KM Haiteri Jaya Karam di Kapuas

13 Nelayan Diselamatkan Doa Ibu

TENGGELAM. Kapal Nelayan KM Haiteri Jaya asal Pulau Datuk, Kayong Utara tenggelam saat menuju Kota Pontianak, tepatnya di bui 03 Sungkai Kapuas, Selasa (12/9) ACHMAD MUNDZIRIN

eQuator.co.id Pontianak-RK. Kapal Nelayan dari Palau Datuk Kabupaten Kayong Utara karam dan tenggelam di antara Bui Tiga dan Empat Sungai Kapuas menuju Kota Pontianak, Selasa (12/9) pukul 11.00 wib.

Hingga kemarin kapal dengan enam anak buah kapal (ABK) itu masih diupayakan untuk ditarik ke pantai. Evakuasi dilakukan oleh dua kapal nelayan KM Haiteri Jaya. Hingga pukul 15.00 wib kemarin, kapal tersebut masih kandas di Sungai Kapuas.

Walau belum bergerak terlalu jauh dari lokasi karam, kapal ini ditarik perlahan, agar tak mengganggu lalulintas perairan.

Terlihat tim evakuasi terdiri dari Pol Air Polda Kalbar, KP3L Polresta Pontianak. Kepolisian juga berkoordinasi dengan KPLP maupun KSOP. Karena dua KM Haiteri Jaya yang melakukan evakuasi mengalami kendala saat menarik kapal nelayan yang tenggelam tersebut.

Kapolsek KP3L Pontianak AKP Primas D. Maestro beserta jajarannya menuju lokasi tenggelamnya KM Haiteri Jaya. Mereka memastikan kapal tersebut sudah dievakuasi, ternyata ada hambatan. “Saat ini terus dilakukan evakuasi. Kita mendapat informasi kapal ini tenggelam tadi (kemarin) malam, tapi kejadiannya, siang kemarin,” jelas AKP Primas, Rabu (13/9) pukul 12.00 wib.

Memperlancar evakuasi kapal asal Pulau Datuk itu, AKP Primas akan berkoordinasi dengan KPLP dan KSOP. Lantaran kapal yang ditarik saat dilakukan evakuasi itu sudah tidak memungkinkan. Karena sudah tenggelam lebih dari setengah badan kapal. “Mungkin akan diangkat menggunakan crane. Kemudian akan diletakkan di atas tongkang,” jelasnya.

“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam insiden kapal karam ini,” sambung AKP Primas.

Menurut dia, penyebab karamnya KM Haiteri Jaya di perairan Sungai Kapuas, diduga karena kebocoran kapal. Kapal nelayan itu bukan mengalami bocor yang biasa, melainkan bocor besar. Diperparah dengan kerusakan di bagian depan saat karam.

“Terlihat jelas di bagian depan kapal. Walau tidak mengganggu lalulintas perairan, secepatnya akan kita evakuasi. Kita prediksikan sore ini (kemarin) kapal tersebut sudah dievakuasi,” tegasnya.

Diselamatkan Doa Ibu

Di Kabupaten Sambas, 13 nelayan asal Pemangkat terombang-ambing di lautan Pulau Murek, Kepulauan Riau. Mereka merupakan nelayan yang juga AKB KM Sumber Cahaya yang karam dan tenggelam dihantam ombak besar di laut lepas.

Belasan nelayan itu diselamatkan awak KM Doa Ibu yang juga nelayan asal Paloh, Sambas.

Kapolres Sambas AKBP Cahyo Hadi Prabowo, SH, SIK melalui Kabag Ops Kompol Jajang, S.Kom mengatakan, setelah kurang lebih lima jam terombang-ambing di lautan Pulau Murek Kepulauan Riau, 13 nelayan KM Sumber Cahaya asal Pemangkat akhirnya diselamatkan KM Doa Ibu.

“Menurut keterangan nakhoda KM Sumber Cahaya, Gustianto, kapal motor yang dia bawa berlayar berangkat dari Pemangkat pada hari Senin tanggal 11 September 2017 sekitar pukul 20.00 wib. Mereka menuju daerah Keredau, Natuna Kepulauan Riau untuk mengambil peralatan tangkap ikan,” kata Kompol Jajang, Rabu (13/9).

Saat pelayaran menuju lokasi, cuaca tidak mentu. Selasa (12/9) pukul 04.30 wib tiba-tiba badai datang dan gelombang besar menghantam bagian belakang kapal. “Kapal yang dinakhodai Gustianto ini tenggelam,” tuturnya.

Bertahan hidup dan menunggu bantuan, rombongan 13 nelayan menggunakan pelampung pukat. Setelah mengapung sekitar lima jam di laut, sekitar pukul 09.00 wib, KM. Doa Ibu yang dinakhodai Jurianto saat itu sedang mencari perangkap ikan/bubu di sekitar lokasi. Dia melihat rombongan yang sedang terapung-apung di permukaan laut dan langsung menyelamatkannya. “Mereka kemudian dibawa kembali ke Pelabuhan Mentibar Kecamatan Paloh,” ungkap Kompol Jajang.

Kata Kompol Jajang, 13 nelayan tersebut kemudian dibawa oleh nelayan Paloh ke rumah warga di Desa Mentibar. Mereka adalah Nahkoda, Gustianto, 50, asal Selakau, Ewan, 21, asal Semparuk, Amat, 46, asal Selakau Timur, Nastari, 38, asal Sembiring Hilir, Sukri, 18, asal Semparuk, Iwan, 37, asal Pemangkat, Simon, 37, asal Pemangkat, Hakmat, 52, asal Semparuk, Karnodi, 48, asal Semparuk, Rajab, 48, asal Semparuk, Pinda, 28, asal Pemangkat, Supardi, 16, asal Semparok serta Hasrul, 18, yang merupakan Siswa Magang SUPM Negeri Pontianak asal Pinang Merah. “Tadi (kemarin) malam mereka ditempatkan di rumah Khairudin yang merupakan kepala Dusun Sungai Simpur, Desa Mentibar, Kecamatan Paloh,” jelas Kompol Jajang.

 

Laporan: Achmad Mundzirin, Sairi

Editor: Hamka Saptono