Karnivora Nabati Jadi Penghilang Stres

Dari Festival Holtikultura se Kalimantan 2015

CICIP BUAH. Warga dan sejumlah pelajar tampak menikmati buah segar yang disediakan dalam Festival Holtikultura se Kalimantan di Museum Negeri Kalbar, Sabtu (19/12). ISFIANSYAH

Pernah menyaksikan film animasi yang menampilkan adegan tanaman “monster”, karnivora nabati bersifat ganas yang memakan benda di dekatnya? Nah, satu di antara stand yang terpampang di Festival Holtikutura se Kalimantan 2015 memamerkan sejumlah tipe tanaman pemakan daging tersebut.

Isfiansyah, Kota Pontianak

'STAND MONSTER'. Warga Kota Pontianak, Yopi Kolisen, memamerkan tanaman karnivora yang dipajang di stand miliknya dalam pameran Festival Holtikultura se Kalimantan 2015, di Museum Negeri Kalbar, Sabtu (19/12). ISFIANSYAH
‘STAND MONSTER’. Warga Kota Pontianak, Yopi Kolisen, memamerkan tanaman karnivora yang dipajang di stand miliknya dalam pameran Festival Holtikultura se Kalimantan 2015, di Museum Negeri Kalbar, Sabtu (19/12). ISFIANSYAH

eQuator – Stand milik Yopi Kolisen memang menjadi daya tarik tersendiri dalam event yang digelar di Museum Negeri Kalbar itu. Bukan hanya sekedar melihat-lihat, ada pengunjung yang tak segan-segan merogoh kocek untuk membeli “Sang Monster”.

Venus Flytrap, Sarracenia, Filiformis, dan beberapa jenis lain dari tumbuhan pelahap daging tersebut dipajang Yuping, karib Yopi disapa. Ia mengoleksi jenis-jenis flora karnivora ini sejak 2004, mulai dengan membeli bibit dari seorang hobiis.

Saat ini, Yuping sudah mengoleksi sekitar 100 jenis tanaman pemakan daging yang dikumpulkannya dari berbagai wilayah negara. “Sebenarnya tidak saya jual, hanya koleksi di rumah,” ungkapnya ketika didatangi Rakyat Kalbar, Sabtu (19/12).

Untuk melengkapi koleksinya itu, Yuping barter biji tanaman tersebut dengan sesama penggila “Sang Monster” yang berada di luar Kota Pontianak.  Layaknya seorang kolektor, ia juga hunting ke sejumlah negara.

“Kadang juga saya lihat di internet, ada yang jual saya beli bibitnya,” ujarnya.

Padahal, awal Yuping mencintai hobinya ini karena salah beli tanaman. “Saat itu, niatnya ingin beli tanaman kantong semar, eh ternyata yang dibeli tipe yang benar-benar karnivora,” ucap dia.

Kali pertama membeli indukan flora ini, ia merogoh kocek Rp500 ribu. Yang kemudian dibudidayakan sendiri. “Tidak rumit, tidak perlu pupuk, cukup menjaga ketersedian air saja,” beber Yuping.

Dari koleksi tanaman karnivoranya itu, Sarracenia termasuk yang mahal harganya. Untuk mendapatkannya, juga lumayan rumit. “Karena jenis ini berasal dari Amerika. Meski saya juga ada yang dari Australia, Cina, dan lainnya,” paparnya.

Tanaman karnivora yang tak jamak dikoleksi orang memang membuat Yuping kepincut. “Unik, lain dari yang lain lah. Kan biasanya tanaman dimakan, ini malah memakan. Cocok dipajang di rumah, dan bagi saya tanaman ini dapat menghilangkan stres,” seloroh dia.

Sementara itu, melirik banyaknya peminat Festival Holtikutura tersebut, Pemerintah Provinsi Kalbar akan mulai membangun Holtikultura Park. Kalbar sendiri merupakan salah satu daerah yang ditunjuk Kementerian Pertanian sebagai salah satu pusat buah-buahan nasional.

“Di Holtikultura Park nantinya akan ada buah-buahan sekaligus untuk diekspor juga bisa untuk wisata,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Holtikultura Kalbar, Ir. Haizairin, di halaman Museum Negeri Pontianak.

Menurutnya, fokus program tersebut di wilayah perbatasan. Seperti di wilayah Kapuas Hulu, Sanggau, dan Bengkayang. Tergantung kabupaten mana yang siap duluan.

“Anggaran bisa dari pemerintah pusat, APBD Kalbar, serta dari kabupaten sendiri. Secara bertahap. Daerah yang merespon kita dorong,” terang dia.

Pemprov Kalbar menyediakan lahan sekitar 50 hektar untuk taman hortikultura tersebut. “Tentunya ini menjadi peluang serta salah satu upaya menghadapi MEA. Kita berharap tanaman holtikultura kita mampu bersaing di pasaran,” tutup Hazairin. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.