Kondisi Jalan Mirip Kubangan Kerbau

Truk CPO dan TBS Dilarang Melintas di Jalan Nanga Pinoh-Ella

Kubangan Kerbau. Kerusakan jalan yang semakin parah di jalur Nanga Pinoh-Ella. Mulai dari daerah Tahlud hingga Semadin Lengkong, sehingga membuat truk terjebak serta menyulitkan warga yang melintas, kemarin. Warga for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Melawi-RK. Anggota DPRD Melawi, Malin mengungkapkan, sejak pabrik kelapa sawit PT Citra Mahkota (CM) beroperasi di Desa Nanga Keruap, Kecamatan Ella Hilir, sehingga menyebabkan kehancuran jalan Nanga Pinoh-Ella semakin parah.

Kerusakan dipicu oleh tonase muatan kendaraan yang melebihi kapasitas kemampuan jalan. Seperti truk pengangkutan Crude Palm Oil (CPO) dan truk pengangkut Tandan Buah Segar (TBS).

“Saya tegaskan untuk diketahui rakyat Melawi tingginya mobilitas transportasi pengangkutan CPO dan TBS PT Citra Mahkota menjadi salah satu pemicu kerusakan jalan semakin parah. Ada puluhan truk pengangkut CPO dan TBS melintasi jalan tersebut setiap hari,” tegas Malin, Senin (5/2).

Lebih lanjut, Malin mengatakan, sebelum pabrik kelapa sawit PT Citra Mahkota beroperasi, kondisi jalan tidak sehancur seperti sekarang. Namun ketika pabrik PT CM itu beroperasi, tekanan truk pengangkut CPO dan TBS terhadap jalan itu membuat kehancuran jalan semakin parah. Sementara perbaikan jalan sangat lambat dan tidak serius.

“Agar kerusakan jalan ini tidak semakin parah PT Citra Mahkota untuk menghentikan pengangkutan CPO dan TBS melewati jalan tersebut. Truk-truk pengangkut CPO dan TBS jangan menggunakan jalan tersebut. Yang membangun jalan itu adalah memakai uang negara, bukan memakai uang milik perusahaan swasta,” cetusnya.

Sementara itu, anggota DPRD Melawi, H Heri Iskandar sangat prihatin atas kondisi kerusakan jalan Nanga Pinoh-Ella. Utamanya mulai dari daerah Tahlud hingga Semadin Lengkong.

“Dana pembangunan jalan tersebut bersumber dari Pemkab Melawi. Namun yang menikmati dan membuat hancur jalan adalah truk-truk milik perkebunan sawit,” tegasnya.

Heri membeberkan, saat ini kondisi jalan tersebut semakin parah. Truk CPO dan TBS tiada henti beroperasi siang dan malam, sehingga membuat tingkat kerusakan kian bertambah.

“Masyarakat hanya sebentar merasakan mulusnya aspal jalan ini. Sekarang kembali lagi kondisinya seperti tahun-tahun sebelumnya akibat pengangkutan CPO dan TBS cukup tinggi,” keluhnya.

Dia mendesak pihak perusahaan untuk segera melakukan perbaikan agar timbunan tanah dan batu-batu besar tidak diturunkan di tengah-tengah badan jalan lokasi yang rusak, sehingga tidak menyulitkan warga melintasi jalan.

“Perusahaan harus bertanggungjawab memperbaiki jalan itu sebagus dan sekuat mungkin. Setelah itu, silahkan cari jalan lain untuk mengangkut CPO dan TBS,” ucapnya.

Reporter: Dedi Irawan

Redaktur: Andry Soe