Kopi dan Kukusan on The Go

Oleh: Joko Intarto

SENTRA KERAJINAN BAMBU. Suasana di sentra kerajinan bambu di Banyuwangi, kiriman sahabat saya, untuk meyakinkan bahwa warga binaannya sanggup memproduksi kukusan mini. JTO Photo

eQuator.co.id – Sambil mengisi training jurnalistik, saya jualan kopi. Kebetulan, salah satu peserta pelatihan berasal dari Omiyago, perusahaan penyedia ”buah tangan on the go”: oleh-oleh khas Nusantara untuk pasar high class.

Pelanggan Omiyago kalangan menengah atas dan para expatriat. Produk Omiyago umumnya digunakan untuk oleh-oleh orang dari Indonesia yang bepergian ke luar negeri. Atau orang-orang asing di Indonesia yang mau ”pulang kampung”.

Kantor operasi Omiyago berada di 5 kota besar. Di Jakarta di Alun Alun, Grand Indonesia Mall, di Bundaran HI.
Hari pertama, saya menjadikan kopi Indonesia sebagai tema penulisan. Hari kedua, saya bawakan barangnya. Kopi Gayo yang diolah Mister Granados, roaster sekaligus owner Toekang Sedoeh Coffee Shop, Bekasi.

Hari ini, Omiyago memberi respon. ”Kopinya sudah diujicoba. Kopi Gayo-nya masuk. Tolong di-follow up dengan pengiriman harga untuk kontrak kerjasama,” kata Mbak Mindy dari Omiyago.

Olala… senangnya bisa membantu Mister Granados. Sohib saya ini sebenarnya seorang graphics designer. Alumni Institut Seni Indonesia, Jogja, itu hobinya jual-beli barang antik dan meracik kopi.

Sudah sebulan ini, saya dan Mister Granados sibuk dengan sebuah proyek sociopreneur berbasis bambu. Kami menginisiasi program pemberdayaan ekonomi masyarakat perajin anyaman bambu yang sudah nyaris ambruk karena tak sanggup melawan pabrik plastik.
Kemahiran perajin membuat kukusan nasi ukuran besar, ditransformasi menjadi menganyam kukusan mini untuk V60 dengan filter alami. Produk filter anyaman bambu ini ternyata sangat diminati. Terutama orang-orang asing dan kelas menengah yang sedang gemar gaya hidup alami.

Stok di gudang selalu habis. Pasokan sering telat. Karena mengandalkan suplayer pedagang. Karena itu, dicoba untuk produksi sendiri. Supaya dapat produk langsung dari tangan pertama. Selain memberdayakan juga bisa mengontrol kualitasnya..
Setelah membereskan kopi, kami akan mendesain produk kukusan mini untuk Omiyago. Nantinya, satu paket kopi Omiyago terdiri atas 100 gram biji kopi siap giling dan dua unit kukusan dengan desain khusus.

Sahabat saya, pembina di desa sntra kerajinan bambu di Banyuwangi, Jawa Timur, sudah menyanggupi untuk berkolaborasi. Indahnya bersinergi. Senangnya berbagi (rezeki). (jto)

*admin disway.id, pegiat socioentrepreneur, redaktur tamu eQuator.co.id / Rakyat Kalbar

Facebook Notice for EU! You need to login to view and post FB Comments!