eQuator.co.id – Pontianak-RK. Bencana datang silih berganti ke Kalbar. Setelah sempat diselimuti kabut asap, Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya kini diterjang angin kencang plus hujan deras, Selasa (30/8) sekitar pukul 15.00 WIB. Pohon bertumbangan menyusul atap rumah berterbangan di sejumlah titik.
Salah satunya di Jalan Gusti Hamzah (Pancasila), Pontianak. Atap berbahan aluminium dengan ukuran besar terbang dan tersangkut di pohon serta menimpa sejumlah kios di jalan tersebut. Beruntung tak ada korban jiwa gara-gara atap melayang itu.
Pemilik kios Ponsel di sana, Hendra Nanda mengatakan, sebelumnya ia sempat mendengar suara gemuruh dan benturan yang keras saat atap berukuran sekitar 8×12 meter tersangkut dan menimpa kios miliknya. “Ada orang yang sempat lihat, bilang kalau atap tersebut tadinya berputar-putar waktu di atas. Lalu berhenti karena sangkut di pohon,” tutur Een, karib dia disapa, kepada sejumlah wartawan.
Atap ringan itu juga menutup ruas jalan. Berasal dari ruko empat lantai sekitar 50 meter dari kios Een. Jalanan pun macet total, sebelum tak berapa lama petugas gabungan dari kepolisian, dinas perhubungan, Basarnas, dan BPBD, tiba untuk mengangkut atap tersebut sekalian mengatur lalu lintas.
Seorang pengendara yang melewati Jalan Pancasila, Ersi, kaget ketika melihat kejadian itu tepat di depan matanya. Atap, dikatakannya, memang sempat berputar sebelum tersangkut di pohon. “Ih, seram pokoknya. Atap sempat berputar-putar di atas. Angin memang luar biasa, bahkan ada gerobak yang masuk parit,” cetusnya.
Senada, Iwan (55 tahun), warga yang berada tidak jauh dari lokasi peristiwa. “Sekitar habis azan asar, atapnya terbang, sukur ditahan pohon, kalau ndak habis Alfamart kena,” ujarnya sembari menunjuk gerai waralaba minimarket yang berada di seberang jalur terbang atap tambahan tersebut.
Iwan menceritakan pada saat kejadian angin memang sedang kencang-kencangnya. “Anginnnya ribut, bergulung kayak puting beliung. Terus ada bunyi keras kayak guntur. Kita kira petir, rupanya atap jatuh,” paparnya.
Dia membuka warung tidak jauh dari situ. Kata Iwan, angin kencang sore itu juga menerbangkan kue-kue dagangannya yang ia gelar di depan warung.
Warga lainnya, Lilik (31 tahun) yang juga berada di lokasi kejadian mengaku syok namun bersyukur tidak ada kerugian fatal yang terjadi. “Kios-kios yang berada di bawah sinipun tak ade yang kena, cuma pohon,” tuturnya. Kios-kios yang dimaksud adalah deretan kios yang berada tepat di bawah pohon yang dirudu atap itu.
Ia juga menceritakan bahwa pada saat kejadian hujan lebat sehingga jalanan lengang. “Tak ada mobil yang lewat, ada ibu-ibu pake motor tapi ndak kena, dekat jak,” kisah Lilik.
Ia mengatakan, atap kanopi alumunium tersebut berada di salah satu Ruko yang berada di sebelah rumah makan Ayam Pegasus. Menurutnya, kanopi tersebut milik perusahaan laundry dan ekspedisi yang menempati Ruko.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kota Pontianak, Utin Srilena Candramidi, yang turun ke lapangan memantau kejadian menyatakan ia sudah menurunkan petugas untuk mengamankan. “Tugas kita hanya membantu untuk mengatur jalan, karena pecahannya menutupi badan jalan dan pastinya mengganggu kelancaran jalan,” ujar dia.
Ia sendiri berharap agar semuanya dapat segera dievakuasi. “Kita harap petugas dari dinas kebersihan dan pertamanan segera membereskan karena yang agak riskan kalau pohon yang menahannya ini patah,“ terangnya.
Warga sekitar tampak turun untuk ikut membereskan pecahan puing-puing atap menggunakan peralatan-peralatan yang dimiliki. Sementara pihak ekspedisi yang menempati salah satu ruko tersebut menolak untuk memberi keterangan.
Selain di Pancasila, angin super kencang juga menerpa kawasan Jalan Tabrani Ahmad, Pontianak Barat, hingga Jalan Ampera, Pontianak Kota. Sejumlah rumah di kawasan itu rusak, atap-atap terbuat dari seng berterbangan.
