eQuator.co.id – SEOUL – Korea Utara (Korut) terus menebar ancaman pasca dijatuhkannya sanksi baru oleh PBB. Kemarin (7/2) Pyongyang mengancam bakal melakukan serangan nuklir ke Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Ancaman itu meluncur berbarengan dengan latihan militer bersama secara besar-besaran yang digelar kedua negara.
’’Kami akan meluncurkan perlawanan habis-habisan untuk menyerang AS dan para sekutunya,’’ ujar pihak Komisi Pertahanan Nasional Korut seperti dilansir kanal berita KRT milik Pyongyang. Korut menuding latihan yang digelar AS dan Korsel sebagai sebuah invasi dan merongrong kedaulatan mereka. Itu bukan ancaman pertama yang diluncurkan Korut. Pada latihan serupa tahun lalu Korut sempat mengancam untuk menjadikan Washington sebagai lautan api.
Selama ini latihan militer tahunan Korsel dan AS tersebut memang kerap membuat hubungan dua Korea tersebut tegang. Terlebih, latihan saat ini merupakan yang terbesar bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ada 300 ribu prajurit Korsel dan 17 ribu personel militer AS yang terlibat. Selain itu, kapal-kapal dan pesawat tempur AS diterjunkan.
Ada dua latihan yang dilakukan. Yaitu, Key Resolve dan Foal Eagle. Key Resolve adalah latihan simulasi komputer yang berakhir pada 18 Maret nanti. Sedangkan Foal Eagle berfokus pada latihan lapangan dan berlangsung hingga 30 April.
Pihak Komisi Pertahanan Nasional Korut menambahkan bahwa rencana serangan nuklir terhadap AS dan sekutu-sekutunya tersebut telah disetujui Kim Jong-un. Targetnya termasuk pangkalan operasional AS di Semenanjung Korea dan pangkalan-pangkalan lain di Asia maupun di AS sendiri.
’’Serangan nuklir yang tidak pandang bulu ini akan dengan jelas menunjukkan keberanian militer Korut kepada mereka yang tertarik dengan agresi dan perang (AS, Red),’’ ujar seorang pejabat di komisi tersebut seperti dilansir KCNA. Korut bahkan meyakinkan bahwa pihaknya sudah siap menyerang. Tinggal memencet tombol saja, target-target tersebut akan langsung berubah menjadi api dan abu dalam sekejap.
Ancaman Korut itu hanya berselang sehari setelah pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un memerintahkan agar senjata nuklir milik Pyongyang disiagakan. Perintah Kim itu adalah respons sanksi yang diluncurkan Dewan Keamanan (DK) PBB. Korut diketahui hanya memiliki sedikit hulu ledak nuklir.
Meski Korut telah dua kali sukses meluncurkan roket jarak jauh, beberapa ahli masih meragukan kemampuan Korut untuk menembakkan misil balistik antarbenua (ICBM). Tanpa ada teknologi ICBM, senjata nuklir Korut tidak akan mampu menjangkau AS.
Korsel tentu saja tidak tinggal diam dengan ancaman-ancaman yang ditebar Korut. Kementerian Pertahanan Korsel memastikan pihaknya tidak melihat tanda-tanda aktivitas militer yang tidak biasa di Korut. Dengan kata lain, ancaman di atas bisa jadi hanya bualan.
’’Jika Korut mengabaikan peringatan kami dan terus meluncurkan provokasi, pihak militer kami akan merespons dengan tegas dan tanpa ampun,’’ ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel Moon Sang-gyun.
Kantor berita Yonhap mengungkapkan, berdasar informasi dari sumber di tubuh militer Korsel, latihan simulasi perang bersama AS kali ini termasuk serangan secara tepat ke fasilitas nuklir dan misil Korut. Selain itu, ke lokasi-lokasi strategis lainnya di Pyongyang. Jumat lalu (4/3) AS dan Korsel mulai melakukan pembicaraan secara resmi untuk penempatan sistem pertahanan misil di Semenanjung Korea. Rencana itu langsung ditolak Korut serta dua sekutunya, Rusia dan Tiongkok. Seoul pun rencananya hari ini mengumumkan tambahan sanksi yang akan diberikan kepada Korut. Pengumuman tersebut dipastikan bakal menambah tegang hubungan kedua negara. (AFP/Reuters/BBC/sha/c10/dos)