Setiap tanggal 8 Maret diperingati sebagai International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional. Kesetaraan gender masih menjadi seruan yang terlontar di seantero dunia. Baik dari mulut ke mulut. Maupun media sosial.
Rizka Nanda, Pontianak
eQuator.co.id – Hari Perempuan Sedunia, Jumat (8/3) diperingati dengan berbagai macam kegiatan ‘berbau’ perempuan. Makna keseteraan gender seperti apa yang diharapkan?. Selain itu, kekerasan terhadap perempuan harus dihentikan, baik fisik maupun seksual.
Kesetaraan gender saat ini bagi Putri Ayunda, 18, belum bisa dikatakan sangat baik. Karena setiap orang hanya ingin dalam posisi yang baik, ketika wanita dilarang bekerja di sebuah instansi.
Banyak wanita yang berkoar-koar, bahwa hal itu melanggar kesetaraan gender. Namun, ketika wanita bekerja sebagai kuli bangunan yang banyak dilakukan oleh lelaki. Wanita pun berkoar, bahwa hal itu sangat tidak etis untuk wanita. “Jadi menurut saya, yang harus didapatkan wanita saat ini adalah menempatkan wanita pada porsinya yang memang mampu dilakukan oleh wanita,” ucapnya.
Dalam hal kepemimpinan. Ia menilai, perempuan juga bisa menduduki posisi pemimpin. Karena posisi seorang pemimpin dapat diduduki karena sifatnya. “Karena memang porsi seorang pemimpin bisa diambil oleh wanita,” tukasnya.
Sementara itu, Mahasiswi Fisip Untan, Rafika Rahmatul Jannah berharap, memperingati Hari Perempuan Internasional, perempuan bisa menempatkan diri sebagaimana mestinya. Tidak boleh kalah dengan perubahan zaman yang makin pesat. “Kemudian juga membiasakan, menyesuaikan, dan mudah beradaptasi pada hal apa pun, agar perempuan tidak dianggap sebelah mata dalam hal apa pun,” tuturnya.