eQuator – Sanggau-RK. Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sanggau, Yohanes Ontot membuka secara resmi Musyawarah Adat (Musdat) DAD Sanggau di Hotel Emerald, Kamis (19/11) pukul 09.00.
Pada kesempatan itu, Ontot mengatakan kemajemukan merupakan kenyataan sosiologis dan sejarah yang harus dipelihara keberlangsungannya. “Hukum adat adalah hukum normatif, yakni adat yang mengandung sifat hukum,” katanya ketika membuka acara itu.
Dalam perkerbangannya, masyarakat hukum adat dan norma-norma hukum adat yang ada di dalamnya berkembang dinamis, sejalan dengan perkembangan zaman. “Pepatah lama mengatakan bahwa Tidak Lekang Kena Panas dan Tidak Lapuk Kena Hujan dalam kenyataannya telah mengalami perubahan. Selamanya masyarakat hukum adat akan tetap ada, walaupun keberadaan mereka akan terus bersifat dinamis sejalan dengan perjalan dengan perjalanan waktu. Karena itu, kesatuan masyarakat hukum adat diakui dan dihormati, sepanjang masih hidup,” jelasnya.
Pria yang juga menjabat Wakil Bupati Sanggau ini juga menjelaskan beberapa hal. Pertama, anggapan masyarakat Dayak masih identik dengan ketertinggalan. Seperti ketertinggalan di bidang pendidikan, ekonomi, informasi dan bidang lainnya, utamanya masyarakat Dayak yang berada di pedalaman. Kedua, pembenahan organisasi dan administrasi lembaga adat yang ada.
“Ketiga, berkaitan dengan kegiatan dan usaha-usaha perekonomian yang masuk ke wilayah adat, saya mengharapkan agar saudara-saudara selalu berkoordinasi dengan pihak swasta dan pemerintah setempat,” lanjutnya.
Keempat, ia mengimbau untuk turut serta membantu pemerintah dalam rangka menyukseskan pendataan penduduk yang saat ini sedang berlangsung dengan memberikan data yang benar, jujur, tepat dan terarah, agar sanggau maju dan terdepan.
“ Adat harus sesuai dengan perkembangan zaman, karena kebudayaan merupakan jati diri kita,” pungkasnya. (KiA/Jimi-Humas)
