eQuator.co.id – Pontianak-RK. Angeline Fremalco tak kuasa menahan haru di Balai Petitih, kantor Gubernur Kalbar, Senin (22/5). Terutama ketika kakaknya, Karolin Margret Natasa, dilantik sebagai Bupati Landak periode 2017-2022 oleh sang ayah, Gubernur Cornelis.
“Selamat menjalankan tugas, semoga bisa menjalankannya dengan baik, menjalankan amanah untuk mengurus rakyat Kabupaten Landak,” tutur Angeline untuk Karolin usai pelantikan.
Menyaksikan si kakak dilantik oleh gubernur yang juga merupakan ayah kandung mereka, Angel —karib dia disapa disapa— mengungkapkan rasa bangga yang tak terkira. Menurutnya, ketika pelantikan dilaksanakan, telah lahir generasi baru sebagai pemimpin.
“Apalagi ayah kami memanggil kakak sebagai ibu bupati. Semoga masyarakat tidak melihatnya sebagai suatu hal yang negatif, justru hal yang positif. Karena saya percaya dia akan mampu membagi tugas dengan baik. Beliau memang berkompeten untuk menjadi seorang bupati,” paparnya.
Ketua Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP Kalbar ini menyatakan, pencapaian Karolin adalah hasil kerja keras bersama dari partai politik dan seluruh masyarakat. Ia berharap, perjuangan sang kakak tidak berhenti sampai di situ.
“Semoga kedepannya terus berkarya kepada masyarakat Kabupaten Landak, khususnya juga pada masyarakat Kalimantan Barat,” tutur Angel.
Sebagai bungsu, ia sangat dekat dengan sang kakak mengingat usia mereka yang hanya terpaut 1,5 tahun. Bagi Angel, Karolin sosok kakak sekaligus ibu yang sangat penyayang.
Ia mengenang kisah waktu mereka kecil. “Karena saya mungkin bungsu, jadi cengeng. Sering digangguin sama teman-teman, kakak selalu membela saya. Siapa yang gangguin saya dia akan maju duluan,” ungkapnya.
Menurut dia, Karolin punya karakter. “Orangnya tegas. Di sekolah juga sudah menjadi ketua OSIS, jadi emang aktif organisasi dan memang sudah dari dulu kelihatan bahwa beliau sudah bakat menjadi pemimpin,” pungkas Angel.
Gubernur Cornelis yang melantik pasangan pemimpin Landak 2017-2022, Karolin Margret Natasa dan Herculanus Heriadi, pun terlihat tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. “Saya ucapkan selamat kepada bupati dan wakil bupati. Kepada Jakius (Sinyor,red) yang telah menjadi Pj. Bupati Landak selama satu tahun, saya ucapkan terima kasih,” tuturnya.
Kepada Karolin dan Heriadi, pria yang pernah menjabat Bupati Landak dua periode ini juga berpesan agar mereka merawat Pancasila. “Untuk itu, kepada ibu bupati dan wakilnya yang baru dilantik, tolong beri sosialisasi kepada masyarakat. Empat pilar kebangsaan itu harga mati. NKRI sudah final. Gunakan pengalaman mengurus politik di pusat dan manfaatkan pengalaman untuk kepentingan rakyat,” pinta Cornelis.
Ia pun menginginkan kepala daerah Landak yang baru ini tidak mengotak-atik Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang sudah disahkan. Kerjakan saja APBD yang sudah disahkan oleh bupati dan DPRD sebelumnya.
“Nanti di dalam perubahan APBD disesuaikan. Pada tanggal 24 Mei nanti akan ada RPJMD diambil dari Musrenbang. Jangan ngarang-ngarang, nanti baru disesuaikan dengan visi misi kalian,” tegasnya.
Artinya, gubernur berharap mereka bekerja selurus-lurusnya, sesuai dengan aturan. “Jangan lupa ini sumpah (pelantikan,red), supaya tidak keluar dari rel. Nanti bulan Juli kita sudah menyusun rencana kerja selanjutnya, Desember sudah harus ketok palu, Januari kita sudah bisa bayar gaji pegawai. Jadwal itu sudah ditetapkan, jadi jangan mandai-mandai (seenaknya,red),” tukas Cornelis. Ia melanjutkan, saat ini memang sudah waktunya generasi digital. Yang muda menjadi pemimpin.
