Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Singkawang, Syarif Hadid Al Kadrie, yang lebih dikenal dengan panggilan Amik ini merupakan pengusaha yang bergerak di bidang desain interior.
Apalagi setakat ini, usaha desain interior terbilang cukup menggairahkan kalangan bisnis untuk meraup pundi-pundi rupiah.
Menurutnya, warga Kota Singkawang dan sekitarnya sudah banyak yang paham ihwal desain interior sekaligus menjadi life style untuk rumah maupun perkantoran.
Hal ini berbanding terbalik pada saat awal dirinya merintis usaha desain interior. Dimana, saat itu banyak warga yang belum tahu desain interior. Meskipun sudah ada yang tahu, namun ketika mendengar harga jasa pembuatan desain interior mereka langsung mundur teratur.
Namun kini ketika ditawarkan harga desain interior warga sudah banyak yang paham dan maklum dengan banderol harga yang diberikan.
Bagi pria kelahiran Singkawang ini, Brand “Keraton Design” di bawah bendera CV Sahwa tentunya merupakan ujung tombak untuk mengenalkan desain interior kepada para calon pelanggan.
Usaha yang dirintis Bapak empat anak saat ini bukanlah sebuah warisan, melainkan dirintis dengan cucuran keringat serta jatuh bangun dari beberapa usaha sebelumnya.
Bahkan, dirinya sempat syok saat usaha peternakan ayam miliknya bangkrut akibat penyakit ayam kala itu sehingga dirinya terpaksa harus bekerja dengan orang lain.
Bagaimanakah kisah perjuangannya berjibaku dalam merintis usaha tersebut. Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;
+Bagaimana awalnya Anda membuka usaha desain interior?
-Usaha awalnya membuka desain interior memang agak berat. Karena desain interior masih asing bagi masyarakat. Meskipun ada warga yang tahu akhirnya terpaksa mundur lantaran harganya dianggap mahal. Padahal harga saat itu memang harga pasaran dalam bisnis desain interior.
+Apa motivasi Anda membuka usaha desain interior?
-Motivasi membuka usaha desain interior ini, karena pangsa pasarnya masih luas. Dan warga Singkawang, Bengkayang dan Sambas sudah tertarik dengan desain interior. Baik untuk kediaman rumah mereka maupun perkantoran. Kalau untuk rumah mereka seperti kitchen set.
+Sebelum membuka usaha desain interior, katanya Anda juga membuka usaha sablon?
-Memang usaha sablon masih berjalan. Usaha itu memang saya rintis dari nol saat itu. Bahkan banyak kenangan saya selama merintis usaha sablon yang dirintis sejak tahun 2000-an. Saya pernah tertidur di atas undangan hasil cetakan sablon yang dilakukan secara manual. Karena saat itu tidak ada karyawan, semuanya saya kerjakan sendiri. Mulai dari desainnya hingga proses pembuatannya.
+Anda katanya pernah bangkrut dan terpaksa bekerja dengan orang lain. Bagaimana ceritanya?
-Memang benar dulu saya pernah buka usaha ternak ayam pedaging sekitar 2 tahun. Lantaran saat itu saya tak memiliki ilmu beternak. Lalu ketika panen dua atau tiga kali, seharusnya kandang disterilkan terlebih dahulu, tapi saat itu tidak saya lakukan. Akhirnya sekitar 500-an ayam ternak saya mati terkena penyakit dan saya merugi. Sempat syok sekali, karena modal usaha saya habis dan terpaksa bekerja menjadi staf di perusahaan kontraktor, karena kala itu tidak ada pemasukan.
+Dari cerita itu sepertinya Anda cukup tegar membangun usaha?
-Memang pada dasarnya saya lebih suka berusaha sendiri ketimbang kerja dengan orang lain. Dulu banyak tawaran kerja dari orang, tapi saya memilih membuka usaha sendiri. Alhamdulillah, usaha saya berkembang dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
Motto hidup saya, seorang sukses belum dikatakan hebat apabila belum pernah jatuh bangun dalam membuka usaha.
+Katanya Anda membuka usaha dari nol. Berarti Anda dapat modal dari mana?
-Saya mendapatkan modal dari usaha-usaha yang saya rintis sebelumnya. Setelah berkembang lalu saya bangun usaha lain lagi. Saat ini juga ada usaha konstruksi serta pengecatan marka jalan. Maklumlah, saya merupakan anak bungsu dari 12 bersaudara dari anak seorang PNS. Jadi harus pandai-pandai mencari hidup sejak kecil.
Reporter: Suhendra
Redaktur: Andry Soe