Kota Pontianak Sudah Tak Aman

Istri Wakil Bupati Landak Ditodong

ilustrasi. net

eQuator – Pontianak-RK. Pelaku kejahatan jalanan yang beraksi di pemukiman warga semakin marak. Ini pertanda Kota Pontianak tidak aman lagi.

Apalagi korbannya tidak hanya warga biasa, bahkan pejabat pun disikat penjahat. Polresta Pontianak beserta jajarannya kini memperketat keamanan di wilayah hukumnya.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Andi Yul Lapawesean mengatakan, jajarannya hingga kini terus menyelidiki pelaku yang modong Maria Lestari, istri Herculanus Heriadi, Wakil Bupati Landak. “Kita terus melakukan penyelidikan. Tentunya hasil penyelidikan ini akan mengarah kepada sejumlah pelaku yang bergerilya di Kota Pontianak,” jelas Kompol Andi Yul, Kamis (5/11).

Kompol Andi Yul mengatakan jajarannya sudah mengungkap beberapa pelaku kejahatan jalanan. Salah satunya pelaku jambret di Desa Kapur yang melukai korbannya. “Kemarin komplotan jambret bersajam sudah kita tangkap. Sisa empat orang lagi yang sedang dikejar saat ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera tertangkap,” katanya.

Keempat pelaku yang sudah masuk DPO itu sudah diselidiki polisi. Ada kaitan mereka dengan pelaku yang menodong Maria Lestari yang juga menjabat anggota DPRD Kalbar dari PDIP. “Namun pelaku jambret bersajam (bersenjata tajam) di Desa Kapur, belum ada kaitannya dengan pelaku yang menodong istri Wakil Bupati Landak,” papar Kompol Andi Yul.

Diakui Kompol Andi Yul, identitas para pelaku sudah diketahui. Mereka yang menodong istri Wakil Bupati Landak merupakan residivis kambuhan. Saat ini sedangkan diselidiki keberadaannya dan dalam pengejaran,” tegas Kompol Andi Yul.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak mengimbau seluruh masyarakat, khususnya kaum hawa untuk berhati-hati mengendarai kendaraan sendiri. “Kita minta untuk wanita, saat berada di luar rumah tidak sendirian. Mengingat para pelaku aksi jalanan mengincar wanita mengendarai kendaraan di malam hari. Apabila menjadi korban, cepat membuat laporan di kantor polisi terdekat,” imbaunya.

Dihantui Penjahat

Sementara Kapolsekta Pontianak Selatan melalui Kanit Intel Ipda Agustana Eka mengatakan, wilayah hukumnya merupakan kawasan elit di Kota Pontianak. Rumah pejabat negara dan pengusaha lebih ramai tinggal di kawasan Pontianak Selatan. Polsekta Pontianak Selatan memperketat Kamtibmas di wilayah hukumnya.

“Saat ini Kapolsek menginstruksikan seluruh jajarannya untuk memperketat keamanan. Mereka melakukan patroli hingga ke pelosok-pelosok wilayah Selatan-Tenggara Pontianak,” jelas Ipda Agustana Eka.

Agustana Eka menjelaskan, patroli yang dilakukan jajarannya mulai pagi, siang, sore, malam hingga dini hari, dipimpin langsung Kapolsekta Pontianak Selatan. “Kita full 24 jam melakukan patroli untuk menekan aksi kejahatan maupun mempersempit gerak pelaku,” katanya.

Tidak hanya fokus kejahatan jalanan, Kapolsekta Pontianak Selatan AKP Kartyana, dikatakan Ipda Agustana Eka, gencar menekan semua aksi kejahatan. “Semua aksi kejahatan kita tekan. Baik itu aksi Curas, Curanmor, Curat dan pencurian biasa,” ujarnya.

Sekretaris Komisi A DPRD Kota Pontianak, Suarmadjat mewanti-wanti, agar pejabat meningkatkan pengamanan serta kewaspadaannya. Terlebih kasus yang dialami Maria Lestari ini bukan pertama kali dilakukan para pelaku kejahatan.

“Saat ini istri seorang Wakil Bupati Landak yang juga sebagai anggota DPRD Kalbar. Mungkin saja pelaku sudah mengikuti dan tahu kalau korbannya itu adalah pejabat. Sekarang pejabat yang menjadi korban hanya satu, tapi tidak menutup kemungkinan akan bertambah lagi dengan bejabat-pejabat lainnya,” tegasnya.

Politisi yang konsen di bidang hukum ini menjelaskan, tidaklah berlebihan jika seorang pejabat meningkatkan safety atau pengamanan. Lantaran demi keselamatan, bukan hanya harta benda melainkan jiwa turut terancam menjadi target pelaku kejahatan.

“Kemungkinan sudah diawasi, tahu pejabat yang kemungkinan punya uang dan sejumlah barang berharga. Ditambah lagi dengan kondisi atau suasana yang mendukung dalam menjalankan kejahatannya. Maka saya fikir tidak menjadi masalah, jika meningkatkan keamanan, minimal tidak mengendarai kendaraannya sendiri,” sarannya.

Sisi lainnya, penegakan hokum belum membuat para pelaku jera. Perlu adanya regulasi dalam membina narapidana saat menjalani hukumannya.

“Kalau perlu berikan hukuman tambahan. Bisa melalui pembinaan spiritual atau benar-beanr hukuman yang layak, apabila melakukan kejahatan lagi nantinya,” ujar legislator yang akrab disapa Madjat itu. (zrn/gun)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.