eQuator.co.id – Putussibau. Kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) jenis anjing di Kapuas Hulu masih terdapat di sejumlah daerah. Bahkan, intensitasnya naik.
Kepala Bidang Peternakan di Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu, Marytiningsih mengatakan, sejak kasus gigitan HPR muncul tahun 2015, memang sempat membuat heboh. Sebab, satu orang meninggal karenanya.
“Kendala saat ini yang kami alami ialah tidak tersedianya dana operasional di lapangan sementara jangkauan lokasi cukup jauh,” terang Maryatiningsih, Minggu (13/8).
Sementara, tercatat pada 5 Juli 2017, gigitan HPR 101 kali. Hingga pantauan 8 Agustus 2017, bertambah 16 menjadi 117 kasus gigitan. Korbannya sama, seorang meninggal. Kini, Maryatiningsih hanya bisa berharap masyarakat lebih waspada dan memiliki kesadaran tinggi.
“Jangan sampai dengan adanya kasus gigitan HPR ini memakan korban lagi seperti yang kemarin di Kecamatan Seberuang,” tambahnya.
Dikatakannya, dalam kasus gigitan HPR ini, sebagian masyarakat masih belum menyadari pentingnya dilakukan observasi terhadap HPR yang mengigit untuk didiagnosa secara klinis, apakah HPR tersebut mengarah ke rabies atau tidak. Soalnya, HPR menggigit langsung dibunuh masyarakat.
“Sisa vaksin anti rabies (VAR) kami saat ini ada 1.259 vial,” tandas Maryatiningsih.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, hingga bulan Juli 2017, stok VAR di sejumlah kecamatan antara lain: Kecamatan Putussibau Selatan 3 VAR, Kecamatan Putussibau Utara 5 VAR, Kecamatan Kalis 2 VAR, Kecamatan Mentebah kosong, Kecamatan Bunut Hulu 5 VAR, Kecamatan Pengkadan kosong, Kecamatan Hulu Gurung kosong, Kecamatan Boyan Tanjung kosong, Kecamatan Seberuang 15 VAR, Kecamatan Semitau 12 VAR, Kecamatan Suhaid kosong, Kecamatan Bika kosong, Kecamatan Embaloh Hilir 2 VAR, Kecamatan Bunut Hilir 3 VAR, Kecamatan Jongkong kosong, Kecamatan Selimbau 2 VAR, Kecamatan Silat Hilir 7 VAR, Kecamatan Silat Hulu kosong, Kecamatan Embaloh Hulu 8 VAR, Kecamatan Batang Lupar 10 VAR, Kecamatan Badau 6 VAR, Kecamatan Empanang 9 VAR, dan Kecamatan Puring Kencana kosong.
Laporan: Andreas
Editor: Mohamad iQbaL