Komunitas Kocak Aktif dalam Sosial Masyarakat

Tak Hanya Cinta Terhadap Hewan

FOTO A. Meriahkan HUT PMI. Anggota Komunitas Kocak membawa ular Sanca batik (python reticulatus) dalam rangka memeriahkan HUT PMI ke-73 di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Pontianak. Kocak for RK. 

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Komunitas Cinta Animal Kalbar (Kocak) dikenal sebagai komunitas yang berani serta pandai berinteraksi terhadap berbagai jenis hewan. Di antaranya, seperti burung hantu, kucing, musang, iguana, ular serta kalajengking maupun hewan lainnya.

Komunitas yang berdiri pada 8 Januari 2016 silam ini memiliki misi mendasar, sehingga keberadaannya mempunyai warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat.

“Kita mendirikan komunitas ini dengan tujuan agar bisa berinteraksi serta mengedukasi masyarakat. Hewan yang umumnya dianggap garang. Namun melalui komunitas ini kita sosialisasikan bagaimana cara penanganan serta perlindungannya, sehingga kita bisa berperan melindungi dan menjaga populasi hewan di Kalbar,” ujar Ketua Kocak, Sandi Saputra, Jumat (12/10).

Dalam kesempatan itu, Sandi mengungkapkan, hal yang tak kalah penting sehingga berdirinya komunitas ini adalah bagaimana kocak dapat menjadi wadah yang bisa menyatukan masyarakat, khususnya bagi yang memiliki hobi memelihara hewan di Kota Pontianak.

Apalagi masyarakat Kota Pontianak bisa menjumpai komunitas ini dalam kegiatan gathering yang sudah kerap kali dilakukan. “Kita sering melakukan edukasi kepada masyarakat dengan melakukan kegiatan gathering. Dalam kesempatan itu, kita  membawa beberapa hewan yang unik dan lazim untuk dipelihara. Seperti jenis hewan seperti burung hantu, kucing, musang, iguana, ular dan kalajengking,” ungkapnya.

Dalam kegiatan gathering tersebut hewan-hewan tersebut akan disosialisasikan kepada masyarakat bahwa keberadaan mereka sejatinya tidak berbahaya.

“Kita sosialisasikan serta ada tanya jawab, sehingga masyarakat dapat mengetahui cara penanganan hewan tersebut. Apabila ketemu dilingkungan mereka dan tidak serta merta membunuh,” tuturnya.

Sandi menegaskan, hewan-hewan yang mereka pertunjukan tersebut semuanya adalah hewan yang tidak dilindungi. “Sehingga kita juga turut menyosialisasikan kepada masyarakat terkait hewan apa saja sih yang sebenarnya dapat dipelihara,” ulasnya.

Sekadar diketahui bahwa saat ini Komunitas Kocak sedang melakukan kegiatan briding atau mengawinkan hewan milik komunitas untuk dikembangbiakan.

“Kita sekarang juga coba mengembangkannya. Yaitu kegiatan briding (mengawinkan) beberapa hewan guna dikembangbiakan. Hasilnya ada beberapa hewan yang sudah berhasil. Seperti sugar glider, kalajengking dan ular yang masih dalam proses perkawinan,” ungkapnya.

Selain dikenal pandai serta pemberani dalam menaklukan hewan, komunitas yang beranggotakan 23 orang ini ternyata juga aktif dalam beragam kegiatan sosial di masyarakat.

“Kita memiliki program kegiatan sosial yang setiap tahun kita lakukan. Misalnya setiap bulan Ramadan kami turun ke lapangan minta sumbangan untuk menyantuni untuk anak-anak panti asuhan. Kita juga melakukan kegiatan buka puasa bersama. Itu kegiatan tahunan kita,” terangnya.

Tak hanya itu, komunitas ini juga memiliki kegiatan yang tidak terjadwal yang kerap mereka lakukan. Seperti mengumpulkan bantuan terhadap korban bencana yang terjadi di wilayah Kalbar khususnya dan Indonesia pada umumnya.

“Pengumpulan bantuan bencana juga kita lakukan. Namun tak terjadwal. Melihat kondisi dan situasi ditengah masyarakat. Misalnya saat ini kita rencanakan pengumpulan dana yang akan dilakukan di depan Ayani Mega mall, Minggu (21/10) pagi. Yakni untuk saudara-saudara kita yang berada di Palu dan Donggala yang saat ini masih terkena musibah,” ucapnya.

Bersamaan itu, Sandi berharap komunitas yang baru berdiri dua tahun ini dapat terus berkembang serta mendapat dukungan dari pemerintah. “Saat ini kita belum ada bantuan dari pemerintah. Kita berharap ke depan organisasi ini bisa semakin berkembang serta bisa bekerja sama dengan BKSDA. Hal itu penting guna mendapatkan bantuan khususnya terhadap makanan dan biaya perawatan hewan,” harapnya.

Reporter: Andi Ridwansyah

Redaktur: Andry Soe