Ketinggian Air Hingga Leher Orang Dewasa

Hujan Terus-menerus, Kalbar Darurat Banjir

TIDUR DI MEJA. Seorang anak warga Desa Hilir Kantor Kabupaten Landak tidur di atas meja akibat banjir, Sabtu (13/1) malam. Antonius-RK

eQuator.co.idKalbar-RK. Hujan yang terus menerus mengguyur Kalimantan Barat mengakibatkan beberapa kabupaten diterjang banjir. Akibatnya ratusan rumah warga di berbagai daerah terendam, Minggu (14/1).

Di Kabupaten Sekadau, puluhan rumah warga di Kecamatan Nanga Mahap dan Nanga Taman terendam. Banjir menyusul hujan deras yang melanda sebagian besar wilayah Sekadau sejak Sabtu (13/1).

Di Kecamatan Nanga Mahap banjir merendam beberapa desa. Terparah terjadi di Dusun Tanjung Desa Nanga Mahap.“Saat ini ketinggian air bervariasi, mulai selutut, sepinggang, hingga seleher orang dewasa. Malahan di daerah rendah lebih dalam lagi,” ujar Ketua Tim Desa Siaga Bencana (Destana) Nanga Mahap, Kurniawan Sunardi kepada Rakyat Kalbar, Minggu (14/1) siang.

Banjir terjadi akibat luapan anak Sungai Sekadau dan Sungai Mahap. Debit air meninggi pasca Mahap dan sekitarnya diguyur hujan lebat sejak Sabtu petang (13/1). Akibat luapan kedua anak sungai itu, warga yang rumahnya berada di pinggiran sungai pun terendam. Akses jalan juga terendam sehingga melumpuhkan aktivitas warga. “Sekarang ketinggian air masih terus meninggi,” papar Adi, sapaan Kurniawan Sunardi.
Pihak Destana Nanga Mahap pun tidak tinggal diam. Mereka terus memonitoring banjir dengan menggunakan perahu karet dan peralatan penanggulangan banjir lainnya. “Sekarang kami masih di lapangan,” ucapnya.

Destana Nanga Mahap juga terus berkoordinasi dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Sekadau. Warga juga diimbau untuk waspada ancaman banjir yang lebih besar lagi.

Selain di Desa Nanga Mahap, banjir juga merendam Desa Lembah Beringin, Kecamatan Nanga Mahap. Tak kurang 10 rumah warga terendam.

“Di daerah kita sih tidak terlalu parah. Cuma memang ada rumah yang terendam,” kata Rida Hamdani, Kepala Desa Lembah Beringin kepada Rakyat Kalbar via selulernya.

Kata Rida, banjir di daerahnya terjadi karena air Sungai Kemarau meluap. “Sekarang ketinggian air masih bertahan. Sementara belum ada warga kita yang mengungsi,” tukas Rida.

Selain di Nanga Mahap, banjir juga merendam sejumlah desa di Kecamatan Nanga Taman. Banjir di Nanga Taman merupakan banjir yang terjadi akibat kiriman air dari Nanga Mahap.

BPBD-PK Sekadau membenarkan terjadinya banjir di Kecamatan Nanga Mahap dengan Nanga Taman. Lebih dari 2 ribuan warga terdampak banjir.

“Untuk rumah, total ada 71 yaang terendam,” kata Kepala Pelaksana BBD-PK Ir Akhmad Suryadi MT Sekadau kepada wartawan via pesan elektroniknya, kemarin.

Berdasarkan data dari BPBD-PK Sekadau, sedikitnya ada 6 desa di Kecamatan Nanga Mahap yang terendam banjir. Sementara di Nanga Taman, ada lima desa yang terendam banjir.

“Ketinggian banjir bervariasi mulai dari 20 CM hingga 150 CM. Tim kita di lapangan masih melakukan monitoring,” imbuhnya.

Akhmad menjelaskan, banjir terjadi karena hujan deras mengguyur sejumlah daerah di Sekadau. Daerah-daerah yang terkena banjir relatif berada di pinggir sungai atau di lintasi sungai-sungai besar dan kecil.

Selain meredam rumah warga, banjir juga membuat warga terdampak. Total ada 2.579 warga yang merasakan dampak banjir tersebut.

Warga itu tersebar di beberapa daerah di Kecamatan Nanga Taman dan Nanga Mahap. Beruntung belum ada kaporan korban jiwa dan belum ada warga yang dilaporkan harus mengungsi.

