Ketika Jalan Nasional dan Provinsi Seperti Tak Dipedulikan

Merasakan Imbas Kerusakan, Kabupaten Tangani Secara Darurat

TERGELINCIR. Seorang pengendara berusaha mengangkat sepeda motornya yang tergelincir ketika melintasi di jembatan penyeberang darurat di Jalan Lintas Selatan KM 12 Kalis-Putussibau, Sabtu (2/12). Andreas-RK

Kerusakan jalan nasional dan provinsi yang tak segera ditangani, membuat kabupaten serba salah. Kabupaten memperbaiki menyalahi aturan, jika dibiarkan mereka merasakan dampaknya.

Andreas, Putussibau dan Abdu Syukri, Sekadau

eQuator.co.id – Salah satu yang lama dikeluhkan masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu, banjir di Jalan Lintas Selatan, tepatnya di Kilometer 12 Kecamatan Putussibau-Kecamatan Kalis. Karena sampai saat ini belum tertangani. Jika hujan dengan intensitas tinggi atau air pasang, jalan nasional tersebut kerap menyulitkan akses masyarakat.

Banjir di Jalan Lintas Selatan KM 12 hingga saat ini masih terjadi. Kendati beberapa hari terakhir curah hujan berkurang, debit air yang menggenangi tersebut masih tetap tinggi. Sabtu (2/12), air menggenangi jalan hingga selutut orang dewasa sepanjang 70 meter.

Masyarakat cukup kesulitan ketika melintasi ruas jalan tersebut. Beruntung, kiri kanan jalan tergenang sudah ada jembatan alternatif untuk kendaraan roda dua. Jembatan itu dibangun secara swadaya oleh masyarakat untuk memudahkan pengendara sepeda motor lewat. Jembatan yang terbut dari kayu tersebut sangat membantu warga ketika akan melintas.

Masyarakat yang tergerak hatinya terus berpartisipasi membenahi agar jembatan penyeberangan darurat itu bisa dilalui. Termasuk jajaran Polsek Kalis, rutin ikut terlibat dalam memelihara jembatan dengan mengganti sebagian papan yang mulai bergeser maupun rusak.

Kendati dibangun jembatan darurat, pengendara sepeda motor tetap harus berhati-hati. Selain tidak lebar, jembatan licin. Bahkan kemarin ada sepeda motor sempat tergelincir saat meniti jembatan.

“Maka kalau saya pas bawa barang, sepeda motor diseret aja lewat jembatan ini. Untung ada jembatan, sehingga motor dan barang yang kita bawa aman dari air,” ucap Anton, warga Kedamin.

Namun bagi kendaraan roda empat tak ada pilihan selain harus menerobos banjir. Namun, pengemudi harus tetap berhati-hati ketika menerjang banjir, karena terdapat dua lobang yang cukup dalam. Bahkan sebelumnya di lokasi itu truk bermuatan Sembako sempat tumbang. “Kami lewat waktu air dalam kemarin sempat mogok, karena mobil kemasukan air,” tutur Karyadi, warga Sintang ketika melintas hendak menuju Putussibau.

Banjir di KM 12 Jalan Lintas Selatan sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Bahkan mulai parah ketika kiri kanan jalan dikeruk parit yang tanpa dibuat saluran pembuangan. Alhasil ketika musim penghujan seperti sekarang, air meluap menggenangi jalan.

Sebelumnya pihak Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) Wilayah Kerja III (BBPJN Banjarmasin) Provinsi Kalbar juga sudah meninjau ruas jalan KM 12 tersebut. Pemerintah berencana melakukan pengukuran jalan yang terkena banjir. Kemudian melakukan perhitungan untuk solusi kedepan. “Kami turun ke sini untuk ngukur dulu,  dan menghitung untuk penanganan kedepan,” ujar Tasmono, perwakilan Satker PJN Wilayah III di lokasi.

Karena keterbatasan anggaran, PJN Wilayah Kerja III belum bisa segera memperbaikan Jalan Lintas Selatan KM 12 tersebut. “Tahun ini mungkin tidak bisa pengerjaannya,” ucap pria yang juga Pejabat Pembuat Komitmen Jalan Nanga Semangut-Tanjung Kerja, Putussibau-Nanga Erak itu.

