Kontrol Harga, Pemprov Pesan 15 Ton Daging Beku

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pemprov Kalbar menyediakan sebanyak 15 ton daging beku. Tujuannya, untuk mengontrol harga di pasaran. Apalagi harga daging sapi saat ini menjadi polemik nasional.

Pengendalian terhadap harga daging sapi di bulan Ramadan dan menyambut Idul Fitri, sesuai keinginan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), harganya harus dibawa Rp80 ribu per kilogram. Presiden ingin masyarakatnya dapat menikmati daging dengan harga murah.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Kalbar, drh. Abdul Manaf Mustafa mengatakan, penjualan daging beku akan dimulai dua atau tiga hari ke depan. “Ini sudah ditindaklanjuti pemerintah pusat. Untuk Kalbar, yang ditunjuk adalah PT. Bulog Regional Wilayah Kalbar,” ungkap Manaf di ruang kerjanya, Rabu (8/6).

Dikatakannya, Rabu (8/6) sudah datang sebanyak satu ton daging beku. Kalbar sendiri mendapat alokasi 15 ton. “Saya sudah berkoordinasi dengan kepala Bulog-nya. Kita akan melakukan operasi pasar, di mana Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan akan mendampingi dari aspek kesehatan dagingnya,” jelas Manaf.

Mengenai peredaran 15 ton daging beku tersebut, sudah disepakati untuk Kota Pontianak dan Singkawang dialokasikan lima ton. Kemudian kabupaten lainnya, tergantung permintaan.

“Untuk kabupaten lain ada 10 ton. Tergantung dari yang mengajukan permintaan. Jadi kita bisa menyalurkan daging ini sesuai kebutuhan di kabupaten,” jelas Manaf.

Daging beku akan dijual Rp85 ribu per kilogram untuk Kota Pontianak dan Singkawang. Harga tersebut sudah termasuk biaya angkut dan lainnya.

Sementara kabupaten lain di Kalbar, untuk ongkos angkut ditanggung kabupaten. Mereka juga bertanggungjawab terhadap rantai dinginnya, karena harus disimpan pada suhu 4-8 derajat.

“Cara mendapatkan daging beku, kabupaten harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bulog, tembusan Gubernur serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar,” papar Manaf.

Dalam surat itu harus mencantumkan kebutuhannya berapa? Tanggal berapa dikirim, serta sistem pembayarannya maksimal tiga hari disetor setelah terima barang.

“Barang atau daging beku yang sudah dipesan, apabila tidak laku, tidak dapat dikembalikan,” jelas Manaf.

Dari 10 ton daging beku yang disediakan untuk 12 kabupaten di Kalbar, apabila stoknya kurang, maka pemerintah Kalbar akan mengajukan penambahan ke pemerintah pusat.

Berdasarkan pantauan di pasaran beberapa hari lalu, harga daging sapi perkilogramnya Rp120-Rp130 ribu. “Masyarakat Kalbar ini terkadang tidak paham mengenai harga daging. Padahal daging itu ada 10 kelas. Paling mahal itu terderloin atau has dalam, dan has luar namanya sirloin,” jelas Manaf.

Ada kemungkinan yang dijual di pasaran seharga Rp130 ribu per kilogram itu, merupakan daging yang termasuk daging has.

Adanya daging beku, dipastikan tidak menggangu harga di pasaran. “Di pasar-pasar trasional tergantung pedagangnya, mau menjual berapa,” ungkapnya.

Pembelian daging beku ini tidak ada larangan. Siapapun dapat membelinya. Namun diusahakan bagi yang ekonomi menengah ke bawah. Kemudian adanya batasan, minimal per orang tiga kilogram.

Mengenai kodisi daging beku yang didatangkan dari Australia tersebut, dari berbagai aspek keamanan dapat dikatakan sangat baik. Karena sudah disertai uji laboratorium, ada setifikat halalnya dan sudah lolos pengamatan karantina.

“Jadi bertahap untuk daging beku ini. Kita lihat dulu penjualan satu ton yang datang ini, seperti apa pasarannya,” katanya.

Dikatakan Manaf, di Kota Pontianak, penjualan daging beku sudah dikoordinasikan dengan Pemkot Pontianak. “Daging ini akan dijual di Pasar Flamboyan dan Pasar Mawar,” ujarnya.

Sementara ketersediaan daging lokal, Kalbar memiliki stok hingga akhir tahun ini sebanyak 5.479 ekor sapi. Sementara kebutuhan warga hanya 4.065 ekor sapi. Artinya Kalbar surplus stok daging sebanyak 1.414 ekor. “Kami ingin mengumpulkan data kebutuhan per kabupaten dan jumlah sapi untuk dijual,” papar Manaf.

Berdasarkan data Dinas Peternakan Kalbar, populasi sapi potong di Kalbar pada 2015 mencapai 145.044 atau lebih tinggi dari periode sebelumnya yang mencapai 141.507 ekor. Kebutuhan rata-rata daging sapi beku sebesar 0,03 persen, atau sebanyak 24,5 ton total konstribusi sebesar 7.636 ton.

Laporan: Isfiansyah

Editor: Hamka Saptono