Kemudian, mengenai isu yang berkembang di masyarakat saat ini, gubernur meminta seluruh masyarakat Kalbar untuk terus mewaspadai berita-berita yang tidak jelas. Kata Cornelis, jangan gara-gara hoaks, tidak percaya pada pemerintah dan negara.
“Banyak yang berkepentingan dengan Indonesia, karena ini negara paling besar di Asia Tenggara, paling kaya. Termasuk di Kalbar, orang tidak punya uranium, kita punya. Itu bisa menjadi bahan pembuat nuklir dan alat elektronik. Makanya, masyarakat kita ini harus cerdas menyikapinya, tak usah takut pakai otak,” tandasnya.
Bupati Landak, Karolin Margret Natasa, sendiri pun tak bisa memendam rasa yang campur aduk dalam batinnya. Dilantik oleh sang ayah yang pernah memimpin Landak, membuat dia merasa punya tanggung jawab moral lebih besar.
“Saya dua kali dilantik oleh presiden. Kemudian satu kali dilantik oleh gubernur yang kebetulan bapak saya sendiri, emm lebih dalem. Karena yang ngomong juga memiliki ikatan emosional dengan kita, sehingga pesan-pesan yang disampaikan itu sangat terasa dan akan terus saya ingat,” ungkapnya.
Karol, sapaan akrabnya, tak menggubris isu politik dinasti yang bisa saja dilekatkan sebagian khalayak kepadanya. Itu, menurut dia, hal wajar dalam demokrasi untuk diperdebatkan. Namun, isu tersebut juga tidak bisa menampik haknya sebagai warga negara Indonesia untuk memilih dan dipilih.
“Nah, oleh karena itu, tugas saya tentu adalah membuktikan bahwa saya berhak (menjadi bupati,red). Intinya, saya dapat menjalankan tugas yang telah diembankan. Jadi, saya tidak mau berpolemik soal itu lebih panjang, tinggal kita kerjakan secara baik tugas dan tanggung jawab kita,” tegasnya.
Ia menuturkan, sebagai kepala daerah, harus berpegang pada aturan yang berlaku. Juga peraturan yang telah ditetapkan oleh bupati sebelumnya.
Di sisi lain, melihat perkembangan situasi Kalimantan Barat sampai hari ini, Karol akan memperkuat penyuluhan dan pembinaan terhadap masyarakat. Sesuai dengan obrolannya dengan staf Menteri Dalam Negeri, Kesbangpol merupakan organ vertikal tetapi hingga saat ini peraturan mengenai lembaga itu juga dikeluarkan.
“Untuk itu, saya berharap kepada pemerintah pusat untuk segera membuat regulasi yang dapat melengkapi Kesbangpol kita sehingga dapat menjalankan kegiatan antisipatif terhadap isu-isu intoleransi dan radikalisme serta terorisme,” paparnya.
Karol kembali menyatakan, program pendidikan dan kesehatan akan menjadi prioritas utamanya. Dalam waktu dekat, ia akan meninjau semua penunjang pendidikan dan kesehatan yang ada di Landak.
“Kita belum tau kondisi di dalam pemerintah daerah, karena saya selama ini berada di luar (anggota DPR-RI). Dan sekarang saya harus memetakan kondisi pendidikan dan kesehatan di Kabupaten Landak”, ungkapnya.
Seperti diketahui, Karol telah menorehkan sejarah baru bagi Kabupaten Landak. Dengan kepercayaan masyarakat, ia merupakan bupati perempuan pertama di sana. Ia menganggap punya tiga tantangan terbesar yang akan dihadapinya.
Pertama menyangkut regulasi. Kata dia, hal ini sangat sulit karena di Indonesia itu saling tumpang tindih. Juga masih sangat bergantung kepada pemerintah pusat.
“Pemerintah daerah banyak maunya, kepala daerah yang bagus-bagus pun mengakui bahwa regulasi itu membuat ruang gerak pemerintah daerah terbatas. Kemudian pendanaan, lalu kondisi geografis,” pungkas Karol.
Sementara itu, salah seorang kepala kabupaten lain menyampaikan harapannya kepada pasangan pemimpin baru Landak itu. “Harapan kita, Kabupaten Landak semakin maju dan sejahtera. Semoga sukses,” tutur Bupati Sekadau, Rupinus.
Laporan : Rizka Nanda, Abdu Syukri
Editor: Mohamad iQbaL