eQuator.co.id – Putussibau-RK. Kemarau masih melanda Kabupaten Kapuas Hulu. Potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin besar. Biasanya memasuki September, curah hujan mulai merata.
Hujan yang turun beberapa waktu lalu hanya berintensitas ringan. Mengantisipasi Karhutla, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kapuas Hulu pun turun tangan. MUI mengeluarkan fatwa haram membakar hutan dan lahan.
Fatwa haram dari MUI itu disambut baik Kodim 1206 Putussibau. Pasukan Kodim juga menyatakan siap mencegah terjadinya Karhutla di wilayahnya.
Komandan Kodim (Dandim) 1206 Putussibau, Letkol Kav Budiman Ciptadi mengatakan, adanya fatwa haram untuk pembakar hutan dari MUI, semestinya lebih dimengerti oleh masyarakat. Terutama tentang dampak yang diakibatkan dari kebakaran lahan dan hutan. Fatwa haram dari MUI juga mempertegas kebijakan pemerintah atas larangan membakar hutan dan lahan.
“Saya mendukung penuh fatwa MUI yang mengharamkan terjadinya Karhutla. Ini tentu akan terus kami sosialisasikan kepada masyarakat,” tutur Budiman via telepon, Rabu (14/9).
Dandim menyebutkan, Karhutla mempunyai dampak buruk, baik bagi makhluk hidup maupun alam. Pola membakar lahan perlu diubah dengan bijak. Dari pola konvensional mengarah pada cara modern.
“Perlu kesadaran yang tinggi dari masyarakat, tidak lagi membakar lahan. Pola tersebut sudah tidak relefan lagi dengan kondisi saat ini. Kalau dulu mungkin tidak ada pengaruhnya, karena hutan masih banyak,” ucap Budiman.
Saat ini, sedikit saja lahan yang terbakar, dampaknya langsung meluas. Tak hanya dalam negeri, namun mempengaruhi hubungan antarnegara.
“Dampaknya sangat luas, baik segi ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu, juga berdampak terhadap hubungan antarnegara,” tegasnya.
Kodim 1206/Psb sudah melakukan beberapa langkah mencegah terjadinya Karhutla. Diantaranya melalui penyuluhan/sosialisasi tentang dasar hukum, bagi pelaku pembakar hutan dan lahan secara sengaja. “TNI menawarkan salah satu solusi, mendukung dan mensukseskan program pemerintah, yakni cetak sawah,” kata Budiman.
Cetak sawah bisa menjadi langkah awal pencegahan pembakaran lahan. Sekaligus meningkatkan hasil produksi pangan. Sehingga bisa mewujudkan swasembada pangan ke depannya. “Saya meminta program cetak sawah didukung oleh seluruh stakeholder, termasuk petani,” tegasnya. (dre)