eQuator – Lantunan ayat Al-Quran yang dibacakan imam saat salat Magrib di Masjid Raya Darusallam, tak membuat Andi takut menjadi “tuyul” yang berkeliaran di masjid.
Disaat jamaah salat magrib sedang sujud, mata Andi tertuju pada tas seorang ibu-ibu yang salat dengan khusyu.
Secepat kilat Andi menghampiri ibu itu dan meraih tas yang ada di sampingnya. Namun Andi terkejut, ketika tangan seorang satpam masjid yang telah mengincarnya memegangi tangan Andi.
Andi tergagap-gagap ketika ditanya. Sembari menunggu ibu itu menyelesaikan salat Magribnya, pemuda berusia 19 tahun itu dikeler ke pos satpam.
Berbagai pertanyaan bertubi-tubi dialamatkan ke Andi yang tak memiliki tempat tinggal tetap itu. Andi tak bisa berkilah, karena pencurian tas yang ia lakukan Kamis (26/11) lalu itu, menjadi bukti kejahatannya.
“Saya belum sempat pegang. Yang memegang tas itu teman saya,” ucap Andi.
Satpam keamanan masjid tak mempercayai pengakuannya, Andi pun selanjutnya dikeler ke Polsekta Samarinda Ilir dengan bukti sebuah tas milik jamaah masjid raya.
Namun kasus ini tak berlanjut, karena pemilik tas yang menjadi sasaran pencurian Andi memilih tak membuat laporan resmi.
“Kata korbannya sebagai efek jera saja,” tutur polisi yang ikut mengamankan Andi.
Meski urung ada laporan resmi mengenai pencurian itu, polisi tetap mengamankan dan memintai keterangan Andi.
“Siapa tahu ada Tempat Kejadian Perkara (TKP) lainnya yang mungkin pernah menjadi sasaran pelaku (Andi, Red), entah itu rumah pribadi maupun tempat ibadah lainnya,” pungkasnya.(oke)
