Kota Pontianak dan Singkawang Terancam Rabies

Persebaran Anjing Gila Kian Meluas

Ilustrasi

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sebaran penularan penyakit rabies alias anjing gila kian meluas hingga delapan daerah di Kalbar. Kondisi itu memaksa Pemprov Kalbar memperpanjang status Kasus Luar Biasa (KLB) Rabies, dan butuh vaksin rabies untuk manusia.

Bahkan, kini Kota Pontianak, Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Sambas dan Kayong Utara, terancam penyakit yang dibawa oleh anjing baik liar maupun peliharaan yang terjangkit.

Sementara itu, delapan kabupaten yang terserang rabies adalah Kabupaten Bengkayang, Landak, Sanggau, Sekadau, Melawi, Ketapang, Sintang dan Kapuas Hulu.

Gubernur Kalbar sendiri sudah membentuk Satgas tanggap darurat KLB rabies menyusul 18 Febuari 2015 Kalbar dinyatakan KLB Rabies. Menurut drh HA Manaf, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar, sangat berharap pada Satgas itu.

“Tujuan agar mampu mengkoordinasikan secara terpadu KLB rabies ini,” ungkap Manaf disela-sela Sosialisasi Peran Generasi Muda Terhadap Kewaspadaan Dini Penyakit Rabies di aula kantornya, Kamis (28/7).

Status perpanjangan juga diberlakukan untuk Satuan Tugas Tanggap Darurat Rabies. “Ini perpanjangan yang kedua kalinya, setelah terakhir 30 Juni kemarin,” kata Manaf.
Dijelaskannya,  ternyata data yang terhimpun bahwa jumlah gigitan bertambah walaupu tidak secepat sebelumnya 2015. Orang yang meninggal pada 2016 bahkan bertambah menjadi 18 orang sehingga total 22 orang tewas akibat rabies.
Cepatnya dan meluasnya sebaran menjadi perhatian serius otoritas terkait. Pada  2014 hanya dua kabupaten yaitu Melawi dan Ketapang, kemudian 2015 menjadi lima kabupaten. Kini 2016 sudah menjadi 8 kabupaten.

Diakui Manaf, Pemerintah Kalbar sendiri tidak mampu menangani rabies tanpa kerjasama seluruh instansi lintas sektoral. Dibutuhkan keikutsertaan masyarakat dan dalam perjalannya kegiatan penanggulangan dikoordinasikan ke seluruh kabupaten/kota.
“Upaya selama ini memang ada hasilnya, tapi belum optimal. Makanya kita sosialisasikan kepada mahasiswa di Kalbar, target 125 orang dengan harapan mereka nanti mejadi motivator,” kata Manaf.

Mahasiswa juga akan dilatih sebagai tenaga fasiltiator yang tentunya perlu kerjasama dengan universitas yang bersangkutan. “Sehingga ketika pulang ke kampung atau KKN minimal memberikan penyuluhan karena sebagian masyarakat belum paham benar bangaimana upaya pencegahan, pengendalian dan apa itu rabies,” katanya.

Laporan: Isfiansyah

Editor: Mordiadi