-ads-
Home Rakyat Kalbar Ketapang Koperasi BSL Alami Kerugian Lebih Rp32 Miliar, Ini Hitungannya

Koperasi BSL Alami Kerugian Lebih Rp32 Miliar, Ini Hitungannya

Ketua Koperasi BSL Muhammad Anton memimpin rapat anggota koperasi yang dihadiri Kades Kuala Satong, Abdul Rahman sebelum menyampaikan aspirasi tuntutan terhadap PT KAL di DPRD Ketapang, Rabu (27/3) malam. Kamiriluddin/RK

eQuator.co.id KETAPANG. Ketua Koperasi Bina Satong Lestari (BSL), desa Kuala Satong, kecamatan Matan Hilir Utara, kabupaten Ketapang, Muhammad Anton mengaku kalau Koperasi BSL mengalami kerugian lebih dari Rp 30 milyar. Karena itu, ia bersama anggota koperasi akan menyampaikan keluhan ini ke DPRD Kabupaten Ketapang hari ini, Kamis (28/3).

Kerugian sebesar itu, dikatakan Muhammad Anton didapat dari luas kebun dan masa tanam. “Jadi kita tidak mengada-ada, ini kerugian yang ril dan bisa dihitung,” kata Muhammad Anton yang belum setahun menjabat Ketua Koperasi BSL.

Secara singkat, Muhammad Anton coba memaparkan kerugian tersebut. Dijelaskannya, bahwa luas lahan kebun mitra Koperasi BSL yang dikelola PT KAL (ANJ Agri) 418,64 hektar. Lahan seluas itu, terdiri dari tahun tanam 2012 dan 2013. Pada tahun tanam 2012, seluas 288,64 hektar. Sedangkan tahun tanam 2013, seluas 130 hektar.

-ads-

Dalam perhitungan agronomi, dijelaskan Muhammad Anton, kebun sawit itu disebut tanaman belum menghasilkan (TBM) selama 48 bulan atau sekitar 4 tahun sejak mulai ditanam. Artinya, jika masa tanam pada tahun 2012, maka kebun tersebut sudah dianggap Tanaman Menghasilkan (TM) sejak tahun 2016. Dengan demikian, terhitung Januari 2016 hingga Maret 2019, kebun mitra tahun tanam 2012 sudah menghasilkan selama 39 bulan.

Sedangkan tahun tanam 2013, tercatat sejak 2017 hingga Maret 2019 seharusnya sudah menghasilkan selama 27 bulan atau 2 tahin 3 bulan.

Jika dikaji dari hasil Tandan Buah Segar (TBS), dijelaskan Muhammad Anton lagi, berdasarkan perhitungan rata-rata satu pohon sawit sebesar 15 kg. Jika luas lahan 288,64 hektar, maka terdapat sekitar 588.825 kg TBS. Apabila dikalkulasikan dengan harga sawit perkilo Rp 1.300 maka terdapat hasil sekitar Rp 765 juta. Sedangkan kebun mitra tahun tanam 2013, rata-rata TBS 13 kg perpohon atau perbulan. Maka dengan luas 130 hektar, menghasilkan 229.847 kg. Jika dikalkulasikan dengan Rp 1.250 harga TBS perkilo, maka terdapat penghasilan sekitar Rp 287 juta.

“Jadi kesimpulanya, kebun tahun tanam 2012 seluas 288 hektar dengan hasil perbulan Rp 765.473.280. Sedangkan kebun tahun tanam 2013 seluas 130 hektar dengan hasil perbulan Rp 287.300.000. Total keseluruhan seluas 418,64 hektar mendapatkan hasil perbulan Rp 1.052.773.280. Maka, kehilangan penghasilan koperasi BSL hingga saat ini berkisar lebih Rp 32 milyar,” Muhammad Anton menjelaskan. (lud)

Exit mobile version