Hujan dengan intensitas tinggi di Kabupaten Landak beberapa hari terakhir ini juga menyebabkan terjadi banjir bandang. Banjir terutama terjadi di daerah dekat aliran sungai hingga ke rumah pemukiman warga yang di dataran rendah. Belum ada korban jiwa dari peristiwa banjir, namun masyarakat banyak yang mengalami kerugian material. Khususnya, petani mengalami kerugian karena sawah banyak yang rusak.

Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Landak, banjir terjadi sejak Jumat. Pertama, banjir bandang di Desa Pahokng dan Desa Tunang Kecamatan Mempawah Hulu. Akibat banjir tersebut banyak sawah yang rusak. Banjir juga di Desa Sebangki Kecamatan Sebangki. Banjir di dua kecamatan ini tidak berlangsung lama.

“Tidak ada korban jiwa, pada saat itu air dengan ketinggian 20-80 cm di jalan raya. Sedangkan untuk kerugian material belum bisa diketahui,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Landak, Banda Kolaga, Minggu (14/1).

Banjir juga terjadi di daerah bantaran sungai Ngabang. Tepatnya di pemukiman penduduk yang berada di belakang Puskesmas jalur Dua Ngabang. Banjir yang terjadi pada malam hari itu membuat masyarakat setempat harus bersusah payah mengangkujt perabot rumah tangga supaya tidak terendam. “Banjir pada malam hari, siangnya sudah kering, kondisi warga sudah aman,” katanya.

Sementara di Dusun Pesayangan Desa Raja, Dusun Steger Pulau Bendu Desa Hilir Tengah dan Dusun Tanjung Desa Hilir Kantor, air masih merendam rumah warga. Ketinggian air hingga naik ke jalan raya.

“Kami mengimbau kepada masyarakat yang rumahnya di dekat bantaran sungai Ngabang, sungai Landak, sungai Menyuke, sungai Meranti, sungai Mempawah Hulu dan sungai Kuala Behe, agar berhati-hati menyiapkan diri untuk mengantisipasi datangnya banjir,” pesan Banda.

Kepada seluruh anggota BPBD Landak, Banda berpesan agar selalu standby dan peralatan kebencanaan disiagakan. “Sebab kondisi cuaca beberapa hari terakhir ini cukup ekstrim, dan kita semua harus waspada dan siap,” tegas mantan Kepala Satpol PP Landak ini.

Warga terpaksa tidur di atas meja bersama anaknya. Sebab tempat tidur yang biasa digunakan terendam. “Hujan seharian kemarin menyebabkan rumah kami terendam, anak dan istriku terpaksa harus tidur di atas meja,” ujar warga Desa Hilir Kantor, Yusuf, Minggu (14/1).

Dikatakannya, banjir terjadi sekitar pukul 20:00 WIB. Lantaran air sampai ke dalam rumah, dia pun bergegas mengemas barang-barang untuk dinaikan ke atas. “Jadi untuk sementara anak dan istriku tidur di atas meja, sambil menunggu siang. Syukurlah siang air sudah surut,” kata Yusuf.

Kepungan banjir juga terjadi di Kabupaten Bengkayang. Setelah menghantam Kecamatan Sungai Betung, Kecamatan Samalantan dan Kecamatan Lumar, Sabtu (13/1), banjir kini menghantam Kecamatan Ledo. Luapan air ini akibat hujan yang turun sejak pukul 08.00 Wib hingga 17.00 Wib.

Personel Polsek Ledo langsung turun memantau seraya memberikan imbauan kepada masyarakat.  Dari hasil monitoring, curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai Sambas Ledo meluap. “Mengakibatkan Pasar Lama Ledo, Kruing, Tanjung dan Kampung baru Desa Lesabela Kecamatan Ledo Bengkayang mulai banjir dengan ketinggian 30-50 cm. Air terus naik, karena hujan masih turun,” jelas Kapolsek Ledo IPDA Maju Kenedy Siregar SH kepada Rakyat Kalbar, Sabtu malam (13/1)

Pihak kepolisian kemudian melakukan koordinasi dengan Kades Lesabela untuk mendatangi titik lokasi banjir. Untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan negatif, polisi mengimbau masyarakat agar tidak berada di lokasi air yang mengalir deras serta selalu waspada untuk menghindari terjadinya banjir yang lebih besar. Ketinggian air diperkirakan akan terus naik, lantaran saat ini hujan masih turun. “Warga yang rumahnya kerap banjir agar mengungsi ke tempay yang lebih tinggi,” imbau Kapolsek.

 

Laporan: Abdu Syukri, Antonius, Kurnadi

Editor: Arman Hairiadi