Khitan itu Sehat

KHITAN. Dokter sedang melakukan mengkhitan atau menyunat seorang anak di Sanggau, Jumat (26/2). Darmansyah Dalimunte-RK.

Sanggau-RK. Setiap laki-laki haru dikhitan (sunat) harus dilaksanakan, bukan hanya karena alasan diwajibkan agama, khususnya Islam. Tetapi juga karena sangat bermanfaat untuk kesehatan.

“Melalui khitan, seorang anak sejak dini diajarkan mengenai pentingnya kesehatan dan kebersihan badan, terutama alat kelaminnya,” ujar Ahsanul Huda, Perawat di Kamar Opersasi ketika berbincang-bincang dengan Rakyat Kalkbar di kediamannya, Jumat (26/2).

Dia menjelaskan, khitan merupakan proses pelepasan kulup atau kulit ujung yang menyelubungi alat kelamin pria. “Di tempat kita , umumnya proses ini dilakukan saat bocah menduduki Sekolah Dasar,” kata Ahsanul.

Bagi pria, kata Ahsanul, khitan berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat proses pembersihan fisik. “Membuat pria lebih mudah membersihkan alat kelaminnya. Agar terhindar dari berbagai penyakit,” jelasnya

Bagi pria yang tidak khitan, maka kotorannya akan menumpuk di dalam kulit pembungkus alat kelamin. Hal ini menyebabkannya rentan terhadap serangan penyakit.

Ahsanul menjelaskan, bagian kulit ujung alat kelamin pria merupakan tempat tumbuhnya banyak bakteri. “Jika tidak dikhitan, pria berisiko menderita inflamasi yang berujung pada berbagai masalah kesehatan. Termasuk kanker alat kelamin,” paparnya.

Umumnya, kata Ahsanul, terdapat tiga teknik khitan yang paling sering digunakan. Pertama, Dorsumsisi, yakni teknik konvesional dengan mengunakan gunting untuk memotong kulit ujung alat kelamin pria.

Kedua, Laser (Electric Cauter), yaitu pemotongan kulit ujung alat kelamin pria dengan elemen panas dari kawat atau logam yang dialiri listrik. Terbaru, Ketiga, dengan Klem, yakni tabung plastik khusus dengan ukuran berbeda-beda sesuai ukuran alat kelamin pria.

“Kulit ujung alat kelamin pria dipotong melingkar dengan pisau bedah setelah klem terpasang. Klem tersebut akan tetap terpasang pada alat kelamin hingga luka mengering sekitar tiga hingga enam hari kemudian. Setelah luka mengering, klem akan dilepas,” tutup Ahsanul. (cok)