eQuator.co.id – SOLO – Timnas Indonesia sempat diragukan bisa menang atas Malaysia dalam laga uji coba di Stadion Manahan, Solo, Selasa (6/9) malam. Hal itu karena persiapan Skuat Garuda dianggap tak cukup panjang.
Memang, pemain-pemain yang tergabung di Timnas ini, baru berkumpul seluruhnya pada 4 September. Setelah menjalani latihan pada 5 September, skuat Garuda kemudian harus bertanding pada 6 September.
Pelatih Timnas Alfred Riedl mengakui, hanya ada dua kali sesi latihan pada Minggu dan Senin. Tapi, kedua sesi latihan itu tak berjalan lama. Pertama, Timnas hanya berlatih efektif sekitar 40 menit. Sementara, latihan kedua hanya setengah jam.
“Untuk bermain di Solo ini kita hanya berlatih 40 menit dan 30 menit. Dengan hasil seperti ini saya kira sudah sangat bagus,” ungkap pelatih asal Austria tersebut.
Meski berlatih bersama selama total 70 menit, Timnas ternyata bisa bermain kompak selama 90 menit. Meski sempat ada sedikit salah komunikasi, tapi secara keseluruhan permainan Timnas bagus sehingga meraih kemenangan 3-0 dari Harimau Malaya, julukan Timnas Malaysia.
Kecewa Pada Wasit
Alfred Riedl sempat mengeluhkan wasit yang tak bisa tegas dengan kasarnya permainan Timnas Malaysia. Alhasil, beberapa kali laga harus terhenti, karena pemain dirawat di pinggir lapangan.
Dari bench Timnas, Riedl bisa melihat betul bagaimana pemain-pemain Malaysia menerapkan gaya permainan yang sangat kasar. Bukan sekadar mengambil bola, tapi ada unsur kesengajaan menyakiti pemain-pemain Indonesia.
“Untuk ukuran uji coba, Malaysia ini bermain sangat kasar. Irfan, Andik (Vermansah) berkali-kali dikasari mereka. Ini di luar perkiraan,” ungkap Riedl.
Pelatih asal Austria itu terang-terangan menegaskan kekecewaannya karena wasit yang memimpin laga tidak bagus, terkesan membiarkan pelanggaran. Itu karena wasit hanya memberikan peringatan, tapi tak terlihat usaha konkrit untuk mencegah pemain Malaysia menghentikan kesalahan yang berulang dilakukan.
“Tentu saja kami kecewa dengan wasit yang tidak melindungi pemain dari ulah kasar seperti itu,” tegas Riedl. (dkk/jpnn)