Kesaksian Penumpang Melompat ke Apron

teror bom di supadio
Penerbangan di Bandara Internasional Supadio Kubu Raya sempat terganggu, Senin (28/5) malam. Delay berjam-jam itu dikabarkan lantaran ada seorang penumpang yang berteriak bahwa ada bom.

eQuator.co.idSungai Raya-RK. Mendengar kabar ada bom, penumpang pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 687 tujuan Pontianak-Jakarta panik dan terpaksa melompat ke apron melalui pintu darurat pesawat di Bandara Internasional Supadio Kubu Raya, Senin (28/5) malam. Akibatnya, sebelas orang penumpang dikabarkan mengalami cedera.

Salah satunya Iyan Wijaya. Kepada wartawan Iyan menerangkan, bahwa dia direncanakan terbang dengan duduk di kursi nomor 19 D. Saat mendengar kabar ada bom, pria asal Bandung, Jawa Barat ini bersama penumpang lainnya mencoba menyelamatkan diri. Mereka melompat dari pesawat.

“Pada panik, ada orang buka pintu darurat, terpaksa keluar lewat situ. Saya juga panik, saya terjun dari sayap (pintu darurat). Kaki saya terkilir karena saya pakai sandal. Kaki kanan duluan yang nyentuh tanah,” katanya.

Iyan dan penumpang lainnya yang mengalami cedera, langsung dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) RSAU dr. Mohammad Sutomo, Lanud Supadio. Saat itu Iyan tidak terbaring di ranjang, dia duduk di depan sebuah meja petugas sambil mengisi ulang batrai handphone-nya. Ia lalu berdiri dan mencoba berjalan.

“Mas, tolong ambilkan headset saya di saku tas di atas ranjang. Kaki saya masih sakit kalau dibawa jalan,” katanya tidak sungkan kepada awak koran ini.

Menurut pengakuan pria 29 tahun ini, dia tidak mendengar secara langsung dari orang yang mengatakan membawa bom tersebut. Dia jadi panik karena penumpang lain panik.

“Saya nggak dengar langsung orang yang bilang ada bawa bom itu. Cuma kan ada penumpang lain bilang ada bom. Saya loncat, orang-orang (penumpang lain) sudah ada di bawah,” ujarnya.

Pantauan Rakyat Kalbar, para korban ditangani petugas medis. Ada pula didampingi pihak keluarga dan penumpang lain yang tidak mengalami cedera.

Penumpang lain yang tidak cedera enggan memberikan keterangan terkait insiden itu. Mereka juga tampak sibuk dengan handphone-nya, seperti sedang berkomunikasi dengan karabatnya.

 

Laporan: Ambrosisu Junius

Editor: Ocsya Ade CP