Kebutuhan Pokok Melejit, Harga Komoditas Tak Kunjung Membaik

Suriansyah

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pemerintah dinilai gagal membuat hilirisasi produk lantaran telah lama digaung-gaungkan. Padahal langkah ini merupakan salah satu jalan menjawab keluhan komoditas petani yang sejauh ini harganya tidak membanggakan.

“Ini akibat kegagalan pemerintah secara umum, baik Pusat, Provinsi maupun Kabupaten, untuk membangun industri hilir,” cetus H. Suriansyah, Wakil Ketua DPRD Kalbar, Jumat (19/4).

Industri hilir atau yang juga disebut hilirisasi menurut Suriansyah sangatlah penting, mengingat hingga saat ini harga banyak komoditas petani belum memuaskan. Pasalnya apa yang ditanam tersebut dijual mentah tanpa diolah menjadi produk jadi.

“Harga komoditas pertanian di Kalbar yang sangat tidak bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari masyarakat petani,” paparnya.

Harga komoditas yang tidak bersahabat ini dikatakan Suriansyah bukanlah perihal baru, melainkan sudah sejak lama. Bahkan ironisnya pemerintah tahu bahwa hilirisasi produk itu sangat penting, namun realisasinya masih belum tampak.

“Persoalan yang dihadapi petani Kalbar secara umum ini, karena tidak adanya pembangunan industri hilir. Produk mereka hanya dapat dijual saat setengah atau bahkan seperempat jadi,” tuturnya.

Suriansyah menyebut bahwa bukan hanya satu komoditas saja yang harganya tidak bersahabat melainkan hampir seluruh komoditas mengalami hal yang sama. Hanya saja upaya pemerintah dirasa masih belum tampak untuk mengatasi itu semua. “Hampir seluruh komoditas andalan seperti sawit, karet, lada dan lainnya,” tukasnya.

Harga yang tidak bersahabat ini tidak berjalan seiring dengan kebutuhan bahan pokok yang kian melejit. Tidak sebanding dengan hasil kerja petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

“Bayangkan saja, untuk membeli 1 Kilogram beras, para petani sampai harus menjual 5 Kilogram kopra. Begitu pula karet yang 2 Kilogramnya hanya cukup untuk membeli 1 Kilogram beras. Ini sangat parah,” cetusnya.

Saking pentingnya hilirisasi, tambah Suriansyah, dirinya optimis jika telah dibangun maka akan berdampak besar pada pendapatan masyarakat secara luas dan tentu pemerintah turut merasakan perekonomian yang kian membaik. Bahkan sekalipun terjadi guncangan ekonomi atas perang dagang Amerika dengan, pengaruhnya tidak bakal terlalu signifikan dirasakan pemerintah dan para petani.

“Kalau saja pemerintah sukses melakukan hilirisasi, bukan hanya akan mendongkrak harga komoditas, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan yang pada akhirnya meningkatkan perekonomian masyarakat,” katanya.

Suriansyah menjelaskan bahwa tidak ada jalan lain jika ingin melihat petani komoditas di Kalbar ini bisa lebih sejahtera, hilirisasi produk adalah kuncinya. “Kalau kita tidak menggalakkan industri hilir, maka para petani akan selalu menjadi pihak yang dirugikan,” tegasnya.

 

Reporter: Gusnadi

Redaktur: Andry Soe