Sekarang telah berkembang triple helix, yaitu kolaborasi atau kerjasama antara Akademisi (academic), Badan Usaha (business) dan Pemerintah (government), yang dikenal dengan ABG. Sehingga hasil penelitian dapat diterapkan di masyarakat, sesuai kebutuhan, peraturan dan kelayakan baik ekonomis, sosial maupun secara teknologi.
Maulidi Murni, Pontianak
eQuator.co.id – Penjajakan kerjasam tersebut dilakukan Kepala Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Jakarta, Agus Sumaryanto dalam kunjungannya ke Kota Pontianak. Termasuk, mengunjungi kantor Balitbang Kalbar. Kunjungan ini, terang Agus, sekaligus untuk silaturahmi terkait akan dilaksanakannya seminar dalam waktu dekat bersama Universitas Tanjungpura (Untan), serta menjajaki kemungkinan dilaksanakannya kolaborasi maupun kerjasama antara Batan, Untan dan Balitbang.
Kolaborasi akan diawali dengan menggelar seminar nasional yang mengusung tema ‘Peningkatan Nilai Tambah Potensi dan Pengembangan Mineral Radioaktif untuk Energi Baru Dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, Pengolahan Emas yang Ramah Lingkungan (tidak menggunakan bahan berbahaya).’ Selain itu, rencana pendirian Pusat Pengenalan Bahan Galian Komoditas Mineral dan Batubara Provinsi Kalimantan Barat, dan rencana lain yang terdapat dalam program masing-masing. “Balitbangda, Untan melalui Prodi Teknik Pertambangan, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan pengusaha yang sebagian tergabung dalam PERHAPI (Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia, red) akan menjajaki dan mengidentifikasi potensi masing-masing,” ujar Agus.
Kata dia, upaya itu dilakukan untuk menghasilkan suatu produk penelitian yang dapat dimanfaatkan dan diterapkan di masyarakat, khususnya bidang pertambangan di Kalbar. Mengingat Kalbar kaya akan mineral-mineral yang memiliki nilai jual dan diharapkan dapat ditingkatkan nilai tambahnya. Sehingga akan memberikan dampak positif pada kehidupan.
Agus mengungkapkan, dunia penelitian, pengembangan dan perekayasaan telah berkembang pesat, sehingga dapat mampu memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. “Saya melihat Kalbar sangat siap menghadapi revolusi industry. Saya yakin dengan kesiapan ini, Kalbar mampu menyongsong industri 4.0 terkait teknologi di Kalbar,” tuturnya.
Terkait pembangunaan listrik tenaga nuklir , Agus menjelaskan, Kalbar siap mendukung PLTN. Lokasinya sudah dilakukan kajian dan studi tapak di Kendawangan. “Daerah titik PLTN harus selalu dikaji, agar melihat kesiapan lokasi tersebut. Untuk pulau Kalimantan, sejak 1976 kami telah melakukan riset bersama Jerman terkait nuklir, mengingat uranium di Kalbar sangat kaya, apalagi potensi di Kalbar tidak pernah dicuri atau diekspor, sehingga tidak ada alasan untuk menolak pembangunan PLTN,“ imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Wakil Ketua PERHAPI Kalbar, Ir RA Kusumo Ariadi. Dia mengatakan, potensi bahan tambang di Kalbar sangat kaya dan cukup potensi, seperti radioaktif dan mineral logam dan batubara. PERHAPI siap menjalin kerja sama, guna mensukseskan pendirian PTLN. “Kami sanggat mendukung adanya PLTN di Kalbar, terlebih Gubernur Kalbar sangat konsen terkait pembangunan guna memajukan Kalbar. Maka dari itu, kami siap menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah dan swasta. Kami juga berharap dapat menjalin kerja sama dengan Litbang,” tutur dia.
Kusumo Ariadi menambahkan, akan sangat menguntungkan jika di Kalbar memiliki PLTN. Sebab, jika listriknya memadai, hasil pengolahan komoditas tambang akan semakin melimpah.
Sedangkan Kepala Balitbang Kalbar, Agatho Adan sangat mengapreasiasi kedatangan Kepala Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir. Ia berharap, kedepan Balitbang dapat bekerja sama dengan Batan terkait riset di Kalbar. “Tentu banyak hal- hal yang baru yang Balitbang dapatkan dari Batan. Karna beliau memiliki pengalaman dan ilmu – ilmu, sehingga hal ini sangat menguntungkan bagi para pegawai dan peneliti. Kedepan, kami akan mencoba implementasikan apa yang telah beliau sampaikan dan berikan kepada kami,” tutur Agatho.
Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Batan memiliki sumberdaya manusia dan sumber daya lain yang handal. Salah satunya, fasilitas uji yang mampu melakukan pengujian-pengujian, baik unsur, mineral, logam, material dan bahan struktur lain yang digunakan dalam industri pertambangan maupun industri lain.
Editor: Yuni Kurniyanto