Kontraktor se Kubu Raya Siap Tempur, Tidak Mau Dijajah Pihak Luar

Spanduk yang berkaitan dengan dunia konstruksi ketika masih terpasang di Jalan Ayani II tak jauh dari simpang Jalan Barit Bugis, Sungai Raya, Kubu Raya. SYAMSUL ARIFIN

eQuator.co.id – Sungai Raya-RK. Spanduk yang dipasang di Jalan A Yani II (Arteri Supadio) beberapa hari lalu, bertulisan “Koalisi Kontraktor se Kubu Raya Siap Tempur dan Tidak Boleh Dijajah oleh Pihak Luar”, menimbulkan tanda tanya.

“Belum jelas maksud sepanduk tersebut. Namun kami lihat, ada kesepahaman visi antara pelaku bina usaha Kubu Raya, terutama yang bergerak di dunia konstruksi (kontraktor). Mereka menyatakan sikap dalam proses lelang proyek di Kubu Raya,” ungkap Suharso, Ketua Komisi III DPRD Kubu Raya, Rabu (1/5).

Legislator Partai Golkar itu mendorong keterbukaan dalam pelaksanaan lelang proyek pembangunan. Tidak ada monopoli dan intimidasi, bersikap anarkis untuk mendapatkan proyek. Apalagi bersekongkol, mengandalkan keluarga yang menjadi pejabat untuk mendapatkan pekerjaan.

“Sekarang ini sudah masuk zaman terbuka. Sistem pelelangan sudah melelui proses online. Pengusaha jasa konstruksi ini harus betul-betul mampu bersaing dengan kontraktor-kontraktor dari luar. Luar daerah, luar kabupaten maupun luar provinsi,” ungkap Suharso.

Namun yang terjadi saat ini, kata Suharso, mungkin kontraktor dari luar lebih mendominasi dan lebih banyak mendapatkan pekerjaan. Diduga mereka menggunakan cara yang tidak professional, karena mengandalkan oknum pejabat atau keluarga pejabat yang berkuasa, maupun pejabat di instansi pemerintahan di Kubu Raya. Atas dasar itulah, muncul spanduk seperti ini Jalan A Yani II itu, karena kekecewaan pengusaha konstruksi Kubu Raya yang kalah bersaing dengan cara yang tidak fair atau tidak adil.

“Kita tidak menyalahkan pengusaha luar masuk ke Kubu Raya. Karena semua Izin Jasa Konstruksi (IJK) berlaku di seluruh Indonesia. Tidak ada istilah orang luar, orang dalam atau orang asing. Ini harus diperjelas. Oleh karena itu, untuk pengusaha konstruksi lokal harus siap bersaing dengan siapa pun,” ungkap politisi asal Kecamatan Kubu itu.

Pengendara di Jalan A Yani II, Wawan yang sempat berhenti mengabadikan sepanduk tak jauh dari simpang Jalan Parit Bugis, Sungai Raya, Kubu Raya. Spanduk dari kain putih yang dibubuhi tandatangan itu, dipasang di antara pohon palem dan akasia. Spanduk itu mengherankan Wawan. Khususnya pada kata “siap tempur”.

“Ini sebenarnya buat siapa sih? Yang masang siapa? Ini pasti ada maksud dengan proyek yang berada di Kubu Raya,” herannya. (sul)