Namun, langkah penanganan secara darurat juga sedang dibicarakan dengan Kementerian PU dan pihak terkait lainnya. Penanganan tersebut juga perlu perhitungan rill di lapangan. “Kita hitung dulu apakah pembuangan genangan dari kilometer 12  dekat ke sungai Bika atau ke sungai Sampak,” jelas Tasmono.

Lantaran penanganan secara darurat juga belum terlaksana, masyarakat yang rutin melintasi jalan tersebut memang melihatnya sebagai persoalan serius. “Kami setiap hari lewat dari Kalis menuju Putussibau, mau tak mau kalau sudah ada urusan tetap diterobos,” ungkap Asun, warga Kalis.

Asun berharap pemerintah bisa melakukan penanganan sesegera mungkin. Terlebih Desember diprediksi intensitas hujan cukup tinggi. Jika tak segera ditanganidapat menghambat arus transportasi, terutama dalam memasarkan produk pertanian dan perkebunan masyarakat ke Putussibau.

Tak adanya penanganan yang segera ini juga terus menjadi sorotan sejumlah legislator di Kapuas Hulu. Anggota DPRD Kapuas Hulu Januar meminta ruas jalan tersebut ditangani segera. Sebab rawan terjadi kecelakaan lalu lintas, karena di genangan terdapat dua lobang yang cukup dalam. “Kalau tidak diantisipasi dengan penimbunan, mungkin kendaraan roda empat terutama, tidak bisa lewat lagi. Karena kiri kanan ada lobang,” tuturnya.

Menurut Politisi Partai Golkar ini, jangan sampai ruas jalan tersebut putus. Makan akan berakibat tersendatnya pasokan bahan kebutuhan pokok di Putussibau. “Maka itu yang perlu ditangani. Jadi sekarang kalau kita  lewat itu harus di pandu supaya tidak masuk lobang,” ucap Januar.

Anggota DPRD Kapuas Hulu Firamli memberi masukan agar pada 2018, penanganan ruas Jalan Lintas Selatan KM 12 itu segera dilakukan. “Karena sangat menggangu kelancaran arus lalu lintas masyarakat,” pintanya.

Sebelumnya, Bupati Kapuas Hulu AM Nasir mengatakan, kendati jalan tersebut status jalan nasional, Pemda tetap akan melakukan upaya. Termasuk melalui dinas teknis intensifkan koordinasi dengan kementerian terkait di pusat.

“Kemudian waktu kunjungan kerja Anggota Komisi V DPR RI juga hadir lengkap Dirjend. Kami juga sering kontak ke balai besar pelaksana jalan nasional, namun terakhir saya melihat dalam penanganan ini terkesan lempar tanggungjawab, baik balai wilayah 11 dan balai wilayah sungai,” paparnya.

Nasir berpendapat bahwa untuk penanganan ruas jalan tersebut bukanlah wilayah sungai. Karena bukan merupakan daerah aliran sungai. “Cuma ini teknis, seperti parit kiri kanan sebelumnya itu di gali, tapi tidak ada pembuangan, sehingga air tergenang. Padahal dulu banjir daerah teersebut paling sesaat, tapi sekarang malah berlangsung lama. Cuma dalam hal ini kita tidak menyalahkan siapa- siapa,” ucap bupati.

Menurut informasi bahwa jalan tersebut akan ditangani menggunakan anggaran tahun 2018 setelah proses lelang. Hanya saja menurut Nasir, itu terlalu lama. Sedangkan kondisi jalan perlu ditangani cepat karena merupakan akses utama masyarakat dibeberapa kecamatan jalur selatan.

“Paling tidak ada pembuangan air dari parit, apakah ditembuskan sungai Bika atau sungai Sampak. Memang akibat rusaknya ruas jalan tersebut banyak mobil yang macet, kalau nunggu lelang lama. Cuma kita perlu koordinasi,” tegasnya.

