eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Beberapa fasilitas di Kota Pontianak dikotori tindakan vandalisme. Perbuatan tak terpuji ini akan dilaporkan Pemerintah Kota Pontianak ke polisi.
Selain di taman, coretan dilakukan orang tak bertanggung jawab di halte, gapura hingga plang kantor Gubernur Kalbar. Vandalisme
berisi tulisan yang mengecam pertemuan IMF dan Bank Dunia di Bali. Kecaman itu pun berisi kata-kata kasar di saat berlangsungnya pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali.
Plt Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berang dengan adanya tindakan vandalisme tersebut. Menurutnya, perbuatan pelaku tidak bisa ditolerir.
“Saya mendapat laporan ada oknum yang tidak bertanggung jawab mencoret taman. Akan kita selidiki, akan kita laporkan,” tegasnya, Selasa (9/10).
Edi berharap, pelaku mendapatkan sanksi tegas. Mengingat perbuatan perusakan taman merupakan salah satu tindakan pidana. Kedepannya kepada masyarakat ia minta agar melaporkan jika ada oknum yang merusak taman-taman di Kota Pontianak. “Kita cari pelakunya. Ini pidana ini, sudah merusak aset Pemerintah Kota,” ujarnya.
Sebelum diselidiki, pihaknya pertama-tama mendokumentasikan tindakan vandalisme tersebut. Kemudian coretan berupa tulisan tersebut dihapus. “Kepada Kabid Pertamanan saya minta untuk melaporkan ke Polsek Selatan,” kesalnya.
Di taman Ayani, Pemkot Pontianak menyediakan beberapa fasilitas untuk pengunjung. Diantaranya, kawasan bermain skatepark, lapangan mini basket 3 on 3, taman catur, selfie zone, perpustakaan digital, tanaman landscape, bangku taman serta Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Patroli di taman kata Edi sudah dilakukan. Pasalnya, kejadian yang tak diinginkan ini di luar dugaan. Dilakukan saat lengah atau mengambil kesempatan kala tidak ada petugas.
Di track joging ada Satpam. Apakah untuk taman Ayani juga akan ditempatkan Satpam? Menurut Edi, bukan masalah ada dan tidak ada Satpam. Melainkan kesadaran masyarakat terhadap aset dan keindahan fasilitas umum harus diberikan. “Agar masyarakat tidak semena-mena merusak,” ucapnya.
Wali Kota Pontianak terpilih ini menambahkan, masyarakat maupun pengunjung harus bersama-sama menjaga taman yang ada. Kesadaran untuk memiliki kota mestinya ditumbuhkan. Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak merusak fasilitas umum maupun mencoret-coret. “Apalagi dengan kata-kata yang tidak pantas,” imbau Edi.
Sementara Kabid Pertamanan dan Pengembangan Manajemen Sistem Persampahan Dinas PUPR Kota Pontianak, Iskandar menjelaskan, pihaknya sudah menghapus coretan di lantai taman catur. “Hari ini kita bersihkan (coretan), kita juga sudah ada arahan,” ujarnya.
Tindakan vandalisme ini kata dia, dilakukan orang yang tak bertanggung jawab. Kemudian tidak sesuai dengan kaidah dalam mengeluarkan pendapat. Pihaknya akan segera mungkin melaporkan kejadian itu ke polisi. Apalagi di lokasi itu ada CCTV. “Maka dari hasil pantauan CCTV akan ditindak lanjuti sesuai peraturan dan aturan yang berlaku,” tutur Iskandar.
Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Edi Suratman turut mengecam vandalisme tersebut. Tindakan tersebut bukan keterkaitan dengan ekonomi. Teror itu terkait dengan etika, kepantasan, dan sikap orang yang tidak benar. “Itu sikap orang yang pengecut,” lugasnya kepada Rakyat Kalbar.
Ditegaskan Edi, perbuatan itu dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi pertemuan IMF dan Bank Dunia bukan dilakukan di Kalbar, tapi di Bali. Tak sepatutnya kecaman melalui tindakan vandalisme dilakukan di Kalbar. “Kenapa dia harus mengorbankan fasilitas umum di Pontianak,” tanyanya.
Apakah pelaku lupa fasilitas-fasilitas tersebut dibangun menggunakan uang rakyat. Sehingga dicoret-coret seenaknya. “Terlalu jauh kalau dicoret di Pontianak, itu merampot (bohong). Itu saya lihat ada orang yang tidak benar. Saya berharap polisi segera tangkap orang-orang itu,” harap Edi.
