntas untuk perkara ini. Saya pikir pastinya bukti-bukti lain bisa memperjelas siapa pelakunya, entah melalui CCTVdan saksi lain. Saya percaya pihak kepolisian dapat mengungkap dengan cepat siapa pelakunya,” tandasnya.
Patroli Jam Rawan
Seperti diberitakan, perampok bank BRI di Ngabang berhasil melarikan uang kontan sejumlah Rp 20 juta setelah melukai Satpam. “Duit ada sejumlah Rp20 juta, sementara Satpam luka tusuk oleh pelaku menggunakan pisau,” Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go.
Bahkan perampok menyerang Satpam yang tengah menghitung uang dengan kursi. Dalam video berdurasi 34 detik yang diterima Redaksi Rakyat Kalbar, perampok berhelm dan membawa pisau menyerang Satpam yang sedang duduk mnghitung uang di kursi kasir. Seharusnya Satpam menjaga di pintu seperti yang jamak dilakukan Satpam bank.
Untuk itu, Donny menyatakan akan melakukan langkah-langkah antisipasi guna mencegah kejadian serupa terulang kembali. “Pihak kepolisian tidak ingin kejadian pencurian ini terulang kembali,” ujarnya.
Untuk itulah, pihaknya akan melakukan patroli pada jam-jam rawan dan menempatkan personil Polisi di lokasi Bank, dan melakukan perbaikan sistem untuk menghidari terjadinya kasus perampokan. “Hal ini akan diberlakukan di seluruh Kalbar,” pungkasnya.
Laporan: Andi Ridwansyah
Editor: Mohamad iQbaL