Sebelumnya Kadis PU Bina Marga dan SDA Kapuas Hulu Ana Mariana mengatakan, lokasi genangan pada ruas itu memang tengah jadi sorotan masyarakat. Ana menjelaskan, secara teknis, di KM 12 posisinya rendah, sehingga luapan air di daerah lain mengalir ke titik tersebut. Maka hampir satu kilo jalan di KM 12 biasa banjir hingga ketinggian mencapai setengah meter.

“Sebagian masyarakat agak kurang paham, bahwa jalan ini penanganannya bukan di dinas kami. Tapi kami sudah berupaya menyurati pihak PJN, dan membawa ke lokasi,” kata Ana.

Jika di Kapuas Hulu sering banjir, beberapa ruas jalan provinsi di Kabupaten Sekadau dalam kondisi lebur.

Sementara Bupati Sekadau, Rupinus SH M Si memperlihatkan perhatiannya terhadap kondisi infrastruktur di Sekadau yang mengalami kerusakan. Rupinus rela meluangkan waktu bahkan berkubang lumpur memantau perbaikan infrastruktur jalan di Sekadau. Salah satunya Jalan Rawak, Kecamatan Sekadau Hulu yang mengalami kerusakan di KM 3, tepatnya di kawasan Mungguk Ransa, tak jauh dari kantor Camat Sekadau Hilir.

Sabtu (02/12) sore di sela-sela perjalannya ke Rawak, Bupati Sekadau Meski kondisi jalan becek dan berlumpur, Rupinus mau turun dari kendaraannya. Ia pun sesekali memberikan arahan kepada pekerja terkait apa yang perlu dikerjakan.

“Penambalan jalan ini dilakukan pihak swasta,” kata Rupinus kepada Rakyat Kalbar via selulernya.

Meski tidak menyebutkan pihak swasta dimaksud, namun penambalan itu dilakukan atas dorongan Pemkab Sekadau. “Kita melalui dinas terkait meminta pihak swasta membantu melakukan penambalan,” ucapnya.

Jalan yang ditambal itu merupakan ruas jalan provinsi. Namun karena rusaknya cukup parah, Pemkab Sekadau pun harus mengambil jalan pintas melakukan penambalan.

“Kalau nunggu provinsi, lama. Jadi ini kita tambal dulu, biar kerusakan tidak semakin parah,” jelasnya.

Penambalan dilakukan dengan menggunakan material pasir batu. Langkah ini dilakukan agar masyarakat nyaman dalam berlalu lintas, mengingat kendaraan yang melintas di jalur tersebut cukup padat.

“Apalagi sekarang mendekati natal dan tahun baru. Anak-anak sekolah juga sebentar lai libur. Jadi kita tambal dulu biar enak dilewati,” tukasnya.

Langkah Rupinus itu langsung direspon positif banyak pihak. “Wah cepat langkahnya pak Bupati. Semoga perbaikan jalan itu menjadi prioritas pemerintah provinsi” kata Hasan, anggota DPRD Sekadau.

Apresiasi juga datang dari Ketua DPRD Sekadau, Albertus Pinus. “Swasta kalau tidak didorong pak Bupati, mungkin tidur,” kata Pinus.

Seperti diberitakan Rakyat Kalbar, Sabtu (2/12), tingginya curah hujan yang terjadi beberapa bulan terkahir, berimbas buruk terhadap infrastruktur jalan di Sekadau. Beberapa titik jalan mengalami kerusakan akibat sering tergenang. Salah satunya ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kota Sekadau di Kecamatan Sekadau Hilir ke Rawak, di Sekadau Hulu hingga ke Nanga Taman dan Kecamatan Nanga Mahap. Beberapa titik jalan di ruas Sekadau-Rawak, sudah banyak yang rusak. Kerusakan tersebut pun dikeluhkan warga.

Aleng, salah seorang warga yang sempat mengeluhkan kerusakan jalan tersebut, merespon positif langkah Pemkab Sekadau. “Ini artinya keluhan kita langsung didengar,” kata Aleng saat dikonfirmasi kembali.

Aleng pun berharap perbaikan permanent segera dilakukan. “Kita minta Pemprov segera melakukan perbaikan permanent lah,” pungkasnya. (*)