Pohon tumbang juga menutup ruas jalan di kawasan tersebut. Bahkan, di kawasan Kota Baru, angin yang menerpa membuat beberapa bagian dinding bangunan Rumah Radakng tidak utuh lagi.
RUMAH BERGOYANG
Bisa jadi, kerusakan terbanyak dan terparah menerpa kediaman warga di Jalan Apel, Kecamatan Pontianak Kota. 25 rumah rusak dihantam angin puting beliung. Angin yang berputar itu terjadi sekitar pukul 15.00 WIB. Informasi yang dihimpun, rumah warga Jalan Apel yang dihantam puting beliung tepatnya di Gang Timun II dan Gang Pisang Berangan.
Angin membuat atap-atap rumah warga berterbangan. Tak hanya rumah warga, sebuah mini market terletak di pinggir Jalan Apel dan baliho juga dihantam angin. Angin puting beliung itu berlangsung lebih kurang lima menit.
Warga baru berani keluar rumah setelah puting beliung berakhir untuk memeriksa rumah masing-masing. Ada pula yang mencari atap mereka yang berterbangan.
“Anginnya kencang berputar. Dari depan, kemudian masuk ke dalam gang ni,” jelas H. Maryadi Ismail, warga Gang Timun II, ketika ditemui Rakyat Kalbar di rumahnya.
Ia menceritakan, akibat angin itu, rumah-rumah warga Gang Timun II mengalami kerusakan. “Habis atap-atap rumah warga berterbangan. Rata-rata kena semua. Paling banyak kena tu gang ini,” ungkapnya.
Maryadi baru mengetahui angin puting beliung berlangsung di lingkungan tempat tinggalnya itu dari menantunya. “Menantu saya di luar, masuk ke dalam rumah kasih tahu saya. Terus saya langsung keluar, anginnya kencang dan berputar,” terangnya.
Sambil menunjuk susunan atap di halaman rumahnya, ia menambahkan, “Saya kira rumah saya tak kena. Rupanya rumah saya pun kena, itu atap rumah saya, saya susun”.
Yang lebih menyeramkan dialami Keluarga Juanda (33 tahun) di Gang Timur II dalam. Saat puting beliung berlangsung, Juanda sedang tidur di dalam kamar bersama Rico, anaknya yang masih berusia enam tahun. Sedangkan Istrinya Lisnawati (29 tahun) sedang memandikan anaknya yang lain, masih berusia satu setengah tahun di belakang rumah.
“Tiba-tiba saya terbangun, rumah bergoyang, cepat saya peluk anak saya yang tidur di samping saya, tak lama kemudian atap rumah pun berterbangan. Dengan cepat saya keluarkan anak dan istri saya dari rumah,” tutur Juanda, ditemui di rumahnya yang sudah tak beratap.
“Alhamdulillah, istri dan dua anak saya selamat. Itu yang terpenting,” sambung Juanda sambil memperlihatkan rumahnya yang rusak.
Agar istri dan dua anaknya selamat, ia membawa mereka keluar dari belakang rumah untuk menuju ke rumah saudaranya. “Lewat belakang kami berlari cepat,” terang Juanda.
Atas kejadian ini, rumahnya yang tak beratap lagi itu jadi terlihat kotor. Anehnya, dinding rumah dan kamarnya terlihat menjempit. “Saya harap ada bantuan dari pemerintah. Karena sebelumnya pemerintah juga memberikan bantuan kepada kami dinding dan atap,” pintanya.
Sementara itu, seorang petugas BPBD Kota Pontianak mengungkapkan bahwa untuk sementara ini terdapat delapan rumah di Gang Pisang Berangan dan 17 rumah di Gang Timun II yang rusak berat. “Ini masih infonya, mau kita hitung lagi dan kita data,” tuturnya.
Hingga berita ini diturunkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak memang masih melakukan pendataan terkait kerugian akibat angin puting beliung ini. “Kita masih belum bisa memastikan tingkat kerusakan dan berapa jumlah rumah yang mengalami rusak, baik ringan, sedang maupun berat akibat puting beliung tersebut. Masih kita data,” tutur Aswin Taufik, Kepala BPBD Kota Pontianak, di lokasi kejadian Jalan Pancasila.
Yang pasti, ia mengakui Kota Pontianak termasuk daerah rawan terjadi bencana angin puting beliung. Memang sulit diprediksi, karena kejadiannya tiba-tiba,” ujarnya.
Selain di Pontianak, di Kubu Raya, tepatnya Jalan Trans Kalimantan Sungai Ambawang dan Desa Kapur, angin puting beliung membahana. Pohon di kawasan itu tumbang, atap juga berterbangan. Seorang warga patah tangannya.
Laporan: Ocsya Ade CP, Iman Santosa, dan Achmad Mundzirin
Editor: Mohamad iQbaL