eQuator.co.id – Koleksi jam tangan sudah jadi hobi seorang wanita yang tinggal di kawasan Bratang Binangun si Sephia 27 tahun. Sayangnya, pasca memiliki anak, ia harus menahan keinginannya karena jatah belanja dan jajan habis duluan untuk beli susu anaknya, Mira berusia 1,2 tahun.
Umi Hany Akasah
Sang suami sebut Donwori, 29, tak habis pikir atas ulah Sephia mengganti susu bayi anaknya. Padahal, untuk mendapatkan Mira, Sephia dan Donwori harus mengikuti program kehamilan yang biayanya mencapai puluhan juta.
“Dapat anaknya sulit. Dimana ada dokter kandungan bagus pasti kami datangi. Program hamil hampir dua tahunan,” kata Donwori di sela-sela talak cerainya di Pengadilan Agama (PA), klas 1A Surabaya, Jawa Timur, Selasa (10/1).
Sampai akhirnya, mereka dikaruniai bayi mungil. Namun dalam kondisi prematur dan alergi. Mira juga pernah operasi usus sehingga ia benarbenar harus konsumsi susu khusus.
Untuk alerginya, susu sapi dan diganti dengan susu nonalergi sejenis susu soya. Susu khusus nonalergi itu bermerek dengan harga kisaran Rp500 ribu per kaleng. Belum lagi untuk susu khusus perbaikan usus yang harganya mencapai Rp700 ribu dengan jangka waktu seminggu habis.
“Jadi memang kami akui, uang habis buat beli susu. Sebulan gaji Rp6 juta buat susu semua. Makan dan saku kerja saya masih dibantu orangtua kami,” jelas pria yang bekerja di kantor pajak itu.