Sedangkan Pengamat Ekonomi Untan Pontianak lainnya, Ali Nasrun memiliki pendapat berbeda. Menurutnya, aksi semacam itu juga termasuk dari efek perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Dalam hal itu, lumrah jika berefek sampai ke Indonesia, bahkan Kalbar.
“Karena memang produk yang kita hasilkan juga ada ekspor baik ke China (Tiongkok) maupun Amerika sudah pasti berpengaruh,” tuturnya.
Ali mengatakan, efek perang dagang itu sudah merembet hampir keseluruh aspek. Sampai ke tingkat desa dan usaha kecil menengah. Sehingga yang harus menjadi fokus pemerintah adalah menakar seberapa besar pengaruh perang pedagang itu terhadap perekonomian di Kalbar. Kemudian harus diprediksikan seberapa lama efek perang dagang ini akan dirasakan. “Kemudian ada juga yang mengatakan perang dagang ini karena pertarungan politik,” ungkap Ali.
Kendati begitu, Ali menyatakan Indonesia masih tetap bisa mengendalikan efek perang dagang ini. Dengan jumlah penduduk yang berjumlah 260 juta jiwa, Indonesia masih mampu menjaga stabilitas ekonomi. “Kita juga masih bergabung di dalam negara ASEAN,” katanya.
Menurutnya, para pengusaha juga mampu mengendalikan situasi semacam ini. Karena tidak ada pengusaha yang hanya fokus dalam satu bidang.
“Karena kalau cuma pegang satu begitu bermasalah lalu bangkrut. Jadi kita baik pemerintah maupun pengusaha berupaya untuk mencari jalan keluar,” imbuh Ali.
Terpisah, Kapolsek Pontianak Selatan AKP Dikr Olfandi mengaku telah mendapatkan infomasi terkait vandalisme yang terjadi di wilayah hukumnya. “Iya saya sudah dapat informasi soal itu,” katanya kepada Rakyat Kalbar.
Dia sudah memerintahkan jajarannya untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait aksi yang merusak fasilitas umum tersebut. “Sampai saat ini masih didalami. Nanti kalau sudah ada perkembangan kita akan sampaikan lagi,” tutup Kapolsek.
Wakil Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Forum Komunikasi dan Kerjasama Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (FOKKERMAPI) Wilayah 3 Kalimantan Ongki Armada menuturkan, Indonesia adalah negara demokrasi. Dalam Undang-undang 1945, setiap warga negara berhak mengeluarkan pendapat atau berekspresi. “Itu merupakan salah satu bagian negara yang menganut demokrasi,” tukasnya.
Kendati begitu, bukan dengan cara merusak fasilitas umum. Seharusnya kritikan dilakukan melalui media yang benar. vandalisme merupakan suatu yang salah dan dapat merugikan orang lain. “Oleh sebab itu pihak berwajib perlu mencari pelakunya,” tegasnya.
Menurutnya, mencoret fasilitas umum merupakan sesuatu tindakan atau perilaku tak patut dilakukan warga masyarakat yang paham akan konstitusi. Oleh karenanya, kejadian semacam itu tidak boleh terulang. Apalagi dapat memicu keretakan di Kalbar. Karena perbuatan itu dianggap sebagai bentuk provokasi. “Intinya kritik itu harus dilakukan dengan dan ditempat yang benar,” pungkas Ongki.
Aksi vandalisme kemarin jadi viral. Sebagian masyarakat dibuat resah. Mereka sangat menyayangkan perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab itu. “Kenapa harus merusak fasilitas umum seperti ini,” sesal Indri, warga Kota Pontianak.
Ia berharap polisi segera meringkus pelaku. Biar ada efek jera, pelaku mesti diberi sanksi tegas. “Semoga ketangkap. Biar dihukum dan jera,” harap Indri.
Warga Kota Pontianak lainnya, Rizky juga mengecam aksi vandalisme tersebut. “Saya pikir itu pengumuman, tapi ternyata coretan,” ucapnya.
Meski motif pencoretan ini belum diketahui, ia minta pelaku diberi tindakan tegas. Lantaran perbuatan tak layak tersebut telah merusak pemandangan Kota Pontianak. “Apa lagi itu ditempat umum yang pasti dilihat orang banyak,” ucapnya.
Di lokasi perempatan lampu merah Tugu Digulis, terdapat beberapa CCTV. Diharapkan lewat kamera pengintai tersebut, pelakunya diketahui. “Itu kamera ada, tinggal pantau saja. Saya pikir ini lalainya petugas juga, karena luput dari pantauannya,” pungkas Rizky.
Laporan: Maulidi Murni, Rizka Nanda, Andi Ridwansyah, Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi